EFEKTIFITAS MODEL MANAJEMEN PELATIHAN IPA TERPADU BAGI GURU MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SE-KABUPATEN KUDUS

  • Budiyono Saputro Prodi Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
Keywords: Effectiveness, integrated natural science, training management

Abstract

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Kudus belum disampaikan secara terpadu. Model manajemen pelatihan IPA terpadu merupakan model yang dikembangkan untuk peningkatan kemampuan guru IPA SMP di Kabupaten Kudus dalam penguasaan IPA terpadu. Penelitian ini menggunakan pendekatan Research and Development. Subyek uji coba adalah guru IPA SMP di Kabupaten Kudus dan team ahli. Jenis data berupa data kualitatif dan kuantitatif. Alat untuk mengumpulkan data adalah angket skala likert, angket terbuka, format catatan diskusi, alat tes pre-tes dan pos-tes untukĀ  aspek kognitif, lembar pengamatan observasi kemampuan profesional pembelajaran IPA terpadu. Untuk menguji kefektifan model mengunakan disain penelitian One-Group Pretest-Posttest Design. Hasil penelitian menunjukkan model manajemen pelatihan IPA terpadu efektif dapat meningkatkan kemampuan profesional guru IPA SMP di Kabupaten Kudus. Disarankan model manajemen pelatihan IPA terpadu dapat menjadi model pelatihan alternatif pada MGMP IPA SMP di Kabupaten yang lain.

The learning of natural science at Junior High School in Kudus regency has not been taught in an integrated way. The model of integrated natural science training management is a model developed to improve the competency of junior high natural science teachers in the mastery of integrated natural science. This study uses Research and Development approach. The subject research is junior high natural science teachers and expert teams in Kudus. Qualitative and quantitative data are used. Likert Scale questionnaire, open questionnaire, discussion note format, pre-test and post-test cognitive testing, papers of field observation of professional competency of integrated natural science learning are used to collect data. One-Group Pretest-Posttest Design is occupied to test the effectiveness of the model. The research shows that the model of integrated natural science training management can effectively improve the competency of junior high natural science teachers in Kudus. Thus it is suggested that the model can be applied in MGMPs in other regencies.

References

Borg, W. R. Dan Gall D. M. 1983. Education Research: An Introduction. New York dan London: Logman.

Chasanah, R dan Rufaida. 2011. IPA Terpadu untuk SMP/MTs Kelas VII Semester I. Klaten: Intan Pariwara.

Danso, H., Adu, M. K., Twum-Ampomah, M. K., dan Mrah, R. K. 2012. Evaluation of In-Service Training for Senior Staff of a Public University in Ghana. Journal of Education and Practice. 2222-1735, 3 (7): 96-104.

Fadholi, A. 2010. Pemisahan Campuran. http://ariffadholi.blogspot.com/ 2010/11/pemisahan-campuran.html (diunduh 9 Agustus 2012).

Fahrudin (Ketua MGMP). 2012. Manajemen Pelatihan yang Pernah Berjalan di MGMP IPA SMP Kabupaten Kudus. (Wawancara). Kudus.

Fattah, N. 2009. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Githui, M. D. 2011. School of Business, Kimathi University College of Technology. Ethical Issues in Education and Training in Kenya: A Critical Analysis of Teaching Methodology. Journal of Education and Practice. 2222-1735 (Paper). 2222-288X (Online) 2 (3): 86 - 102.

Hamalik, O. 2007. Manajemen Pelatihan Ketenagakerjaan Pendekatan Terpadu Pengembangan Sumber Daya Manusia. Cetakan Ke-4. Jakarta: Bumi Aksara.

Kroath, F. 1984. Preparing Teachers for a Tutorial role: A training model for teaching practice-supervisors in Austria. Cambridge Journal of Education. 1469-3577, 14 (1): 20 24..

Nurachmandani, S dan Samsulhadi, S. 2007. Ilmu Pengetahuan Alam Terpadu untuk SMP dan MTs Kelas VII. Sukoharjo: Grahadi.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah secara tegas dinyatakan bahwa substansi mata pelajaran IPA pada SMP/ MTs merupakan IPA Terpadu.

Stronkhorst, R. 2006. Effects of In-service Education on Improving Science Teaching in Swaziland. International Journal of Science Education. 1464-5289, 28 (15): 1771 1794.

Saud, U. S. 2009. Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D). Bandung: Alfabeta.

Sukmanawati. 2008. Focus IPA Terpadu SMP Kelas VII Semester II. Jakarta: Agung Mekar Jaya

Sumaryanto, T. 2007. Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif Dalam Penelitian Pendidikan Seni. Semarang: Unnes Press.

Supriyono, K. H. 2008. Kajian Pelaksanaan Pembelajaran IPA Terpadu di SMP Jawa Timur. Seminar Nasional Kecenderungan Baru Fisika dan Pendidikannya. Jurusan Fisika UM. http: //dc93 .4 shared. Com /doc /_ OFMRrCA/preview.html (diunduh 11 Mei 2012).

Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara.

How to Cite
Saputro, B. (1). EFEKTIFITAS MODEL MANAJEMEN PELATIHAN IPA TERPADU BAGI GURU MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SE-KABUPATEN KUDUS. Educational Management, 1(2). Retrieved from http://journal.unnes.ac.id/sju/eduman/article/view/819
Section
Articles