VISUALISASI BAWAH PERMUKAAN TANAH MENGGUNAKAN GENERALIZED RECIPROCAL METHOD BERDASARKAN DATA SEISMIK REFRAKSI DI DAERAH TRANGKIL GUNUNGPATI
Abstract
Abstrak
Berdasarkan peta rawan bencana tahun 2011, kecamatan Gunungpati merupakan salah satu daerah yang rawan bencana, khususnya di Kelurahan Sukorejo. Oleh karena itu, telah dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui penampang lapisan bawah permukaan dan keberadaan bidang gelincir menggunakan seismik refraksi dengan metode GRM. Kelebihan metode ini adalah mengetahui undulasi yang tinggi pada kedalaman yang dangkal. Penelitian ini dilakukan dengan mengolah data seismik refraksi pada Mc. Excel menggunakan analisa fungsi waktu, kemudian diinterpretasikan dengan menggambarkan penampang bawah permukaan menggunakan software surfer. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa litologi lapisan bawah permukaan di lokasi pertama berupa lapisan top soil pada kedalaman < 2,5 m, batu pasir pada kedalaman > 2,5 m serta lempung pada kedalaman > 5 m dengan nilai kecepatan rambat gelombang seismik antara 353,915 m/s – 1516,24 m/s. Sedangkan di lokasi kedua, lapisan bawah permukaan berupa top soil dan napal pada kedalaman < 3,5 m dan batu pasir pada kedalaman > 3,5 m dengan nilai kecepatan rambat gelombang seismik antara 351,120 m/s – 710,38 m/s.
Â
Based on a hazard map in 2011th, the districts Gunungpati was one of the disaster-prone areas, especially at Sukorejo. Therefore, a study was conducted to determine the cross section and the existence of subsurface sliding plane using seismic refraction GRM. The advantages of this method is able to know high undulation at shallow depths. The study using seismic refraction data and process it on Mc. Excel using the analysis function of time, and then interpreted by modeling the subsurface cross section using photoscape and software surfer. Based on the results, there found that the subsurface lithology in the first location were top soil ranged from 0 - 2.5 m in depth, sandstone ranged from 2.5 - 5 m in depth and clay ranged more than 5 m in depth with a value of seismic velocity between 353.915 m / s - 1516.24 m / s. While at the second location, the subsurface layer were top soil and marl ranged from 0 - 3.5 m in depth and sand ranged more than 3.5 m with a value of seismic velocity between 351.120 m / s - 710.38 m / s.
References
Nandi. 2007. Longsor. Bandung: Jurusan Pendidikan Geografi UPI.
Naryanto, H. S. 2011. Analisis Kondisi Bawah Permukaan dan Resiko Bencana Tanah Longsor untuk Arahan Penataan Kawasan di Desa Tengklik Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah. Jakarta. Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia.
Nurdiyanto, B., Eddy, H., Drajat, N.,Bambang, S., & Pupung, S. 2011. Penentuan Tingkat Kekerasan Batuan Menggunakan Metode Refraksi. Jakarta: Puslitbang BMKG. Jurnal Meteorologi dan Geofisika, 12(3):211-220.
Priyantari, N. 2009. Penentuan Kedalaman Bedrock Menggunakan Metode Seismik Refraksi di Desa Kemuning Lor Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember. Jurnal ILMU DASAR, 10(1):6-12.
Refrizon, S., & Natalia, K. 2009. Visualisasi Struktur Bawah Permukaan dengan Metode Hagiwara (Jurnal Gradien, Edisi Khusus. Januari 2009: 30-33).
Sulistyaningrum, E., Khumaedi, & Supriyadi. 2014. Aplikasi Metode Seismik Refraksi Untuk Identifikasi Pergerakan Tanah di perumahan Bukit Manyaran Permai (BMP) Semarang. Semarang: UNNES. Unnes Physics Journal, 3(2).
Utami, S. dan Supriyadi. 2014. Identifikasi Potensi Longsor Menggunakan Metode Seismik Refraksi di Kawasan Wisata Nglimut Desa Gonoharjo Limbangan Kendal. Semarang: UNNES. Unnes Physics Journal, 3(2).
Susilawati, 2004. Seismik Refraksi (Teori dan Akuisisi Data), USU Digital Library.