Populasi dan Pola Sebaran Burung di Hutan Wanawisata Galunggung, Tasikmalaya, Jawa Barat

W. Widodo(1),


(1) Jln. Raya Jakarta-Bogor KM46 Cibinong 16911

Abstract

Gunung Galunggung ketika erupsi tahun 1982 sebagian besar flora dan fauna yang ada disekitarnya luluh lantak. Penelitian bertujuan mengetahui populasi dan pola sebaran burung-burung yang terdapat di kawasan Galunggung periode pemulihan pasca 31 tahun meletus.Metode “point count jarak tidak tetap” digunakan dalam penelitian ini Gunung Galunggung telah ditetapkan sebagai kawasan Wanawisata Galunggung sejak tahun. Penelitian dilakukan dengan membagi dalam 5 blok pengamatan. Sejumlah 80 titik penghitungan burung ditetapkan dalam 0,7222 km2 luasan area. Berdasarkan hasil penelitian dijumpai 39 spesies burung dengan total 719 individu. Ada 10 spesies burung ditemukan dengan populasi tinggi, yaitu Cynniris jugularis (96,93 ind/km2), Lonchura leucogastroides (84,46 ind/km2), Orthotomus sutorius (70,61 ind/km2), Orthotomus cucullatus (62,30 ind/km2), Zosterops palpebrosus (67,85 ind/km2), Pycnonotus aurigaster (55,39 ind/km2), Brachypteryx leucophrys (41,54 ind/km2), Stachyris melanothorax (38,77 ind/km2), Streptopelia chinensis (30,46 ind/km2), dan Halcyon cyanoventris (26,30 ind/km2). Nilai indeks Morista sebesar 7,67, ini menunjukkan bahwa pola sebaran dari sebagian besar burung di Wanawisata Galunggung adalah mengelompok. Secara spesifik tercatat 1 spesies burung sebaran terbatas (Stachyris melanothorax), 1 spesies burung migran (Motacilla cinerea), dan beberapa spesies burung endemik dan dilindungi.

 

When the Galunggung mountain erupted in 1982, most of Galunggung’s flora and fauna were devastated severely. A research has been carried out to know about bird population and their dispersion patterns in the Galunggung Tourism Forest after 31 years of restoration phase. The research used “nonfixed distance Point Count” method and this research was conducted by dividing the observation area into 5 blocks. Eighty watchout points have been established in an area of 0.7222 km2. The study revealed 39 bird species with total of 719 individuals. Among them, 10 species had relatively high population, i.e. Cynniris jugularis (96.93 inds/km2), Lonchura leucogastroides (84.46 inds/km2), Orthotomus sutorius (70.61 inds/km2), Orthotomus cucullatus (62.30 inds/km2), Zosterops palpebrosus (67.85 inds/km2), Pycnonotus aurigaster (55.39 inds/km2), Brachypteryx leucophrys (41.54 inds/km2), Stachyris melanothorax (38.77 inds/km2), Streptopelia chinensis (30.46 inds/km2), and Halcyon cyanoventris (26.30 inds/km2). The Morisita index was 7.67, which indicates that some bird species flocked in groups. The range of Stachyris melanothorax was restricted, whereas Motacillacinerea is considered as migrant species, and others were endemics and protected birds.

Keywords

bird population; dispersion pattern; Galunggung tourism forest

Full Text:

PDF

References

Alikodra HS. 1990. Pengelolaan Satwa Liar. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Perguruan Tinggi. PAU Ilmu Hayati, IPB. Bogor.

Anonimus. 2012. Sejarah Meletusnya Gunung Galunggung sejak 1822, 1894, 1918 dan 1982. http://indocropcircles.wordpress.com /2012/02/15/ sejarah-meletusnya- gunung- galunggung-sejak-1822. Diakses 9 Mei 2013.

Anonymous. 2013. Galunggung volcano (West Java, Indonesia), alert status raised due to changes in crater lake. http://www.volcanodiscovery.com/view-news/5314 /Galunggung-volcano-West-Java-Indonesia-alert-status. Diakses 9 Mei 2013.

Bibby CJ, Burgess ND, Hill DA. & SH. Mustoe. 2000. Bird Census Techniques. Tokyo: 2nd Ed. Academic Press.

