MENANGKAL SIAL DENGAN RUWATAN; (KAJIAN FENOMENOLOGIS TRADISI RUWATAN MASSAL PENDOPO NOTOBRATAN KADILANGU DEMAK)
Abstract
Situasi sosial dari skala lokal hingga global telah mempengaruhi kondisi masyarakat baik secara fisik maupun psikis. Secara fisik, masyarakat disibukkan berbagai aktivitas dalam rangka menjamin kelangsungan hidup yang tidak boleh terhenti. Mereka berjibaku dalam lapangan-lapangan pekerjaan serta aktivitas lainnya untuk membangun kehidupan yang lebih layak/mapan. Secara psikis, masyarakat memiliki kondisi mentalitas yang beragam sebagai reaksi terhadap situasi eksternal yang terjadi di sekitar mereka. Tidak semua masyarakat mengalami kondisi yang diharapkan dalam hidup ditinjau dari aspek keinginan/cita-cita dan realitas yang harus dihadapi. Ketidaksesuaian antara harapan dan kenyataan berpotensi menimbulkan “keruwetan”/kerumitan hidup yang dipandang sebagai sesuatu yang tidak diinginkan. Demak merupakan kawasan yang masih memegang teguh tradisi nenek moyang di era modern ini. Pendopo Notobratan merupakan pusat kebudayaan yang lokasinya tidak jauh dari makam tokoh terkenal walisongo Sunan Kalijaga. Di lokasi tersebut terdapat agenda tahunan rutin yang dinamakan Ruwatan. Kajian ini bertujuan: (1) mengetahui tata laksana ritual Ruwatan di Pendopo Notobratan Kadilangu Demak, (2) serta mengungkap relevansi ritual tersebut dengan kondisi sosial masyarakat sehari-hari dalam konteks masa kini. Dalam studi ini dilakukan suatu pendekatan moderatif yang berusaha merekam peristiwa-peristiwa masa kini dengan tinjauan historis dengan memanfaatkan baik tradisi tulis maupun lisan. Penelitian ini menggunakan pendekatan etnovideografi sebagai cara pandang dan metode kerja yang dilakukan dari awal hingga akhir kegiatan dengan luaran film dokumenter yang dapat didistribusikan secara digital. Tradisi di Nusantara yang telah bertahan dalam lintas zaman merupakan bukti adanya upaya pelestarian budaya yang dilakukan secara lintas generasi. Budaya yang ada telah mengalami berbagai modifikasi/penyesuaian seiring perkembangan zaman dengan segala pembaruannya. Pembaruan-pembaruan kebudayaan tidak serta merta memusnahkan tradisi lama, namun menjadikan tradisi tersebut mengalami penyesuaian pada beberapa unsur. Tradisi masa lalu yang dipertahankan melalui penyesuaian terhadap pembaruan merupakan wujud upaya yang bertujuan untuk melestarikan peninggalan bernilai luhur di tengah era global.