MELANGGENGKAN BIMBINGAN BELAJAR DALAM KAPITALISME PENDIDIKAN
Abstract
Artikel ini berusaha mengungkapkan re-definisi peran dan makna bimbingan belajar pada siswa SMA N 1 Bae Kudus, yang turut melanggengkan kapitalisme dalam dunia pendidikan. Hasil penelitian menunjukkan setelah reformasi peran bimbingan belajar ditujukan untuk siswa guna membantu dan mengembangkan diri, sikap dan kebiasaan belajar yang baik serta dapat mengatasi kesulitan belajar, sedangkan peran bimbingan belajar saat ini adalah sebuah layanan yang berorientasi pada bisnis karena adanya anggapan bahwa dari bimbingan belajar siswa dapat mencapai kesuksesan, sehingga melupakan fitrah sekolah dalam membantu siswa menuju kesuksesan. Semuanya dipercayakan pada bimbingan belajar yang memberikan janji bagi siswa yang bergabung di bimbingan belajar tersebut, sehingga memungkinkan peluang bagi kaum kapitalis untuk membuka usaha bimbingan belajar. Alasan siswa SMA N 1 Bae Kudus dalam mengikuti bimbingan belajar adalah adanya kebijakan dari pemerintah yang menetapkan batas minimal nilai UN. Batas nilai UN yang naik setiap tahunnya serta didukung sistem ujian yang dibentuk untuk menghindari kecurangan antar siswa dalam mengahadapi UN, selanjutnya keinginan siswa untuk lolos PTN menambah kuat praktik re-definisi bimbingan belajar. Siswa yang berorientasi pada hasil yang instan sehingga dengan mudah memutuskan untuk mengikuti layanan bimbingan belajar. Disadari maupun tidak ketika masalah ini terus dilanggengkan pada asumsi masyarakat, tidak dapat dihindarkan kapitalisme akan menggrogoti dunia pendidikan. Dunia pendidikan seperti kehilangan rohnya untuk mencerdaskan anak bangsa ketika dalam bimbingan belajar diajari pada proses yang instan dan meyakinkan pada hasil yang maksimal. Masyarakat terhegemoni akan besarnya pengaruh tantangan kapitalisme, memiliki orientasi yang tinggi pada keberhasilan dan kesuksesan yang hanya ditempuh dengan usaha yang instan pula.