Fenomenologi Pandemi Di Kalangan Santri (Pandangan Santri Pondok Pesantren Durrotu Ahlissunnah Waljama'ah Kota Semarang terhadap Pandemi Covid-19)

  • Afif Farhan
  • Kuncoro Bayu Prasetyo

Abstract

Ditengah gencar-gencarnya kampanye penanggulangan Covid-19 oleh pemerintah dan ketakutan yang terjadi di
tengah masyarakat, justru yang terjadi di beberapapondok pesantren dalam merespon pandemi Covid-19 justru
sebaliknya. Hal tersebut bisa saja terjadi karena santri mempunyai budaya, pandangan, dan sikap tersendiri dalam
merespon pandemi Covid-19. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pandangan para santri terhadap
pandemi Covid-19, faktor-faktor yang melatarbelakangi pandangan tersebut, serta dampak pandangan tersebut
terhadap perilaku kesehatan para santri Pondok Pesantren Durrotu Ahlissunnah Waljama’ah Kota Semarang di
tengah pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teori yang digunakan adalah fenomenologi dan beberapa konsep
tentang sehat dan sakit. Hasil dari penelitian ini mengatakan bahwa santri Pondok Pesantren Durrotu Ahlissunnah
Waljama’ah meyakini bahwa virus Covid-19 datangnya dari Allah SWT. Mereka juga ada yang memandang
Covid-19 dari sudut pandang politik dan medis. Para santri lebih memprioritaskan usaha spiritual dengan
pembacaan sholawat Nariyah sebanyak 4.444x sebagai bentuk doa tolak balak menolak virus Covid-19. Namun
tetap mengadopsi cara penanganan penyakit secara modern. Munculnya pandangan tersebut dilatarbelakangi
oleh faktor; (1) pengaruh nasihat Ulama, Kiai, dan para Habaib terhadap keyakian santri dalam memandang
pandemi Covid-19, (2) background akademik yang ditempuh santri di perguruan tinggi, (3) faktor pengaruh
lingkungan keluarga asal, dan (4) faktor literasi akademik dan media sosial. Hal tersebut berdampak pada sikap
para santri dalam merespon pandemi Covid-19 dengan rileks dan tenang, bahkan ketika terdapat teman yang
tergejala Covid-19 justru dijadikan sebagai bahan guyonan dan gasakan, tidak malah mengucilkannya. Perilaku
kesehatan santri dalam menghadapi pandemi Covid-19 tersebut didasari oleh konsep illness yang mereka yakini,
sehingga Covid-19 dianggap bukan sebagai penyakit medis yang mengkhawatirkan. Namun sampai saat ini sikap
tersebut masih dipandang negatif, sebagai cara yang menyimpang dalam penanganan Covid-19 oleh dunia
modern.

