Modal Sosial Masyarakat Hindu dalam Pelaksanaan Tradisi Upacara Ngaben (Studi Kasus: Desa Tri Marta Jaya Kecamatan Madang Suku III Kabupaten OKU Timur)
DOI:
https://doi.org/10.15294/sosiolium.v8i2.19399Keywords:
Modal Sosial, Tradisi, NgabenAbstract
Penelitian ini akan berfokus pada modal sosial yang terjadi dalam masyarakat hindu pada saat upacara Ngaben. Dari adanya tradisi upacara Ngaben ini muncul berbagai unsur dalam modal sosial dalam masyarakat. Hal inilah yang menarik untuk diteliti, karena dengan adanya tradisi upacara Ngaben maka secara otomatis akan banyak unsur-unsur modal sosial yang muncul dan berdampak dalam pelaksanaan upacara Ngaben secara kesinambungan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Uji validitas data meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Landasan teori yang digunakan dalam pelitian ini adalah teori modal sosial Jousairi Hassbullah dan Michael Woolcock. Hasil penelitain ini menunjukkan bahwa dalam masyarakat Hindu ini memiliki modal sosial yang kuat dan solidaritas tinggi yang ditandai dengan adanya kerjasama dan gotong-royong dalam upacara Ngaben. Hal ini juga buktikan dengan adanya keterlibatan organisasi Sekaa Teruna Teruni yang menjadi wadah dan sarana masyarakat dalam mengeratkan hubungan kekerabatan dan menjalin jaringan dengan lingkungan luar yang memiliki perbedaan kepentingan. Unsur-unsur modal sosial dalam masyarakat Hindu meliputi 1) partisipasi masyarakat; 2) hubungan antar masyarakat dan organisasi Sekaa Teruna Teruni; 3) nilai dan norma dalam upacara Ngaben; 4) serta kepercayaan masyarakat hindu dengan adanya upacara Ngaben.
This study focuses on the social capital within Hindu communities during the Ngaben ceremony. Various elements of social capital emerge from this traditional ceremony, making it a compelling subject of research. The Ngaben tradition inherently generates numerous aspects of social capital, influencing the sustainable implementation of the ceremony. The research employs a descriptive qualitative method. Data collection techniques include observation, interviews, and documentation. Data validation involves data collection, data reduction, data presentation, and conclusion drawing. The theoretical framework is based on the social capital theories of Jousairi Hassbullah and Michele Woolcock. The findings indicate that Hindu communities possess strong social capital and high solidarity, as evidenced by collaboration and mutual assistance during the Ngaben ceremony. This is further supported by the active role of the Sekaa Teruna Teruni organization, which serves as a platform for fostering kinship and building networks with external parties with different interests. Elements of social capital identified within Hindu communities include 1) Community participation; 2) Relationships between community members and the Sekaa Teruna Teruni organization; 3) Values and norms observed during the Ngaben ceremony; 4) Trust within the Hindu community regarding the significance of the Ngaben ceremony.
References
Achmad Royhan Choidab., A. M. (2020). Interaksi Agama dan Budaya di Masyarakat. Bandung: UIN Sunan Gunung Djati.
Ambarnuari, M. (2019). Upacara Ngaben Warga Panyuwungan Di Desa Abianbase Kabupaten Gianyar. Jurnal Pangkaja, 22(2), 24-29.
Ardhana, I. K. (2019). Dinamika Hindu Di Indonesia. Denpasar: Pustaka Larasan.
Coleman, J. S. (2021). Modal Sosial: Seri Dasar-dasar Modal Sosial. Yogyakarta: Nusamedia.
Dharmawan, G. P. A. (2019). Tradisi Ngaben dalam Perspektif Budaya Lokal Bali. Jurnal Kebudayaan Nusantara, 8(2), 45–56
Field, J. (2003). Social Capital. New York: Routledge.
Fukuyama, F. (2016). The Great Disruption: Hakikat Manusia dan Rekonstitusi Tatanan Sosial (Ruslani, Penerjemah). Yogyakarta: Qalam.
Hasbullah, J. (2006). Social Capital (Menuju Keunggulan Budaya Manusia Indonesia). Jakarta: MR United Press.
Herdiyanti., &. J. (2017). Pergeseran Modal Sosial dalam Pelaksanaan Upacara Adat Mandi Belimau. Jurnal Society, 5(2), 14-15.
Indriastuti, K. (2015). Peradapan Masa Lalu Sumatra Selatan. Palembang: Balai Arkeologi Palembang.
Irawan, B. (2018). Organisasi Formal Dan Informal: Tinjauan Konsep, Perbandingan, Dan Studi Kasus. Jurnal Administrasi Reform, 6(4), 195-196.
John Brehm., &. W. (1997). Individual-Level Evidence for the Causes and Consequences of Social Capital. American Journal of Political Science, 41(3), 999-1000.
Lestari, S. A. (2021). Peran Tradisi Ngaben dalam Mempertahankan Identitas Komunitas Hindu di Bali. Jurnal Budaya dan Tradisi, 9(2), 95–108.
Liliweri, A. (2021). Memahami Makna Kebudayaan dan Peradaban: Seri Pengantar Studi Bandung: Nusa Media. Kebudayaan.
Made Darme, F. R. (2023). Menjaga Kebalian: Jatidiri Orang Bali di Desa Tugumulyo Kabupaten Ogan Komering Ilir Provinsi Sumatera Selatan. Jurnal Kajian Bali, 1, 178-185.
Moleong, L. J. (2016). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Grasindo.
Murdiyanto, E. (2020). Penelitian Kualitatif (Teori dan Aplikasi Disertai Contoh Proposal). Yogyakarta: Penelitian dan Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat.
Putu Budiadnya., &. D. (2021). Nilai-nilai Etika Dalam Yadnya Sesa Bagi Kehidupan Keseharian Umat Hindu Di Surakarta. Widya Aksara: Jurnal Agama Hindu, 26(2), 160-162.
Santoso, T. (2020). Memahami Modal Sosial. Surabaya: CV Saga Jawadwipa UPN Veteran
Shaleh, K. (2018). Keberagaman Masyarakat Dan Toleransi Beragama Dalam Sejarah Kerajaan Sriwijaya (Suatu Analisis Historis Dalam Bidang Sosial, Budaya, Ekonomi Dan Agama). Jurnal Arkeologi, 23(1), 1-10.
Sudarmono. (2021). Pembangunan Modal Sosial. Bandung: Rtujuh Media Printing.
Sukadana, I. K. (2020). Kajian Nilai-nilai Pendidikaan Agama Hindu dalam Lontar Markandya Purana. Ilmu Pendidikan, 1(2), 209-219.
Swastika, I. K. (2018). Ngaben. Denpasar: CV. Kayumas Agung.
Syahra, R. (2003). Modal Sosial: Konsep Dan Aplikasi. Jurnal Masyarakat dan Budaya, 5(1), 2-4. Utama, I. P. (2020). Modal Sosial dalam Pelaksanaan Upacara Adat Ngaben di Desa Pakraman, Bali. Jurnal Kebudayaan Nusantara, 13(3), 275-289.
Wikarman, I. N. (2002). Ngaben (Upacara dari tingkat Sederhana sampai Utama). Jakarta Pusat: Paramita Surabaya.
Yunus, S. (2021). Modal Sosial Kemiskinan dan Pembangunan. Aceh Utara: Sefa Bumi Persada.
Yuyun Nur Astuti, r. H. (2021). Akulturasi Sekolah Bergaya Budaya Bali di Ogan Komering Ulu Timur Sumatra Selatan.MUDRA Jurnal Seni Budaya, 36(3), 302-303.

