Transformasi Budaya Bertani Masyarakat Sedulur Sikep Di Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati
Abstract
Indonesia merupakan negara agraris dengan 88,89% masyarakatnya memiliki mata pencaharian sebagai petani. Pada kegiatan pertanian, mayoritas petani menggunakan pupuk kimia dan pestisida buatan dikarenakan pupuk kimia mempercepat pertumbuhan tanaman dan lebih efisien dibandingkan dengan pupuk organik. Pupuk kimia sendiri sudah mulai dikembangkan di Indonesia sejak program food estate pada zaman presiden Soeharto. Akan tetapi, terdapat petani menolak penggunaan pupuk kimia dikarenakan adanya sistem pertanian yang mereka terapkan. Salah satu petani yang menolak penggunaan pupuk kimia dalam pertaniannya adalah masyarakat Sedulur Sikep di Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati. Masyarakat Sedulur Sikep di Sukolilo Pati memiliki sebuah budaya bertani dalam mengolah lahannya. Namun, seiring dengan berkembangnya zaman budaya bertani masyarakat Sedulur Sikep di Sukolilo Pati mengalami transformasi. Budaya bertani yang awalnya merupakan bentuk representasi kecintaan mereka terhadap alam mengikuti perkembangan zaman. Masyarakat Sedulur Sikep di Sukolilo mulai menerapkan sistem pertanian modern dengan bantuan bahan kimia. Berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan teknologi justru membuat kearifan lokal yang ada mulai hilang eksistensinya. Tentunya transformasi pada pertanian Sedulur Sikep tidak terjadi secara keseluruhan, masih terdapat beberapa aspek yang bertahan dengan nilai kearifan lokalnya. Penelitian ini ingin mengetahui sejauh mana transformasi budaya bertani di masyarakat Sedulur Sikep.