SEMAR NGEJAWANTAH SEBAGAI METODE MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA JAWA RAGAM KRAMA SISWA SMP
##plugins.themes.academic_pro.article.main##
Abstract
Abstrak
Secara umum siswa SMP belum mampu berbicara bahasa Jawa ragam krama dengan baik dan benar. Penguasaan kosa kata bahasa Jawa krama yang minimalis dan kebiasaan berbahasa Indonesia dalam percakapan sehari-hari mengakibatkan siswa kurang berani berbicara bahasa Jawa ragam krama dalam situasi formal. Usaha peneliti meningkatkan kompetensi siswa berbicara bahasa Jawa krama adalah menerapkan metode semar ngejawantah. Semar merupakan akronim atau gabungan kata seneng dan marem, sedangkan ngejawantah artinya menjelma/memerankan menjadi orang lain. Jadi semar ngejawantah artinya senang dan puas setelah menjelmakan diri menjadi peran orang lain. Landasan teori semar ngejawantah ini mengadaptasi teori bermain peran (Role Playing).
Data PTK dua siklus ini diperoleh dari instrumen tes dan nontes. Pada tindakan pretes, nilai rata-rata berbicara siswa sebesar 71,56. Nilai ini termasuk kategori cukup. Pada siklus I nilai rata-rata kelas mencapai 81,33 atau terjadi peningkatan sebesar 14%. Nilai ini sudah termasuk kategori baik, hanya saja masih ada nilai sepuluh siswa belum mencapai batas KKM. Oleh karena itu, dilakukan tindakan siklus II dengan tujuan nilai semua siswa dapat mencapai KKM yaitu 80. Pada siklus II nilai rata-rata meningkat sebesar 5% menjadi 85,78, dengan semua siswa mencapai KKM.
Peningkatan hasil tes keterampilan berbicara bahasa Jawa ragam krama dengan metode semar ngejawantah juga diikuti perubahan perilaku siswa ke arah positif. Siswa menjadi lebih aktif, kritis dan percaya diri untuk tampil berbicara bahasa Jawa. Perilaku negatif siswa seperti ramai sendiri, menganggu teman, melamun, dan mengantuk menjadi berkurang. Berdasarkan hasil yang telah dipaparkan dapat disimpulkan bahwa dengan metode semar ngejawantah terbukti dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam berbicara bahasa Jawa ragam krama.
Semar ngejawantah as a method to improve speaking high level javanese (krama) for Junior High School student.
Key word : semar ngejawantah, speaking skill, krama variant, role playing
Commonly Junior high school students are not able yet to speak high level javanese (krama) correctly and properly. Their vocabulary mastery and their habit to speech Indonesian in their daily conversation cause the students are lacking courage to speak krama in a formal situation. The researcher afford to improve the student competence in speaking krama by using semar ngejawantah method. Therefore, semar is an acronym or a merge word from seneng and marem, ngejawantah means playing role of someody else. So, semar ngejawantah means being happy and satisfied after manifest oneself to play the role of someone else. This theorical foundation of semar ngejawantah is adapted from role playing.
The data of this action research here obtained from test and non test instruments. The pretest action, the average grade of the student’s speaking is 71,56 which was regarded as sufficient. In the first cycle, the average grade became 81,33 or undergoing an increase by 14%. This grade is categorized good, though there are still 10 students whose grades were below mastery learning grade (KKM) which is 80. In the second cycle, the average grade increase by 5%, so it became 85, 78 with all students reached KKM.
The improvement of the test result of speaking competence with krama by applying semar ngejawantah method was followed by change of the student’s attitude toward a positive trend the students became more active, critical, self confidence level increased to talk in javanese. The students negative attitudes such as being noisy among themselves, disturbing others, day dreaming, and getting sleepy are decreased. Based on the result of the research, it can be concluded that semar ngejawantah method proves to be capable of improving the students’ krama speaking competence.