FENOMENA SCHOOL BULLYING YANG TAK BERUJUNG

Wiwit Viktoria Ulfah(1), Salasatun Mahmudah(2), Rizka Meida Ambarwati(3),


(1) Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang
(2) Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang
(3) Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang

Abstract

Abstrak. Televisi menjadi media yang mudah mencontohkan perilaku negatif kepada anak sekolah dasar. Contohnya seperti, lebih mudah ditiru oleh anak-anak usia SD. Misalnya, adegan perkelahian yang berujung pada bullying. Dalam dunia pendidikan kasus bullying sering terjadi, hal tersebut disebabkan oleh berbagai faktor, seperti orang tua yang terlalu memanjakan anaknya, keadaan keluarga yang berantakan sehingga diri anak tersisihkan, atau hanya karena anak tersebut meniru perilaku “bullying” dari kelompok pergaulannya serta tayangan bernuansa kekerasan di internet atau televisi. Tujuan penelitian ini adalah memberikan gambaran tentang tingkat bullying yang terjadi di 2 SDN di Kabupaten Semarang.  Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Teknik pengumpulan data penelitian yaitu dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Informan dalam kegiatan wawancara yaitu kepala sekolah, guru kelas, pelaku bullying dan korban bullying serta orang tua. Hasil penelitian menjelaskan bahwa kasus bullying yang terjadi memiliki tingkatan yaitu ringan, sedang dan berat. Tingkatan ringan dari kasus bullying  bisa menjadi berat ketika pelaku bullying merasakan rasa sakit hati yang berkepanjangan dan memendam rasa dendam terhadap seseorang yang berujung kematian

Kata kunci : bullying, anak, pendidikan, SD.

 

Abstract. Television impressions are more easily imitated by elementary school children, especially behavior that is considered unfavorable. For example, a fight scene that culminates in bullying. In the world of bullying cases, it is caused by various factors, such as parents who spoil their children, disheveled family situations so that children are excluded, or simply because the child imitates the bullying behavior of the social group and the nuances of violence in Internet or television.The aim of this research are to describe Bullying that happend at student in two school (SDN) in Kabupaten. This research use descpritive-cualiative approach. Interview, observation and documentation use as a tehnique to collect the data. The Informan of this research are the headmaster, teachers class, the prepetrator and the victim of bullying.  The result shows that bullying cases that occur have levels that are mild, moderate and severe. The mild degree of bullying can be severe when bullying feels a prolonged pain and a grudge against a person who leads to death.

Keywords :bullying, child, education, primary school.

Keywords

bullying, child, education, primary school

Full Text:

PDF

References

Bogdan R dan Taylor J.S. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Muhibin, S. (2006). Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada. Hal. 24-36.

Olweus, D. (1994). Bullying at School: What We Know and What We Can Do. Australia: Blackwell Publishing

Newman, Richard S dan Murray, Brian J. (2005).How Students and Teachers View the Seriousness of Peer Harassment: When Is It Appropriate to Seek Help?.Journal Of Educational Psychology, 97(3) , 347-365. (University of California, Riverside)

Rigby, K. (2007). Bullying in School: and What To Do About It. Australia: Acer Press. Diunduh dari http://libgen.org/book/index.php?md5=8BABF4863085441D6D6FB516E01FC57Apada 20 Maret 2015, pukul 11.52 WIB

T Newman, Richard S dan Murray, Brian J. (2005).How Students and Teachers View the Seriousness of Peer Harassment: When Is It Appropriate to Seek Help?.Journal Of Educational Psychology, 97(3) , 347-365. (University of California, Riverside)

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Creative Commons License
This work is licensed under a  Creative Commons Attribution 4.0 International License.