STRATEGI ADAPTASI EKOLOGI MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI PENCEMARAN LIMBAH PRODUKSI BATIK (Studi Etnoekologi di Daerah Aliran Sungai Setu, Kelurahan Jenggot, Kecamatan Pekalongan Selatan, Kota Pekalongan)
Abstract
Abstrak
Industri kerajinan batik merupakan sumber penghidupan bagi sebagian besar masyarakat Kota Pekalongan. Meskipun demikian, industri kerajinan batik juga telah menyebabkan terjadinya pencemaran sungai. Walaupun sungai-sungai di Kota Pekalongan telah tercemar, namun masih dimanfaatkan oleh masyarakat, salah satunya di DAS Setu di Kelurahan Jenggot. DAS Setu dimanfaatkan oleh masyarakat untuk beragam kepentingan. Kepentingan tersebut terdiri dari tiga kategori, yaitu untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, untuk golek angin, serta untuk membuang limbah. Bentuk pemanfaatan yang dilakukan masyarakat tersebut didasari atas persepsi mereka terhadap DAS Setu. Persepsi masyarakat tersebut meliputi DAS Setu sebagai tempat yang tidak bertuan, peceren, sungai yang sudah tidak normal, dan sumber pencemaran lingkungan sekitar. Persepsi masyarakat tersebut memengaruhi strategi yang mereka lakukan dalam menghadapi pencemaran DAS Setu. Strategi yang mereka lakukan terdiri dari strategi kolektif dan individual.
Kata Kunci : Pencemaran DAS Setu, Persepsi, Strategi Adaptasi Ekologi
________________________________________________________________
Abstract
Batik industry is the living source for most of Pekalongan people. However, the industry also causes the river pollution. Although the rivers in Pekalongan was polluted, the society still use them. One of them is Setu watershed, Jenggot Village. Setu watershed is used by the society for various importances. Those importances are divided into three categories, the first one is to fulfill economics needs, the second one is to have fun which is called golek angin, and the third one is to throw the waste. Those exploiting are based on the society’s perception towards Setu watershed it self. Their perception are such a Setu watershed as territory without owner, dump whose condition is very dirty which is called peceren, the river that was not normal, and problems sources of environment. Those perceptions influence their strategies to face the pollution in Setu watershed. The strategies they do are communal and personal strategy.