Identifikasi Fenomena Jebakan Air Garam Melalui Metode Geolistrik Resistivitas Konfigurasi Schlumberger Studi Kasus Desa Ngaglik Kecamatan Sambi Boyolali

  • Fajar Sukmaya Physics, Universitas Negeri Semarang, Semarang, Indonesia
  • Supriyadi Supriyadi Physics, Universitas Negeri Semarang, Semarang, Indonesia
  • Wahyu Hardyanto Physics, Universitas Negeri Semarang, Semarang, Indonesia

Abstract

Fenomena jebakan air garam di kebun warga di desa Ngaglik, Kecamatan Sambi Boyolali dijadikan tambang garam sekitar 20 tahun lalu. Potensi air garam ini terus berkurang, sehingga perlu dilakukan survei geolistrik untuk mengidentifikasi litologi batuan,  kondisi hidrogeologi, dan pemetaan jebakan air garam. Dengan menggunakan metode geolistrik resistivitas konfigurasi schlumberger dilakukan pengambilan data menggunakan resistivitymeter S-field multi-channel 16 elektroda pada 5 titik lokasi dengan panjang lintasan 150 m dan spasi elektroda 10 meter. Parameter yang terukur yaitu arus (I) dan beda potensial (V), serta pengolahan data menggunakan software Ms.Excel, Res2dinv, dan Voxler. Nilai resistivitas batuan yang teridenfikasi berkisar 0,5 s.d. lebih dari 173 Ωm dan  besarnya nilai resistivitas jebakan air garam yaitu 0,5 s.d. 1,16 Ωm dalam citra penampang 2D. Litologi batuan yang diindikasikan terdapat jebakan air garam yaitu pada lapisan lempung pasir pada kedalaman kurang dari 20 meter untuk tiap lintasan dan area persebaran jebakan air garam dimodelkan dalam citra penampang 3D.

Published
2017-10-19
Section
Articles