Author Biographies

Afif Farhan

Ditengah gencar-gencarnya kampanye penanggulangan Covid-19 oleh pemerintah dan ketakutan yang terjadi di tengah masyarakat, justru yang terjadi di beberapapondok pesantren dalam merespon pandemi Covid-19 justru sebaliknya. Hal tersebut bisa saja terjadi karena santri mempunyai budaya, pandangan, dan sikap tersendiri dalam merespon pandemi Covid-19. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pandangan para santri terhadap
pandemi Covid-19, faktor-faktor yang melatarbelakangi pandangan tersebut, serta dampak pandangan tersebut terhadap perilaku kesehatan para santri Pondok Pesantren Durrotu Ahlissunnah Waljama’ah Kota Semarang di
tengah pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teori yang digunakan adalah fenomenologi dan beberapa konsep
tentang sehat dan sakit. Hasil dari penelitian ini mengatakan bahwa santri Pondok Pesantren Durrotu Ahlissunnah Waljama’ah meyakini bahwa virus Covid-19 datangnya dari Allah SWT. Mereka juga ada yang memandang Covid-19 dari sudut pandang politik dan medis. Para santri lebih memprioritaskan usaha spiritual dengan pembacaan sholawat Nariyah sebanyak 4.444x sebagai bentuk doa tolak balak menolak virus Covid-19. Namun tetap mengadopsi cara penanganan penyakit secara modern. Munculnya pandangan tersebut dilatarbelakangi oleh faktor; (1) pengaruh nasihat Ulama, Kiai, dan para Habaib terhadap keyakian santri dalam memandang pandemi Covid-19, (2) background akademik yang ditempuh santri di perguruan tinggi, (3) faktor pengaruh lingkungan keluarga asal, dan (4) faktor literasi akademik dan media sosial. Hal tersebut berdampak pada sikap para santri dalam merespon pandemi Covid-19 dengan rileks dan tenang, bahkan ketika terdapat teman yang tergejala Covid-19 justru dijadikan sebagai bahan guyonan dan gasakan, tidak malah mengucilkannya. Perilaku kesehatan santri dalam menghadapi pandemi Covid-19 tersebut didasari oleh konsep illness yang mereka yakini, sehingga Covid-19 dianggap bukan sebagai penyakit medis yang mengkhawatirkan. Namun sampai saat ini sikap tersebut masih dipandang negatif, sebagai cara yang menyimpang dalam penanganan Covid-19 oleh dunia modern

Kuncoro Bayu Prasetyo

Ditengah gencar-gencarnya kampanye penanggulangan Covid-19 oleh pemerintah dan ketakutan yang terjadi di
tengah masyarakat, justru yang terjadi di beberapapondok pesantren dalam merespon pandemi Covid-19 justru
sebaliknya. Hal tersebut bisa saja terjadi karena santri mempunyai budaya, pandangan, dan sikap tersendiri dalam
merespon pandemi Covid-19. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pandangan para santri terhadap
pandemi Covid-19, faktor-faktor yang melatarbelakangi pandangan tersebut, serta dampak pandangan tersebut
terhadap perilaku kesehatan para santri Pondok Pesantren Durrotu Ahlissunnah Waljama’ah Kota Semarang di
tengah pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teori yang digunakan adalah fenomenologi dan beberapa konsep
tentang sehat dan sakit. Hasil dari penelitian ini mengatakan bahwa santri Pondok Pesantren Durrotu Ahlissunnah
Waljama’ah meyakini bahwa virus Covid-19 datangnya dari Allah SWT. Mereka juga ada yang memandang
Covid-19 dari sudut pandang politik dan medis. Para santri lebih memprioritaskan usaha spiritual dengan
pembacaan sholawat Nariyah sebanyak 4.444x sebagai bentuk doa tolak balak menolak virus Covid-19. Namun
tetap mengadopsi cara penanganan penyakit secara modern. Munculnya pandangan tersebut dilatarbelakangi
oleh faktor; (1) pengaruh nasihat Ulama, Kiai, dan para Habaib terhadap keyakian santri dalam memandang
pandemi Covid-19, (2) background akademik yang ditempuh santri di perguruan tinggi, (3) faktor pengaruh
lingkungan keluarga asal, dan (4) faktor literasi akademik dan media sosial. Hal tersebut berdampak pada sikap
para santri dalam merespon pandemi Covid-19 dengan rileks dan tenang, bahkan ketika terdapat teman yang
tergejala Covid-19 justru dijadikan sebagai bahan guyonan dan gasakan, tidak malah mengucilkannya. Perilaku
kesehatan santri dalam menghadapi pandemi Covid-19 tersebut didasari oleh konsep illness yang mereka yakini,
sehingga Covid-19 dianggap bukan sebagai penyakit medis yang mengkhawatirkan. Namun sampai saat ini sikap
tersebut masih dipandang negatif, sebagai cara yang menyimpang dalam penanganan Covid-19 oleh dunia
modern

 

Published
2023-12-01
Section
Articles