Identifikasi Boraks Menggunakan Carbon Nanodots dari Kulit Buah Naga (Hylocereus polyrhizus)
Abstract
Boraks (natrium tetraborate) merupakan salah satu bahan aditif yang berbahaya pada makanan karena bersifat toksik. Penggunaan boraks dalam makanan dilarang menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No 033 tahun 2012 tentang bahan tambahan pangan. Umumnya boraks dapat dideteksi secara sederhana dengan mengamati perubahan warna menggunakan serbuk kunyit. Kurkumin pada kunyit akan mendekomposisi ikatan boraks menjadi asam boraks dan mengikatnya pada kompleks warna rosa. Akan tetapi, beberapa bahan lain juga dapat dijadikan sebagai reagen untuk deteksi boraks seperti pigmen antosianin. Perubahan warna reagen dengan boraks sangat identik dengan proses pembentukan nanopartikel C-Dots dengan metode oksidasi kimia. Penelitian ini berfokus pada deteksi boraks dari emisi cahaya nanopartikel C-Dots berbahan dasar kulit buah naga yang kaya akan kandungan pigmen antosianin. Hasil reaksi divariasikan pada massa kulit buah naga 0,1 g, 0,2 g, 0,3 g, 0,4 g, 0,5 g. Hasil reaksi menunjukkan sifat fluoresensi dengan warna biru kekuningan saat diradiasi sinar UV. Fluoresensi yang dihasilkan mengindikasikan terbentuknya C-Dots. Sifat optik C- Dots dari reaksi serbuk kulit buah naga dan larutan boraks memiliki puncak absorpsi pada panjang gelombang 230 nm dan 275 nm dan puncak emisi pada 420 nm.