IDENTIFIKASI SESAR BAWAH PERMUKAAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER (STUDI KASUS SUNGAI OPAK YOGYAKARTA)
Abstract
Sungai Opak adalah sungai yang terbentuk akibat adanya patahan. Gempa Yogyakarta 5,9 Skala Richter pada 27 Mei 2006 telah menyebabkan aktifnya patahan Opak dan munculnya patahan-patahan sekunder. Keberadaan patahan tersebut telah menyebabkan banyak kerusakan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan gambaran struktur bawah permukaan dan indikasi letak patahan bawah permukaan. Metode Geolistrik konfigurasi Schlumberger digunakan untuk identifikasi patahan di lokasi penelitian. Pengambilan data dilakukan pada tiga lintasan dengan panjang masing-masing 75 m. Pengolahan data dilakukan menggunakan Res2dinv dan Surfer 10.0. Berdasarkan hasil pengolahan data didapatkan nilai resistivitas 5-1077 Ωm dan bidang diskontinu penampang kontur nilai resistivitas fungsi kedalaman. Nilai resistivitas yang tidak kontinu ditafsirkan sebagai bidang patahan. Bidang patahan pada lintasan A berada pada titik 38 m, sedangkan bidang patahan pada lintasan B dan C berada pada titik 33 m terhadap titik awal pengukuran. Patahan pada lintasan A, B dan C berada pada satu garis lurus dengan strike U 113° T.
Â
The Opak river is formed by fault. The earthquake in Yogyakarta on May 2006 had activated the Opak’s fault and caused secondary fault. The fault had made destruction of the infrastructure. This research aimed to determine the description of subsurface structure and to identify the location of the underground fault. The Schlumberger configuration of geoelectrical method used for identified the fault in the research area. The data collected in three lines of each which the length is 75 meters. The data were processed by Res2dinv and Surfer 10.0. Base on the result of the process, the resistivity value are 5-1077 Ωm and the discontinue plane of the contour profile resistivity at depth function. The discontinuities of resistivity value can be interpreted the fault plane. The position of the fault in A line is 38 m, while the B and C lines there are 33 m from the start point of the measurement. The faults in the A, B, and C lines are straight with the strike N 113° E.
References
Aizebeokhai, A.P. & A.I. Olayinka. 2011. Anomaly Effects of Orthogonal Paired-Arrays for 3D Geoelectrical Resistivity Imaging. Environ Earth Sci, 64: 2141–2149.
Alile, O.M., W.A. Molindo, & M.A. Nwachokor. 2007. Evaluation of soil profile on aquifer layer of three locations in Edo state. International Journal of Physical Sciences, 2 (9), pp. 249-253. Tersedia di http://academicjournals/journal/IJPS/.org [diakses 26-12-2014].
Fuji-ta, K. & O. Ikuta. 2000. Resistivity Structure Of The Central Part Of The Yamasaki Fault Studied By The Multiple Electrodes Resistivity Method. Earth Planets Space, 52: 567-571. Tersedia di http://terrapub.co.jp/journals/EPS/ [diakses 27-12-2014].
Hardjono, I. 2006. Hirarki Gempa Bumi dan Tsunami (Aceh, Nias, Bantul, Pangandaran, dan Selat Sunda). Forum Geografi, 20 (2): 135-141. Tersedia di http://publikasiilmiah.ums.ac.id/ [diakses 02-01-2015].
Hidayatullah, F.S. 2010. Identifikasi Patahan Pada Lapisan Sedimen Menggunakan Metode Seismik Refleksi 2-D Di Barat Sumatera. Skripsi. Jakarta: Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Loke, M.H. 2004. Tutorial: 2-D and 3-D Electrical Imaging Surveys. Tersedia di http://geoelectrical.com [diakses 24-01-2015].
Prapitari, A. & T. Yulianto. 2013. Penggunaan Metode Geolistrik Resistivitas 3-Dimensi untuk Mengetahui Sebaran Limbah di TPA Jatibarang Kota Semarang. Youngster Physics Journal, 1(4): 59-70.
Rahardjo, W. & H. Rosidi. 1995. Peta Geologi Lembar Yogyakarta. Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (P3G). 1 lembar.
Rosyidi, S.A., M.R. Taha, S.B. Lesmana, J. Wintolo, & Z. Chik. 2008. Some lessons from Yogyakarta earthquake of May 27, 2006. Proceeding of 〖14〗^th International Conference on Earthquake Engineering. Beijing, China: 12–17 Oktober 2008. Tersedia di http://iitk.ac.in/ [diakses 05-01-2015].
Soebowo, E., T. Adrin, & D. Sarah. 2007. Studi Potensi Likuifaksi di Daerah Zona Patahan Opak Patalan-Bantul Jogjakarta. Prosiding Seminar Geoteknologi Kontribusi Ilmu Kebumian Dalam Pembangunan Berkelanjutan. Bandung: Pusat Penelitian Geoteknologi-LIPI. Tersedia di http://ml.scribd.com/doc/51770180/Likuifaksi [diakses 04-01-2015].
Surdaryo, B. & R.S. Afifah. 2008. Pengolahan Data Geolistrik Dengan Metode Schlumberger. Teknik, 29(2): 120-128. ISSN: 0852-1697. Tersedia di http://eprints.undip.ac.id/ [diakses 15-01-2015].
Telford, M. W., L. P. Geldard, R. E. Sheriff, & D. A. Keys. 1990. Applied Geophysics. London: Cambridge University Press.
Walter T.R., R. Wang, B.G. Leuher, J. Wassermann, Y. Behr, S. Parolai, A. Anggaini, E. Gunther, M. Sobieseak, H. Grosser, H.U. Wetzel, C.P.J. Milkereit, K.S.B. Puspito, P. Harjadi, & J. Zeshau. 2008. The 26 May Magnitude 6,4 Yogyakata Earthquake South Of Merapi Vulcano : did lahar deposit amplify ground and thus lead to the disaster?. G3 9(5). 15 May, 2008. ISSN: 1525-2027. Published by AGU and the Geochemical Sosiety. Tersedia di http://volcanotectonics.de/ [diakses 17-02-2015].