Analisis Dampak Pembelajaran Mata Kuliah Pendidikan Pancasila terhadap Perilaku Mahasiswa (Studi Kasus di Kampus Universitas Semarang)

Sayoto Sayoto(1), Daryono Daryono(2),


(1) Universitas Semarang
(2) Universitas Semarang

Abstract

Metode mengajar mata kuliah pendidikan Pancasila yang masih konvensional, bahwa model pembelajaran yang dilakukan dosen relatif monoton, di dominasi ceramah dan diskusi, tetapi masih menempatkan metode pembelajaran pendidikan Pancasila secara doktrinatif. Hal ini yang membuat mahasiswa merasa tidak memiliki argumentasi yang kuat untuk meyakini Pancasila sebagai ideologi negara. Rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana model pembelajaran mata kuliah pendidikan Pancasila di USM? (2) Bagaimana efektivitas program pembelajaran mata kuliah pendidikan Pancasila terhadap perilaku mahasiswa di USM? (3) Faktor-faktor apa sajakah yang menjadi kendala dalam pengembangan pembelajaran mata kuliah pendidikan Pancasila? (4) Bagaimana mengembangkan pembelajaran mata kuliah pendidikan Pancasila dapat diaplikasikan kepada mahasiswa USM?. Metode penelitian ini menggunakan metode campuran, yaitu kombinasi antara metode penelitian kualitatif dan kuantitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan model analisis interaktif, dan analisis deskriptif persentase. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penelitian maka dapat disimpulkan bahwa: (1) Model Pembelajaran Mata Kuliah Pendidikan Pancasila di USM dapat mengadopsi model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok dengan 6 tahap (sintaks) pembelajaran yaitu (1) mengidentifikasikan topik dan mengatur peserta didik ke dalam kelompok, (2) merencanakan tugas yang akan dipelajari, (3) melaksanakan investigasi, (4) menyiapkan laporan akhir, (5) mempresentasikan laporan akhir, dan (6)  Evaluasi pencapaian. (2) Efektivitas Program Pembelajaran Mata Kuliah Pendidikan Pancasila terhadap Perilaku Mahasiswa di USM adalah sebesar 72,63% yang termasuk dalam kategori baik. (3) Faktor-faktor yang merupakan kendala implementasi dalam Pengembangan Pembelajaran Mata Kuliah Pendidikan Pancasila adalah (1) mahasiswa, (2) dosen, dan (3) alokasi waktu perkuliahan. (4) Pengembangan Pembelajaran Mata Kuliah Pendidikan Pancasila sebaiknya tidak hanya dilaksanakan pada waktu perkuliahan saja, tetapi juga harus melibatkan peran lingkungan keluarga, lingkungan pendidikan di luar kampus, dan lingkungan masyarakat.

Keywords

Pembelajaran; Pendidikan Pancasila; Perilaku

Full Text:

PDF

References

Bertens, K. (2013). Etika, Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Creswell, J. W. (2016). Research Design: Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantitatif, dan Campuran Edisi Keempat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hindarto, N. Rusilowati, A. & Supriyanto, T. (2013). ‘Karisma’ suatu Model Pembelajaran Karakter Terintegrasi dalam Beberapa Mata Pelajaran. Makalah dalam Seminar Nasional, di FMIPA Unnes, Desember 2012.

Joyce, M. W. & Calhoun, E. (2011). Models of Teaching, edisi 8. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Jurlela, A. (2014). Peranan lingkungan sebagai sumber pembelajaran geografi dalam menumbuhkan sikap dan perilaku keruangan peserta didik. Journal Gea. 14(1)

Kamayanti, A. (2012). Mendobrak reproduksi dominasi maskulinitas dalam pendidikan akuntansi: Internalisasi Pancasila dalam pembelajaran accounting fraud. Journal of research and aplication accounting and management. I(2). 73-80.

Karman, M. (2011). Pendidikan Karakter: Sebuah Tawaran Model Pendidikan Holistik-Integralistik. dalam Buku Pendidikan Holistik Pendidikan Lintas Perspektif. Editor Jejen Musfah, Jakarta : Kencana.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Petunjuk Teknis Pengajuan, Penyaluran, dan Pengelolaan Bantuan Pendidikan Karakter Melalui Satuan Pendidikan Nonformal. Jakarta: Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal.

Keputusan Mendiknas Nomor 232/U/2000 dan 045/U/2002 tentang pedoman penyusunan kurikulum pendidikan tinggi dan penilaian hasil belajar mahasiswa.

Keputusan Dirjen DIKTI Nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.

Kusuma, A. D. (2010). Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman Global. Jakarta: Grasindo.

Ma’arif, A. S. (2011). Dinamika praktek kehidupan berpancasila di masyarakat. Proceeding kongres Pancasila III Surabaya. 31 Mei s/d 1 Juni PP 33-47.

Maman, R. (2011). Metode Penelitian pendidikan Moral dalam Pendekatan Kuaantatif, Kualitatif, Campuran, Tindakan dan Pengembangan. Semarang: UNNES Press.

Marpaung, Y. (2006). Metode pembelajaran matematika untuk anak. Makalah disampaikan pada saresehan pengembangan pembelajaran di Fakultas Ilmu Pendidikan, UNY, Karangmalang, 1 Oktober 2006. Yogyakarta.

Moleong, L .J. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Notoatmojo, S. (2007). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Riineka Cipta.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum.

Peraturan Pemerintah Nomor: 19 Tahun 2005 sebagaimana telah diubah PP Nomor: 032 Taahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan .

Peraturan Presiden Nomor: 08 Tahun 2012 tentang kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).

Slavin, R. E. (2005). Cooperative Learning, Konsep dan Implementasi. Bandung: Nusa Media.

Sudjana, N. (2001). Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi, A. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Sukmadinata. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Supriyadi. (2005). Pengembangan ketrampilan proses bervisi science environment, technologi and sociaty (SET) untuk meningkatkan hasil belajar ilmu pengetahuan alam. Thesis, Program Pasca Sarjana UNNES.

Surat Edara Dirjen DIKTI Nomor 2393/D/T/2009 tentang Penyelenggaraan Perkuliahan Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi.

Susanto. (2013). Teori belajar dan pembelajaran di sekolah dasar. Jakarta: Kencana Predana Media Group.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi keempat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Undang-undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.

Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Wahana, P. (2016). Menerapkan etika nilai max scheler dalam perkuliahan pendidikan pancasila untuk membangun kesadaran moral mahasiswa. Jurnal Filsafat Vol 26 No. 2, Agustus 2016.

Walgito, B. (2013). Pengantar Psikologi Sosial. Yogyakarta: Andi.

Winarno. (2013). Penanaman ideologi Pancasila sebagai solusi terkikisnya nasionalisme melalui pengembangan model pembelajaran berorientasi kompetensi pendidikan kewarganegaraan perguruan tinggi. Jurnal Ketahanan Nasional, XIX (2), Agustus 2013: 98-103.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright (c) 2019 Forum Ilmu Sosial

License URL: https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

View FIS Stats