ANALISIS KEBIASAAN BERPIKIR KRITIS SISWA SAAT PEMBELAJARAN IPA KURIKULUM 2013 BERPENDEKATAN SCIENTIFIC
Abstract
Abstract
SMP Negeri 9 Magelang has implemented the pilot curriculum 2013 and the students’ habit of critical thinking in science was put as major emphasis. Thinking habits in science  is not automically easy to be implemented, and need some preparations. This study aimed to describe thinking habits of students during their learning. Survey method was implemented during the academic year 2014/2015. The science material learned was physical quantities. Data of the implemented scientific approach in science was gathered by observation sheets and questionnaires. The critical thinking habit in science was measured with questionnaire instrument of critical thinking. The population was all of grade VII students. Sample was collected by convenience sampling technique, and grade VII B class was treated as a research sample. The data was analysed by descriptive methods. Research result showed that the implementation of scientific approach in science procces, on topic ‘physical quantities’ was conducted with syntact as follows : (1) students observed an orange tree picture, continued with reading the words table of physical quantities; (2) students asked a questions about the quantities definition; (3) students did not yet indicate ‘reasoning activities’ (4) students did not yet involved in the experiment activities by student, and (5) students presented their understanding of physical quantities. Student habits of critical thinking was obviously indicated by 65% students (1) conducted repetition when gathering data; (2) used the references when sharing opinions; (3) used the correct practicum tools; (4) carefully interpreted the data related; and by 70% students (1) accommodated the suggestion before giving an agreement (2) took a side in right opinion (3) asked the deep explanation to teachers (4) made the hypotesis more than one. Students presented their open thinking and carefulness in collecting reliable information. The management of science teaching was expected to be focussed on the development of high level thinking capability.
Â
Abstrak
SMP N 9 Magelang telah menerapkan ujicoba kurikulum 2013 dan kebiasaan berpikir kritis siswa saat pembelajaran IPA merupakan penekanan kurikulum 2013. Pembiasaan berpikir pada pendekatan scientific tidak mudah, menantang, dan membutuhkan persiapan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebiasaan berpikir kritis siswa pada pembelajaran IPA sesuai kurikulum 2013 yang menerapkan pendekatan scientific di SMP N 9 Magelang. Metode survei dilaksanakan di SMP Negeri 9 Magelang pada semester ganjil tahun ajaran 2014/2015. Topik IPA yang dipelajari adalah Besaran Fisika. Data tentang penerapan pendekatan scientific dalam pembelajaran IPA dikumpulkan dengan lembar observasi dan angket kerterlaksanaan. Kebiasaan berpikir kritis dalam IPA diukur dengan instrumen kuesioner berpikir kritis. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP N 9 Magelang. Penarikan sampel dilakukan secara convenience sampling dan siswa kelas VII B sebagai sampel penelitian. Data hasil penelitian dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pendekatan scientific pada proses pembelajaran IPA, topik Besaran Fisika berlangsung mengikuti sintak: (1) siswa mengamati gambar pohon jeruk yang dilanjutkan dengan membaca tabel kata-kata besaran fisika; (2) siswa mengajukan pertanyaan tentang definisi intensitas cahaya dan guru menjawab, kemudian guru memberikan pertanyaan definisi besaran; (3) belum terlihat kegiatan menalar saat pembelajaran; (4) belum terlihat kegiatan percobaan yang dilakukan oleh siswa; dan (5) siswa mempresentasikan pemahamannya tentang besaran fisika. Kebiasaan berpikir kritis siswa terlihat jelas, saat 65% siswa (1) melakukan pengulangan saat pengumpulan data; (2) menggunakan referensi dalam berpendapat; (3) menggunakan alat praktikum yang sesuai; (4) menginterprestasi keterkaitan data; dan saat 70% siswa (1) menampung saran sebelum menyetujui; (2) berpihak pada pendapat yang lebih benar; (3) meminta penjelasan lebih lanjut kepada guru; dan (4) membuat hipotesis lebih dari satu. Siswa menunjukkan pemikiran terbuka dan siswa memiliki ketelitian dalam mengumpulkan informasi yang terpercaya. Pengelolaan pembelajaran IPA diharapkan berfokus pada pengembangan kemampuan berpikir tingkat tinggi lainnya.
References
Afrizon R., Ratnawulan, dan A Fauzi. 2012.Peningkatan Perilaku Berkarakter dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas IX MTsN Model Padang Pada Pelajaran IPA-Fisika Menggunakan Model Problem Based Instruction. Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika 1(2012)1-16
Ali M. 1993. Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa.
Amri S & K Ahmadi. 2010. Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam Kelas. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Atsnan MF & RY Gazali. 2013. Penerapan Pendekatan Scientific Dalam Pembelajaran Matematika SMP Kelas VII Materi Bilangan (Pecahan). Dalam: Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika. Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY. Yogyakarta, 9 November 2013. Hlm 429-436.
Apriani, FP. 2014. Pengaruh Penggunaan Model Discovery Learning dengan Pendekatan Scientific Terhadap Berpikir kritis Siswa SMA. MIPA FKIP Pontianak 1-18
Darmawan. 2010. Penggunaan Pembelajaran Berbasi Masalah Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran IPS Di MI Darrusaadah Pandeglang. Jurnal Penelitian Pendidikan Vol.11, No. 2, 106-117.
Duron, R., B Limbach, & W Waugh. 2006. Critical Thinking Framework For Any Discipline. Journal of Teaching and Learning in Higher Education Vol 17, No. 2, 160-166.
Erlangga Y. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan Pendekatan Scientific Dalam Pembelajaran Matematika Pada Siswa Kelas VII MTsN Batu Taba (Skripsi). Padang: Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat.
Fauziah R., AG Abdullah., & DL Hakim. 2013. Pembelajaran Saintifik Elektronika Dasar Berorientasi Pembelajaran Berbasis Masalah. Jurnal INVOTEC Vol. IX, No. 2. 165-178.
Hasruddin. 2009. Memaksimalkan Kemampuan Berpikir Kritis Melalui Pendekatan Kontekstual. Jurnal Tabularasa PPS Unimed Vol. 6, No. 1, 48-60.
[Kemendikbud] Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Liberna H. 2012. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Melalui Penggunaan Metode Improve Pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel. Jurnal Formatif 2(3), 190-197.
Rochmad. 2013. Berpikir kritis dan Kreatif dalam Pembelajaran Matematika. FMIPA Unnes, 1-15.Susilowati. 2014. Kajian Keterampilan Menalar (Associating) da Bertanya (Question) untuk Mendukung Ketercapaian Scientific dalam Implementasi Kurikulum 2013. Makalah disampaikan pada Seminar Nasional IPA V Tahun 2014 dengan Tema Scientific Learning dalam Konten dan Konteks Kurikulum 2013. Semarang: Jurusan IPA FMIPA UNNES. 26 April 2014.
Sulistiyo D., E D Firmanto, K Faisal & R Habibi. 2012. Open Mindedness (Pikiran Terbuka). Yogyakarta. On line at http://rakhmanhabibi.blogspot.com/2012/12/melatih-pikiran-terbuka.html?m=1 [diakses tanggal 22 September 2014].
The copyright of the article once it is accepted for publication shall be assigned to the journal as the publisher. The intended copyright includes the right to publish the article in various forms (including reprints). The journal maintains the publishing rights to the published articles.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.