Kajian Fenomenologi Dan Karakteristik Batik Pewarna Alam Pesisir Pada Batik Zie Kampung Malon Kota Semarang
Abstract
Sebagai produk kebudayaan tradisi, sesungguhnya dalam membuat batik, pewarna yang melekat dalam estetika batik adalah pewarna alam. Hal tersebut berkaitan dengan makna filosofis pada kehadiran warna alam yang ditampilkan. Namun saat ini nampaknya paradigma masyarakat terkait dengan pewarna alam justru terbalik. Secara umum, masyarakat akan memahami bahwa teknik pewarnaan batik lazim dengan menggunakan pewarna sintetis. Perajin batik di Desa Malon, Gunungpati Kabupaten Semarang mengembalikan kembali tradisi pewarnaan batik dengan menggunakan pewarna alam. Berdasarkan pada uaraian tersebut, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: (1) Faktor apa saja yang berpengaruh terhadap fenomena kehadiran batik pewarna alam pada batik Zie di Desa Malon, Kec. Gunungpati Kabupaten Semarang? (2) Bagaimana karakteristik batik pewarna alam pada batik Zie di Desa Malon, Kec. Gunungpati Kabupaten Semarang? Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Subjek penelitian yaitu Batik Zie sebagai perajin batik pewarna alam di Desa Malom, Kec. Gunungpati, Kota Semarang. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan studi dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Fenomena keberadaan batik Zie Semarang karena terdapat faktor pendukung yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor pembentuk internal mencakupi (1) kultur kebudayaan Jawa (Yogyakarta) yang hadir dalam kehidupan pendiri Zie Batik; (2) kondisi mental pemilik Zie batik yang terbentuk atas dasar falsafah kebudayaan Jawa seperti karakter sabar, ulet, titi dan narima; (3) minat dan motivasi pendiri Zie Batik yang tinggi terhadap dunia kesenian yang terbentuk dari kecil hingga pengalaman bergelut di dunia kerja. Adapun faktor pembentuk eksternal meliputi (1) Situasi dan kondisi arena pasar persaingan produksi batik berdasarkan hostoris pengalaman hidup pendiri Zie Batik dan dinamika perjalanan batik Semarang; (2) Misi pelestarian alam (konservasi) sebagai strategi memberikan nilai beda (branding produk) batik yang diproduksi dibandingkan dengan batik Semarang lain yang ada; (3) Kondisi geografis, lingkungan alam dan lingkungan masyarakt yang mendukung; (4) Strategi segmen pasar khusus yang menjanjikan. Selain itu hasil penelitian juga menunjukkan bahwa motif batik Zie batik telah mencapai nilai estetis yang baik, baik dilihat dari sisi nilai estetis internal maupun nilai estetis eksternal.