ANALISIS ASPEK KINERJA LITERASI SAINS PADA MATERI KALOR FISIKA
Abstract
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai konsep literasi sains dan aspek-aspeknya untuk peningkatan kualitas pendidikan. Literasi sains warga negara Indonesia masih rendah bila dibandingkan dengan negara-negara yang lain. Hal tersebut diketahui dari hasil PISA tahun 2012. Dalam pembahasan, konsep literasi sains dan aspek-aspeknya difokuskan dalam konteks pelajaran fisika pada pokok bahasan kalor. Metode yang digunakan adalah studi literatur dengan beberapa sumber berupa dokumen pemerintahan, jurnal penelitian, buku serta laporan penelitian yang relevan. Dokumen pemerintahan yang dimaksud adalah undang-undang, peraturan menteri dan hasil dari BSNP. Laporan pengukuran yang dimaksud adalah laporan yang berasal dari PISA. Aspek-aspek kinerja literasi sains yang disusun dapat digunakan sebagai panduan dalam mengembangkan perangkat pembelajaran ataupun perangkat asesmen literasi sains pada pelajaran fisika dengan materi kalor.
Â
The aim of this paper is to get a clear picture of scientific literacy concept and it's aspects for improving the quality of education. The Science literacy of Indonesian is still lower when compared with other countries. We can know about that from the results of PISA 2012. In this discussion, the concept of scientific literacy and it's aspects in the context of physics focused on heat subject. The literature study is used as method for this paper. This paper is written down of some literature sources such as government documents, research journals, books and research reports relevant. The Government document is a government of laws, regulations and the results of BSNP minister. The relevant research report is a report emanating from some institution like Pisa and TIMSS. Aspects of scientific literacy performance can be used as a guide in developing a learning device or assessment devices of scientific literacy in the subject matter of physics with heat.
References
Anderson, L. W. & Karthwohl, D. 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching and Assessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives. New York: Longman.
BSNP. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP.
_____. 2008 . Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SMA /MA. Jakarta: BSNP.
DeBoer, G.E. 2000. Scientific Literacy: Another Look at Its Historical and Contemporary Meanings and Its Relationship to Science Education Reform. International of Research in Sicence Teaching, 37 (6), 582-601.
Eijck, M.V. (2010). Addressing the Dynamics of Science in Curricular Reform for Scientific Literacy: The Case of Genomics. International Journal of Science Education, 32 (18), 2429-2449.
Fry, J.D. & LeSage, T. 2010. Science Literacy Circle: Big Ideas about Science. Science Activities: Classroom Projects and Curriculum Ideas, 47(2), 35-40.
Gormally,C.,Brickman,P., & Lutz,M. (2012). Developing aTest of Scientific Literacy Skills (TOSLS): Measuring Undergraduates’ Evaluation of Scientific Information and Arguments. Life Sciences Education,11, 364-377.
Hibbard, Mc. 2007. Performance Assessment in The Science Classroom. USA: Glencoe-McGraw-Hill.
Holbrook,J. & Rannikmae, M. 2009. The Meaning od Scientific Literacy. International Journal of Environmental & Science Education, 4 (3), 275-288. Diambil pada tanggal 2 Agustus 2015, dari http://eric.ed.gov/?id=EJ884397.
Johnson, R. L.; Penny, J. A. & Gordon, B. (2009). Assessing Performance: Designing, Scoring, and Validating Performance Tasks. New York:The Guilford Press.
Liu, X. 2009 . Beyond Science Literacy: Science and the Public. International Journal of Environmental & Science Education, 4 (3), 301-311. Diambil pada tanggal 2 Agustus 2015, dari http://eric.ed.gov/?id=EJ884399.
Loughran, J., Smith, K. & Berry, A. (2011). Scientific Literacy Under the Microscope: A Whole School Approach to Science Teaching and Learning. Sense Publishers: Rotterdam/
Boston/Taipei.
Mardapi, D. 2012 .Pengukuran, Penilaian, & Evaluasi Pendidikan.Yogyakarta: Nuha Litera.
Mardapi, D. 2007. Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Nontes. Yogyakarta: Mitra Cendekia Jogjakarta.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 69, Tahun 2013, tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah.
Menteri Pendidikan Nasional. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 23, Tahun 2006, tentang Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
OECD. 2003. PISA 2003 Scientific Literacy Framework. Paris: Organization for Economic Cooperation and Development.
_____. 2005. PISA 2006 Scientific Literacy Framework. Paris: Organization for Economic Cooperation and Development.
_____. 2014. PISA 2012 Results in Focus:What 15-year-olds know and what they can do with what they know. Paris: Organization for Economic Cooperation and Development.
Primo, M.A.R & Shavelson, R.J. 1996. Rhetoric and Reality in Science Performance Assessments: An Update. Journal of Research in Science Teaching, 33 (10), 1045-1063.
Pusat Bahasa. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi ke-3). Jakarta: Balai Pustaka
Republik Indonesia. 1945. Pembukaan Undang-Undang Dasar RI Tahun 1945.
_______________. 2003. Undang-Undang RI Nomor 20, Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Roth, W.M. & Barton, A.C. 2004 . Rethinking Scientific Literacy. London : Routledgefalmer.
Smith, K.V. et al. 2012. Developing Scientific Literacyin a Primary School. International Journal of Science Education, 34 (1), 127-152..
TIMSS. 2013. TIMSS 2015 Frameworks. Boston: Lynch School of Education, Boston College.