KOEFISIEN SAPROBIK PLANKTON DI PERAIRAN EMBUNG UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
(1) Jurusan Biologi, FMIPA Universitas Negeri Semarang, Indonesia
(2) Jurusan Biologi, FMIPA Universitas Negeri Semarang, Indonesia
(3) Jurusan Biologi, FMIPA Universitas Negeri Semarang, Indonesia
Abstract
Embung Universitas Negeri Semarang dibangun dengan tujuan sebagai tempat penampungan air hujan dan penyerapan air di Universitas Negeri Semarang dan mempunyai kapasitas penampungan air 5.000 m3. Keberadaan embung tersebut menciptakan suatu ekosistem baru yaitu tempat hidup ikan-ikan di dalamnya. Saprobitas perairan digunakan untuk mengetahui keadaan kualitas air yang diakibatkan adanya penambahan bahan organik dalam suatu perairan yang biasanya indikatornya adalah jumlah dan susunan spesies dari organisme di dalam perairan tersebut. Plankton dapat digunakan sebagai bioindikator perairan karena memiliki tingkat kepekaan tinggi terhadap adanya pencemaran. Penelitian ini menggunakan rancangan eksplorasi dengan metode survai, dimana penetapan stasiun pengambilan sampel dengan purposive sampling. Penempatan stasiun didasarkan atas perkiraan beban pencemar dan aktivitas yang terdapat di sepanjang aliran dari (stasiun satu sampai sembilan), pengambilan sampel dilakukan sebanyak 3 kali dengan selang waktu 2 minggu. Data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif berupa jumlah jenis spesies plankton yang ditemukan pada penelitian ini kemudian diinterpretasikan pada tabel hubungan antara koefisien saprobitas perairan dengan tingkat pencemaran perairan. Berdasarkan perhitungan dan analisis nilai koefisien saprobik dari stasiun satu sampai sampai sembilan didapatkan nilai koefisien saprobik plankton berkisar antara -0,4 s/d 0,9. Berdasarkan kriteria tingkat pencemaran menunjukkan bahwa Embung Universitas Negeri Semarang berada dalam kondisi tercemar ringan sampai dengan sedang.
Universitas Negeri Semarang Reservoir was constructed for the purpose as rain water reservoirs and water absorption in Universitas Negeri Semarang and has a water storage capacity of 5,000 cubic meters. The existence of such ponds are creating a new ecosystem where fish live in it. Saprobic waters are used to determine the state of water quality resulting from the addition of organic material in a body of water that is usually the indicator is the number and composition of species of organisms in these waters. Plankton can be used as bio indicator of water because it has a high level of sensitivity to the presence of contamination. This study design was used to discover the survey method, in which the determination of sampling stations with purposive sampling. Placement of the station is based on estimates of pollutant loads and activity contained along the flow of the (station one through nine), sampling is done 3 times with an interval of 2 weeks. The data in this research is quantitative data such as the number of plankton species found in this study is then interpreted on the relationship between the coefficient table saprobic waters with the level of water pollution. Based on the calculation and analysis of the value of the coefficient saprobic from one station up to nine saprobic plankton coefficient values obtained ranged from -0.4 s / d 0.9. Based on the criteria of pollution levels indicate that Reservoir Universitas Negeri Semarang in a state of mild to moderate polluted.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Anggoro S. 1988. Analisa Tropic-Saprobik (Trosap) untuk Menilai Kelayakan Lokasi Budidaya Laut dalam: Workshop Budidaya Laut Perguruan Tinggi Se-Jawa Tengah. Laboratorium Pengembangan Wilayah Pantai. Prof. Dr. Gatot Rahardjo Joenoes. Universitas Diponegoro, Semarang.
Ardi. 2002. Pemanfaatan Makrozoobentos Sebagai Indikator Kualitas Perairan Pesisir. Tesis. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Basmi J. 1997. Planktonologi: Terminologi dan Klasifikasi Zooplankton Laut. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
______.2000. Planktonologi sebagai Indikator Pencemaran Perairan. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Brown AL. 1987. Freshwater ecology. Heinemann Educational.
Dahuri R. 1995. Metode dan Pengukuran Kualitas Air Aspek Biologi. Bogor: IPB.
Djarwanti. 1986. Upaya Penanggulangan Limbah Kecil Tapioka. Semarang: BPPI.
Effendi H. 2003. Telaah Kualitas Air: Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Yogyakarta: Kanisius.
Erlina A, Agus H, & Suminto. 2007. Kualitas perairan di sekitar BBPBAP Jepara ditinjau dari aspek produktivitas primer sebagai landasan operasional pengembangan budidaya udang dan ikan. Jurnal Pasir Laut. 2(2): 1-17.
Ferianita MH, Haeruman, Listari C, & Sitepu. 2005. Komunitas Fitoplankton sebagai Bioindikator Kualitas Perairan Teluk Jakarta. Universitas Trisakti, Jakarta: Fakultas Arsitektur Lansekap Teknologi Lingkungan.
Handayani S & MP. Patria. 2005. Komunitas plankton di perairan waduk Krenceng, Cilegon, Banten. Jurnal Plankton(2):75-80.
Hartanto KU. 2009. Pengolahan Limbah Cair Tempe dengan Effective Microorganism (EM4 dan EM5) dan Potensinya sebagai Penghasil Pupuk dan Biogas. SKRIPSI Jurusan Kimia-Fakultas MIPA UM.
Handayani S, Bambang S, & Marsoedi. 2001. Penentuan status kualitas perairan Sungai Brantas hulu dengan biomonitoring makrozoobentos: tinjauan pencemaran dari bahan organik. Biosain. 1(1): 30-38.
Laprise J & Julian J. 1994. Environmental variability as a factor controlling spatial patterns in distribution and species diversity of zooplankton in the estuary. Mar. Ecol. Progress Series. (107): 67-81.
Mulyanto S. 1992. Lingkungan Hidup Untuk Plankton. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Murwati T. 2010. Kajian Pengaruh Aktivitas Pelabuhan Perikanan terhadap Aspek Kualitas Air Sungai Juwana dan Persepsi Masyarakat (Studi Kasus di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Bajomulyo, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati). Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro.
Nontji A. 1986. Rencana Pengembangan Puslitbang Limnologi. LIPI pada Prosiding Expose Limnologi dan Pembangunan. Bogor.
Nybakken JW. 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologi. Jakarta: Gramedia.
Reish DJ. 1979. Bristle Worms (Annelida: Polychaeta) In Pollution Ecology of Estuarine Invertebrates. New York: Academic Press.
Saputra SW. 2010. Kondisi Perairan Segara Anakan Ditinjau Dari Indikator Biotik. Makalah Pengantar Falsafah Sains. Program Pasca Sarjana. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Sastrawijaya AT. 2000. Pencemaran Lingkungan. Cetakan kedua. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sourina A. 1970. A checklist of planktonic diatoms and dinoflagellates form the Mozambique Channel. Bull. Mar. Sci. Gulf. Caribb.20: 678-696
Suwondo, Elya F, Dessy, & Mahmud A. 2004. Kualitas biologi perairan Sungai Senapelan, Sago dan Sail di kota Pekanbaru berdasarkan bioindikator plankton dan bentos. Jurnal Biogenesis 1(1):15-20.
Waite TD. 1984. Principles of water quality. London: Academic Press. Inc.
Zahidin M. 2008. Kajian Kualitas Air di Muara Sungai Pekalongan Ditinjau dari Indeks Keanekaragaman Makrobenthos dan Indeks Saprobitas Plankton. Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro.
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.