Identifikasi Kerentanan Dinding Bendungan dengan Menggunakan Metode Mikroseismik (Studi Kasus Bendungan Jatibarang, Semarang )

  • Koen Dian Pancawati Physics, Universitas Negeri Semarang, Semarang, Indonesia
  • Supriyadi Supriyadi Physics, Universitas Negeri Semarang, Semarang, Indonesia
  • Khumaedi Khumaedi Physics, Universitas Negeri Semarang, Semarang, Indonesia

Abstract

Peristiwa jebolnya waduk Situ Gintung pada tahun 2009 menunjukkan bahwa kurangnya kajian mengenai kerentanan dinding bendungan. Salah satu metode yang mampu mengestimasi kerentanan dinding bendungan untuk mitigasi bencana adalah metode mikroseismik. Penelitian ini dilakukan di Bendungan Jatibarang dengan menggunakan metode mikroseismik teknik HVSR dan durasi perekaman selama 30 menit. Data lapangan tersebut diolah menggunakan software Geopsy dan dianalisis. Berdasarkan hasil pengolahan data didapatkan bahwa pada B1 dan A3 nilai frekuensi natural dan percepatan getaran tanah maksimum bernilai tinggi, sedangkan nilai indeks kerentanan seismik, ketebalan lapisan lapuk dan ground shear strain bernilai rendah. Pada titik B4 dan A6 nilai frekuensi natural dan ground shear strain bernilai rendah, sedangkan nilai percepatan getaran tanah maksimum, indeks kerentanan seismik dan ketebalan lapisan lapuk bernilai sedang. Pada titik B2, B3, A4 dan A5 nilai frekuensi natural dan percepatan getaran tanah maksimum bernilai tinggi, sedangkan nilai indeks kerentanan seismik, ketebalan lapisan lapuk dan ground shear strain bernilai tinggi. Jadi dapat disimpulkan bahwa pada titik B1 dan A3 memiliki resiko tingkat kerawanan yang rendah pada titik B4 dan A6 memiliki resiko tingkat kerawanan yang sedang namun dimungkinkan adanya rekahan atau penurunan tanah, serta pada titik B2, B3, A4 dan A5 memiliki resiko tingkat kerawanan yang tinggi.

Published
2017-10-19
Section
Articles