PENGEMBANGAN MODEL PEMBINAAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU BAHASA INGGRIS SEKOLAH MENENGAH ATAS BERBASIS LESSON STUDY DENGAN PERAN AHLI DAN SISWA ‘LS PAS’
Abstract
Peningkatan kompetensi guru perlu dilakukan terus menerus dan berkelanjutan pada setiap organisasi pendidikan agar mampu menjawab tuntutan pendidikan di era globalisasi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru adalah melalui pembinaan, baik yang dilakukan pengawas maupun kepala sekolah. Untuk itu diperlukan need assessment yang dijadikan dasar penentuan model pembinaan yang tepat. Pendekatan penelitian ini adalah mix method yaitu pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menujukkan bahwa guru-guru sangat memerlukan pembinaan, yang mengaitkan antara (1) kebutuhan akan peningkatan kompetensi pedagogik dengan memperhatikan karakteristik belajar siswa, (2) guru observer memberi masukan (refleksi) pembelajaran (prinsip kolegialitas), (3) ahli memberi refleksi pembelajaran dan memberi masukan sebagai bahan laporan bagi pengawas maupun kepala sekolah, untuk dijadikan dasar bagi pembinaan selanjutnya, (4) siswa berinteraksi langsung dengan guru dalam pembelajaran, (5) MGMP sebagai sarana pertemuan guru, dan (6) suatu proses yang berkelanjutan, terarah, dan terpantau.
Â
Improving the teacher competence needs to do continuously and in a sustained way at every organization of education in order to be able to answer the demands of education in the globalization era. One effort that can be done to improve the pedagogic competence of the teacher is through coaching, done by either supervisor or principal. It is necessary to determine need assessment relied upon a suitable coaching model. The approach of this study is mix method that are qualitative and quantitative approach. The results of the research to find out need assessment of coaching model shows that teachers are in desperate need of coaching, which ties between (1) the need to increase pedagogic competence, having regard to the characteristics of student learning, (2) the observer teacher give feedback or reflection to the learning (collegiality principle), (3) the expert gives any reflection as a report to the school supervisor or principal, as a legal basis for further plan of coaching, (4) students interact directly with the teacher in the learning (5) MGMP as a place for teachers’ meeting, and (6) a sustained, purposeful, and tracked process.
References
Bafadal, I. 2003. Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara
Dadds, M. 2006. Continuing Professional Development: Nurturing the Expert Within. Journal In-Service Education 23:1, 31-38
Huda, M. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran: Isu-isu Metodis dan Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Kamal, M. 2013. Info Uji Kompetensi Awal (UKA) Sertifikasi Guru tahun 2013. regional. kompasiana.com/2013/03/16/info-ujian- kompetensi-awal-uka-sertifikasi-guru-tahun- 2013-537713-html (diunduh 14 Desember
Makitan, G. 2012. Hasil Uji Kompetensi Guru Masih di bawah harapan. http://www.tempo.co/ read/news/2012/08/03/079421057/Hasil-
Uji-Kompetensi-Guru-Masih-di-Bawah-Harapan (diunduh 14 Desember 2013)
Mulyasa, H.E. 2013. Uji Kompetensi dan Penilaian Kinerja Guru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Rivai, V. dan Murni, S. 2009. Education Management: Analisis Teori dan Praktik. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Sudjana, N. 2011. Supervisi Pendidikan: Konsep dan Aplikasinya bagi Pengawas Sekolah. Bekasi: Binamitra Publishing
Sudjana, N. 2012. Pengawas dan Kepengawasan: Memahami Tugas Pokok, Fungsi, Peran, dan Tanggung Jawab Pengawas Sekolah. Bekasi: Binamitra
Publishing
Uno, H.B. 2008. Model pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Woolfolk, A. 2009. Educational Psychology: Active Learning Edition. Terjemahan Helly Prajitno Soetjipto dan Sri Mulyantini Soetjipto. Yogyakarta: Pustaka Pelajar