IDENTIFIKASI DAN PEMANFAATAN INDIKASI GEOGRAFIS DAN INDIKASI ASAL MELALUI PROGRAM PEMBINAAN PADA MASYARAKAT

Main Article Content

Isnani Isnani Isnani

Abstract

 Pemerintah berupaya meningkatkan kesadaran pentingnya masalah Indikasi geografis dan indikasi asal bagi masyarakat di Indonesia. Peningkatan kesadaran akan arti penting indikasi geografis dan indikasi asal bagi masyarakat dilakukan untuk melindungi masyarakat dan mengarahkan pada masyarakat untuk dapat berkembang lebih baik. Masyarakat Indonesia secara sosial budaya memiliki pro dan kontra terhadap kehadiran indikasi geografis dan indikasi asal dalam skema HKI. Hal ini dapat dipahami dikarenakan konsep HKI tidak murni berasal dari masyarakat Indonesia melainkan berasal dari masyarakat Barat. Indonesia yang memiliki banyak keanekaragaman hayati dan kekayaan alam yang melimpah yang merupakan potensi indikasi geografis dan indikasi asal tetapi tidak mampu mengolah secara baik potensi tersebut. Hal ini dapat terlihat “ke engganan†masyarakat Indonesia untuk mendaftarkan produk indikasi geografis dan indikasi asalnya untuk mendapatkan perlindungan secara hukum. Masyarakat Indonesia yang memiliki budaya komunal sangat berbeda jauh dengan konsep hak kekayaan intelektual yang bersifat individual.


Metode yang digunakan tidak hanya menggunakan metode meliputi diskusi penyusunan materi ceramah, ceramah dan diskusi kepada khalayak sasaran, curah pendapat, serta evaluasi dan refleki kegiatan. Metode pelaksanakan diutamakan dengan mengoptimalkan konsep dialog antara pembicara dengan peserta kegiatan. Disamping itu juga dilakukan diskusi interaktif terkait dengan materi pengabdian dengan para pemangku kepentingan dan kepala desa di Kabupaten Batang, Jawa Tengah

Article Details

How to Cite
Isnani, Isnani. 2019. “IDENTIFIKASI DAN PEMANFAATAN INDIKASI GEOGRAFIS DAN INDIKASI ASAL MELALUI PROGRAM PEMBINAAN PADA MASYARAKAT”. Jurnal Pengabdian Hukum Indonesia (Indonesian Journal of Legal Community Engagement) 2 (1), 39-45. https://doi.org/10.15294/jphi.v2i1.35216.
Section
ARTICLE

References

DAFTAR PUSTAKA
Ayu, Miranda Risang. (2006). Memperbincangkan Hak Kekayaan Intelektual, Indikasi Geografis. Bandung: PT Alumni
Chotimah, C. (2014). Pendidikan kewirausahaan di pondok pesantren sidogiri pasuruan. INFERENSI: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan, 8(1), 114-136.
Ginanjar. (1996). Pembangunan Untuk Rakyat: Memadukan Pertumbuhan dan Pemerataan. Jakarta: PT. Pustaka Cidesindo
Halim, A, dkk. (2005) Manajemen Pesantren. Yogyakarta: Pustaka Pesantren (Kelompok Penerbit LKiS)
Kusniawati, D., Islami, N. P., Setyaningrum, B., & Prasetyawati, E. (2017). Pemberdayaan masyarakat berbasis potensi lokal melalui program desa wisata di Desa Bumiaji. Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi, 2(1), 59-72.
Lugina, U. (2017). Pengembangan Ekonomi Pondok Pesantren Di Jawa Barat. Risâlah, Jurnal Pendidikan dan Studi Islam, 4(1), 53-64.
Madjid, Nurcholish. (1997). Bilik-bilik Pesantren Sebuah Potret Perjalanan. Jakarta: Paramadina
Nadzir, M. (2015). Membangun Pemberdayaan Ekonomi Di Pesantren. Economica: Jurnal Ekonomi Islam, 6(1), 37-56.
Prawoto, N. (2012). Model Pengembangan Dan Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Kemandirian Untuk Mewujudkan Ketahanan Ekonomi Dan Ketahanan Pangan (Strategi Pemberdayaan Ekonomi Pada Masyarakat Dieng Di Propinsi Jawa Tengah). Jurnal Organisasi dan Manajemen, 8(2), 135-154.
Suharto, Edi. (2005). Membangun Masyarakat, Memberdayakan masyarakat. Bandung: PT. Retika Adhitama
Sulaiman, A. I., Masrukin, M., Chusmeru, C., & Pangestuti, S. (2016). Pemberdayaan Koperasi Pondok Pesantren sebagai Pendidikan Sosial dan Ekonomi Santri. JPPM (Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat), 3(2), 109-121.
Wahjoetomo, D. (1997). Perguruan Tinggi Pesantren Pendidikan Alternatif Masa Depan, Jakarta: Gema Insani Press.
Widodo, S., & Nugroho, T. R. (2014). Model Pendidikan Kewirausahaan Bagi Santri Untuk Mengatasi Pengangguran di Pedesaan. dalam Jurnal MIMBAR, 30(2).
Wekke, I. S. (2012). Pesantren dan pengembangan kurikulum kewirausahaan: Kajian pesantren roudahtul khuffadz sorong papua barat. INFERENSI: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan, 6(2), 205-226.