Hadiprayitno G. 1999. Penggunaan habitat oleh berbagai jenis burung yang berada di kawasan hutan G Tangkubanperahu, Jawa Barat. Program Pascasarjana ITB, Bandung. Tidak dipublikasikan.

Heddy S. & Kurniati M. 1996. Prinsip-prinsip Dasar Ekologi: Suatu Bahasan tentang Kaidah Ekologi dan Penerapannya. Jakarta: Bumi Aksara. Hal. 59, 83.

Järvinen O. 1978. Estimating relative densities of land birds by point counts. Ann. Zool. Fannici (15): 290-1978.

Krebs CJ. 1989. Ecological Methodology. Harper & Row Publisher, Inc. New York. Pages 150-151.

Laiolo P, Caprio E. & Rolando A. 2003. Effects of logging and non-active tree proliferation on the birds of North-Western Italy. Forest Ecology and Management 179: 441-454.

MacKinnon J. 1990. Panduan Lapangan Pengenalan Burung-burung di Jawa dan Bali. Yogyakarta: Gadjah Mada Univ. Press. 421 hlm.

MacKinnon J, Philipps K. & Balen B. van. 1998. Burung-burung di Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalimantan. Bogor (Termasuk Sabah, Sarawak, dan Brunei Darussalam). Puslitbang Biologi LIPI-BirdLife International Indonesia Programme. 509 hlm.

Partasasmita, R., Mardiastuti, A., Solihin, DD, Widjajakusuma, R., Prijono, SN & K. Ueda. 2009. Komunitas Burung Pemakan Buah di Habitat Suksesi. BIOSFERA 26 2 90-99.

Rusmendro H, Roskomalasari A, Khadafi HB. Prayoga & L. Apriyanti. 2009. Keberadaan Jenis Burung pada Lima Stasiun Pengamatan di Sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung, Depok-Jakarta. Vis Vitalis 2(2): 50-64.

Sujatnika, Jepson P, SuhartonoTR, Crosby MJ. & Mardiastuti A. 1995. Melestarikan Keanekaragaman Hayati Indonesia: Pendekatan Daerah Burung Endemik. PHPA/BirdLife International-Indonesia Programme, Bogor. Hal.: 18-19.

Sudjono P. & Perdana Z. 2012. The mangrove conservation approached from people sides in lagoon of Segara Anakan. Paper presented on 8th International Symposium on Lowland Technology. September 11-13, 2012 in Bali. http://www.researchgate.net. Diakses 9 Mei 2013.

Sutanto A. 2002. Suksesi Vegetasi Jenis Pohon dan Tumbuhan Bawah Pasca Letusan Gunung Galunggung (Studi Kasus di BKPH Tasikmalaya, KPH Tasikmalaya, PT (Persero) Perhutani Unit III, Jawa Barat). http://respository. ipb. ac. id/bitstream/handle/123456789/13116/E01ASU.pdf. Diakses 25 Desember 2013.

Thinh VT. 2006. Bird species richness and diversity in relation to vegetation in Bani National Park, Vietnam. Ornitho. Sci. (5): 121-125.

Widodo W. 2010. Studi Keanekaan Jenis Burung dan Habitatnya di Lereng Timur Hutan Pegunungan Slamet, Purbalingga, Jawa Tengah. Bionatura 12(2):68-77.

Widodo W. 2012. Dalam: Maryanto, I. et al (Eds). Keragaman Jenis Burung di Hutan Gunung Slamet, Jawa Tengah. EKOLOGI GUNUNG SLAMET: Geologi, Klimatologi, Biodiversitas dan Dinamika Sosial. Diterbitkan atas kerjasama Pusat Penelitian Biologi dan Universitas Sudirman. Hal.: 135-149.

Widodo W. 2013. Kajian Fauna Burung sebagai Indikator Lingkungan di Hutan Gunung Sawal, Kab. Ciamis, Jawa Barat. Prosiding Sem. Nas. X Biologi, Sains, Lingkungan dan Pembelajarannya. Diselenggarakan oleh Program Studi Pendidikan Biologi Fak. Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret. Surakarta 6 Juli 2013. Hal. 256-267.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.