GELIAT NELAYAN PANTAI AYAH KEBUMEN MENGHADAPI KRISIS EKONOMI 1998-1999
(1) Jurusan Sejarah FIS Unnes, Semarang, Jawa Tengah Indonesia
Abstract
In 1997-1999, Indonesia experienced economic crisis beginning with the monetary crisis, which led to the paralysis of the economy of most communities. Fishermen of Pantai Ayah is a group of people who can not be separated from the economic crisis that hit Indonesia. Based on this research, it is known that fishermen suffered due to rising prices of basic needs, while their income from the sea did not increase significantly. The income they got are not comparable with the fishing capital they spent, making it difficult to meet the daily needs of the family. Fishermen make every effort to keep the family’s needs remain unmet, including by seeking a second job, borrow money and sell goods. In addition, the social capital of trust and honesty is an important factor in facilitating the process of nyelang (borrow money in a short time returning) and debt. Government assistance received by the community to reduce the impact of the economic crisis, is Market Operations.
Full Text:
PDFReferences
Dahuri, Rokhmin, 2000. Pendayagunaan Sumber Daya Kelautan untuk Kesejahteraan Rakyat, Jakarta: Lembaga Informasi dan Studi Pembangunan Indonesia bekerja sama dengan Ditjen Pesisir, Pantaidan Pulau- Pulau Kecil Departemen Eksplorasi Laut dan Perikanan
Darno. 2008. “Kehidupan Beragama Masyarakat Nelayan di Jawa Tengah dan Jawa Timur”, dalam Jurnal ANALISA Volume XV, No. 01
Januari-April. Semarang: Balitbang Agama Jateng
Emmerson, Donald K. 2001. Indonesia Beyond Suharto, Negara, Ekonomi, Masyarakat, Transisi, “Krismon dan Lengser: Kemelut Tahun 1997- 1998”. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama bekerjasama dengan The Asia Foundation
Hidayat, Nur. 2002. Mencari Akar Persoalan Kerusuhan Sosial di Kota Kebumen pada 8 dan 9 September 1998. Semarang: FISIP UNDIP
Hill, Hall. 1996. Transformasi Ekonomi Indonesia Sejak 1966 Sebuah Studi Kritis dan Komprehensif.
Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya bekerja sama dengan Pusat Antar Universitas-Studi Ekonomi UGM
Kusnadi. 2002. Konflik Sosial Nelayan Kemiskinan dan Perebutan Sumber Daya Perikanan. Yogyakarta: LkiS
Nurhadiantomo. 2004. Konflik-Konflik Sosial Pri dan Non-Pri, dan Hukum Keadilan Sosial. Surakarta: Muhammadiyah University Press
Purwanto, Heri (Peng). 2007. Strategi Hidup Masyarakat Nelayan. Yogyakarta: PT. LKIS PelangiAksara
Ricklefs, M.C. 2005. Sejarah Indonesia Modern 1200-2004. Terjemahan Satrio Wahono, Bakar Bilfagih, Hasan Huda, Miftah Helmi, Joko Sutrisno, Mas Manadi. (Jakarta: PT. Ikrar MandiriAbadi
Remi, Sutiastie Soemitro dan Priyono Tjiptoherijanto. 2002. Kemiskinan dan Ketidakmerataan di Indonesia, Edisi Indonesia-Inggris. Jakarta: Rineka Cipta
Siswanto. 2008. Kemiskinan dan Perlawanan Kaum Nelayan. Malang.: Laksbang Mediatama
Tarmidi, Lepi T. 1999. “Krisis Moneter Indonesia: Sebab, Dampak, Peran IMF dan Saran”, dalam Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan. Jakarta: FE UI
Wibowo, Satrio dan Gunawan. 1999. “Kegiatan Usaha Perum Pegadaiandan Peranannya dalam Mendukung Pemberdayaan Ekonomi Rakyat”, dalam Buletin Ekonomi Moneterdan Perbankan. Jakarta: FE UI
Daftar Informan Utama :
Juleg (83), dan Jalal (75) tokoh masyarakat Desa Ayah Kecamatan Ayah Kabupaten Kebumen. Beliau berdua merupakan sesepuh masyarakat, yang dipercaya mampu mengobati orang- orang yang sakit.
Waluyo (51), tokoh masyarakat sekaligus menjabat sebagai Kepala Desa Argopeni KecamatanAyah Kabupaten Kebumen
H. Syamsudin (67), pengurus KUD Mino Pawurni Desa Argopeni Kecamatan Ayah Kabupaten Kebumen
Rajikin (55), Mukijan (47), dan Parno (45), nelayan Pantai Pedalen Desa Argopeni Kecamatan Ayah Kabupaten Kebumen
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2016 Forum Ilmu Sosial
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.