Makna Penggunaan Make Up bagi Siswi Sekolah Menengah Atas (SMA) Masa Kini (Studi terhadap Siswi Pengguna Make Up di SMAN 1 Gebog Kudus)
Abstract
SMAN 1 Gebog menerapkan aturan larangan penggunaan make up bagi seluruh siswinya, namun masih sering ditemui pelanggaran terhadap aturan tersebut. Tujuan penelitian ini yaitu (1) mengetahui latar belakang aturan larangan penggunaan make up di SMAN 1 Gebog, (2) Menganalisis latar belakang siswi SMAN 1 Gebog melanggar aturan larangan penggunaan make up di sekolah, (3) Mendeskripsikan makna penggunaan make up bagi siswi SMAN 1 Gebog. Metode penelitian yang digunakan ialah kualitatif. Penelitian berlokasi di SMAN 1 Gebog, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus. Penelitian ini menggunakan teori kontrol sosial oleh Travis Hirschi dan teori interaksionisme simbolik oleh George Herbert Mead. Hasil penelitian menemukan bahwa aturan larangan penggunaan make up diterapkan SMAN 1 Gebog untuk menanamkan nilai kedisiplinan. Akan tetapi, dalam upaya penegakan aturan sekolah belum mampu membedakan antara produk make up dan produk skincare. Adapun pelanggaran terhadap aturan larangan penggunaan make up dilatar belakangi oleh 2 faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Berdasarkan analisis terhadap empat jenis ikatan dasar dalam teori kontrol sosial disimpulkan bahwa kontrol terhadap penggunaan make up pada siswi jauh lebih kuat dilakukan oleh lingkungan teman sebaya (peer-group). Terdapat 4 makna make up bagi siswi yaitu mempercantik diri sendiri, peningkatan kepercayaan diri, pencarian penerimaan dan pengakuan, kesenangan atau hobi. Berdasarkan teori interaksionisme simbolik George Herbert Mead dapat dianalisis bahwa konsep Self yakni kombinasi “I” dan “Me” mencerminkan kompleksitas makna make up yang terbentuk melalui interaksi antara tekanan sosial dan ekspresi individual.