APLIKASI METODE GEOLISTRIK UNTUK MENDETEKSI BUNKER KUNO DI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG
Abstract
Survei geofisika dengan metode geolistrik tahanan jenis telah dilakukan di area bunker bawah tanah, RSUP Dr. Kariadi Semarang, desa Randusari, untuk mengetahui akses kemenerusan dari bunker bawah tanah di daerah penelitian. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan resistivity meter jenis S-Field. Daerah penelitian terletak pada Zone 49 UTM (Universal Transverse Mercator) pada posisi koordinat UTM X 434000m – 439000m dan posisi koordinat UTM Y 9225000m – 9230000m, yang terdiri dari empat titik pengukuran. Panjang dari masing-masing titik pengukuran adalah sejauh 75 m, dengan menggunakan spasi antar elektroda 5 m dan jarak dari masing-masing titik pengukuran adalah 5 m. Dari hasil penelitian didapatkan penampang hasil inversi dari Res2DINV yang menggambarkan kemenerusan bunker. Pada nilai resistivitas 0.0187-1.81 ohm m diduga sebagai nilai resistivitas daerah bunker bawah tanah. Pada lintasan ketiga terdapat indikasi adanya dua buah bunker, sedangkan untuk lintasan 1, 2 dan 4 hanya terdapat indikasi adanya satu buah bunker. Letak bunker pada lintasan 1, 2, 3 dan 4 masih terdapat hubungan dan menunjukan dari kemenerusan bunker satu sama lain.
Â
The geophysic survey by geoelectric resistivity method has been done in the area of underground bunker,RSUP Dr. Kariadi Semarang, in Randusari village, to find out the sustainable access of the bunkers in the research area. The data was obtained by using resistivitymeter S-Field type. The research area is located in Zone 49 UTM (Universal Transverse Mercator) at UTM X position 434000 m – 439000 m coordinates and UTM Y 9225000 m – 9230000 m coordinates, which are consisted of four measurement points. The length of each measurement point is 75 m, using the inter-electrode spacing of 5 m and the distance between measurement points is 5 m. From the research, we obtained the inversed-section of Res2DINV which depicting the bunker sustainability. At resistivity values of 0.0187-1.81 ohm m was alleged as the resistivity value of the bunker area. On the third track, we assumed that there were two bunkers, while track 1, 2 and 4 there was only a single bunker. The bunker location on track 1, 2, 3 and 4 are still related each other and indicate the sustained bunker.
References
Anthony, E. 2006.Groundwater Exploration and Management using Geophysics: Northern Region of Ghana.Brandenburg Technical University of Cottbus.
Darwito, 2012.Sebuah bunker goa buatan di RSUP Dr. Kariadi ditemukan.SEMARANG METRO.www.suaramerdeka.com, 28 Juni 2012. [diakses 17-03-2013].
Dinas Lingkungan Hidup dan Energi. 2006. Penyusunan Data Dasar Geologi dan Sumberdaya Mineral (PemetaanGeologi 1:25.000) Di Randusari Semarang Selatan. Semarang: Kabupaten Semarang.
Gutomo, 2012. Penelitian BP3 terkait cagar budaya bunker di lingkungan RSUP Dr. Kariadi. SEMARANG KOMPAS. www.kompas.com, 10 Juni 2012. [diakses 17-03-2013].
Herman, R. 2001. An introduction to electrical resistivity in geophysics.America: American Association of Physics Teachers.
Ridhwan, 2009.Penggunaan Metode Resistivitas 3-Dimensi Untuk Mengetahui Bidang Longsor Pada Daerah Rawan Longsor Di Desa Kemuning Lor Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember Sebagai Bagian Dari Mitigasi Bencana Longsor. Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.
Santoso, D. 2002. Pengantar Teknik Geofisika. Bandung: Departemen Teknik Geofisika ITB.