STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN TANAH DI KOTA LAMA SEMARANG MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITY KONFIGURASI SCHLUMBERGER

  • Sukur Kusuma Tama Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
  • - Supriyadi Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
Keywords: Clay, flood, geoelectricity, resistivity, Schlumberger

Abstract

Kota Lama Semarang merupakan salah satu obyek wisata yang berada di wilayah kota Semarang. Hampir setiap tahun terjadi musibah banjir yang sangat mengganggu semua aktivitas yang ada di kota lama Semarang. Sehingga perlu penanganan yang sangat khusus dari semua pihak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur bawah permukaan tanah dan menentukan titik lokasi banjir yang paling parah di wilayah kota lama Semarang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode geolistrik tahanan jenis konfigurasi Schlumberger. Pengolahan data hasil penelitian menggunakan software IPI2Win untuk mengetahui struktur tanah dan software Corel Draw X5 untuk membuat penampang dua dimensi. Hasil menunjukkan nilai resistivitas batuan pada titik pengukuran pertama sampai titik pengukuran keenam antara 4,58 Ωm-109 Ωm. Nilai resistivitas tersebut terdistribusi dalam tiga lapisan batuan yaitu top soil, batu pasir,batu lempung. Nilai resistivitas antara 94.5 Ωm-109 Ωm merupakan lapisan batu lempung yang diduga sebagai titik lokasi yang terjadi banjir paling parah, karena batu lempung memliki nilai resistivitas yang rendah. Lapisan batu lempung terdapat pada kedalam antara 9 m-16 m bawah permukaan tanah.

 

Kota Lama Semarang is one of the tourism objects in Semarang City. A very annoying flood happens almost every year in Kota Lama Semarang. So that, it needs solutions from all people. This research aimed to know the subsurface’s structure and considered the most dangerous spot of flood location in Kota Lama. The method used in this research was resistivity geoelectric method using Schlumberger configuration. Data processing used IPI2Win software to know the earth structure and Corel Draw X5 software to make 2D slice. The result showed the resistivity of rock in the first untill the sixth measurement point was 4,58 Ωm-109 Ωm. The resistivity value distributed in three layers of rock, that were top soil, sandstone and clay. Resistivity value between 94.5 Ωm-109 Ωm was the clay that known as the worst location of the flood. It was because the clay had low resistivity. Clay layer was located in 9-16 m depth under the surface.

References

Anonim, 1992. “Standar Metode Eskplorasi Air Tanah dengan Geolistrik Susunan Schlumbergerâ€, SNI 03 – 2818 – 1992, Departemen Pekerjaan Umum Jakarta.

Bowles, J.E.1989. Sifat Fisis dan Geoteknik Tanah (Mekanika Tanah). Jakarta : Erlangga.

Grandis, H. 1986. Penerapan Metode Gaya Berat dan Tahanan Jenis Dalam Eksplorasi Pendahuluan Daerah Prospek Panasbumi, Tugas Akhir Jurusan GM – ITB.

Hochstein, M.P. 1982. Introduction to Geothermal Prospecting, Geothermal Institut, University of Auckland.

Pamungkas, D.W. & B.Widhiatmoko.2007. Kajian Arah Pergerakan Relatif Tanah Di Jalan Raya Trangkil kecamatan GunungPati Semarang. Skripsi. Semarang: Fakultas Teknik Universitas Katolik Soegijapranata.

Singh, K. B, R. D. Lokhande, & A. Prakash. 2004. Multielectrode resistivity imaging technique for the study of coal seam. Central Mining Research Institute. Journal of Scientific and Industrial Research.Vol. 63.pp 927-930.

Telford, W.M., L.P. Geldart, R.E. Sheriff & D.A. Keys. 1990. Applied Geophysics (2nded.). London : Cambridge University Press.

Thaden, R, E., H. Sumadiredja, P. W. Richards, K. Sutisna, & T. C. Amin. 1996. Peta Geologi Lembar Magelang dan Semarang, Jawa, skala 1:100.000. Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi.

Todd, D.K., 1959, Groundwater Hydrology, Associate Professor of Civil Engineering California University. John Wiley & Sons, New York.

Published
2015-08-26
Section
Articles