Mengajarkan Nilai ‘Stop Bullying’ Melalui Storytelling Berbasis Total Physical Response Di Kalangan Peserta Didik Sekolah Dasar Kristen Satya Wacana Salatiga

Mozes Kurniawan(1),


(1) Universitas Kristen Satya Wacana

Abstract

Media massa telah memberitakan berbagai info mengenai kasus kekerasan pada anak-anak terkhusus pada jenjang sekolah dasar. Kekerasan yang terjadi tidak hanya terbatas pada kekerasan fisik yang menimbulkan luka yang nampak namun juga terdapat kekerasan batin yang menimbulkan ketidaknyamanan secara kejiwaan bahkan sampai terganggunya proses pembelajaran anak yang menjadi objek kekerasan. Hal-hal tersebut, dewasa ini, dikenal dengan istilah bullying. Siswa sekolah dasar merupakan siswa jenjang anak-kanak yang dinilai sudah memiliki kesiapan dalam melakukan kegiatan interaksi antar pribadi (interpersonal). Dalam proses pembelajaran pun mereka melakukan kegiatan yang mendukung pengembangan kecerdasan interpersonalnya. Siswa SD memiliki berbagai sifat yang menandai perkembangan kemampuan interpersonalnya seperti sifat patuh pada ketetapan, kecenderungan memuji diri, kecenderungan membandingkan diri dan beberapa sikap personal lainnya. Kecenderungan tersebut jika dihadapkan dengan fenomena bullying dapat menimbulkan suatu pengalaman traumatik yang dapat mengganggu proses pembelajaran dan perkembangan. Untuk mengatasi kondisi-kondisi negatif yang mungkin dapat terjadi sebagai dampak dari bullying di kalangan peserta didik sekolah dasar, perlu adanya upaya untuk melakukan pencegahan sehingga tidak terjadi hambatan dalam proses perkembangan pribadi dan pembelajaran pada jenjang pendidikannya. Disimpulkan bahwa kegiatan tersebut dinilai berhasil dengan integrasi storytelling dan pendekatan total physical response dalam kegiatan pengabdian ini.

Keywords

Anak; Bullying; Interpersonal; Perilaku; Storytelling

Full Text:

PDF

References

Berita Ekspres. Dianiaya 10 siswa Teman Sekelas. Kamis, 22 Oktober 2015. Diakses dari: http://www.beritaekspres.com/2015/10/22/dianiaya10-siswa-temansekelaslagi-kekerasan-anakdilingkungan-sekolah-terjadi-dibekasi/

Chakrawati, F. (2015). Bullying, Siapa Takut? Cet.1, hal.1. Solo: Tiga Ananda.

Kompas. Siswa SD Korban Kekerasan di Sekolah Berasal dari Keluarga Kurang Mampu. Sabtu, 19 September 2015. Diakses dari: http://megapolitan.kompas.com/read/2015/09/19/12111601/Siswa.SD.Korban.Kekerasan.di,Sekolah.Berasal.Dari.Keluarga.Kurang.Mampu

Kompas. Siswi SD Ini Disiksa di Sekolah karena Menolak Keinginan Ketua Geng. Selasa, 1 Agustus 2017. Diakses dari: http://regional.kompas.com/read/2017/08/01/16165921/siswi-sd-ini-disiksa-di-sekolah-karena-menolak-keinginan-ketua-geng

Mühren, A. (2003). Total Physical Response (TPR): An effective language learning method at beginner/intermediate levels. Netherland

Radar Jogja. Siswa Kelas 2 SD Dianiaya Kawan Sendiri. Kamis, 10 November 2016. Diakses dari: https://www.radarjogja.co.id/siswa-kelas-2-sd-dianiaya-kawan-sendiri/

Santrock, J.W. (2007). Perkembangan Anak Ed. 7, h.213. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Tempo. (2016). Diduga Korban Bullying, Siswa SD Ini Kejang-kejang. Selasa, 18 Oktober 2016. Diakses dari: https://m.tempo.co/read/news/2016/10/18/214813091/diduga-korban-bullying-siswa-sd-ini-kejang-kejang

Victorynie, I. (2017). Mengatasi Bullying Siswa Sekolah Dasar dengan Menerapkan Manajemen Kelas yang Efektif. PEDAGOGIK Vol. V, No. 1, Februari 2017, hal. 28-41.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License