Kajian Kualitatif Kemelimpahan Spesies Burung di Hutan Pegunungan Telaga Bodas, Garut, Jawa Barat
(1) Laboratorium Ornithologi, Bidang Zoologi, Pusat Penelitian Biologi LIPI, Indonesia Jl Raya Jakarta-Bogor KM 46 Cibinong 16911
Abstract
Tujuan penelitian adalah untuk melengkapi list spesies burung-burung penetap di hutan pegunungan Jawa Barat dan mengkaji secara kualitatif kemelimpahan dari keragamannya di salah satu hulu DAS Citandui, yaitu di hutan Telaga Bodas, Garut, Jawa Barat. Metode penelitian menggunakan TSCs (Time Score Counts), yang dilakukan pada 25-29 April 2014. Sebanyak 51 spesies burung ditemukan di hutan Telaga Bodas. Diantaranya, sepuluh spesies memiliki rata-rata skor kemelimpahan tinggi, yaitu: Collocalia linchi (5.82), Halcyon cyanoventris (4), Pycnonotus aurigaster (3.73), Cacomantis merulinus (3.27), Zosterops palpebrosus (2.91), Orthotomus sutorius (2.82), Tesia superciliaris (2.63), Pycnonotus goiavier (2.55), Lanius schach (2.45) dan Lonchura leucogastroides (2.27). Hasil komparasi indeks kesamaan spesies burung di beberapa DAS Citandui menunjukkan nilai tertinggi terjadi antara komunitas burung di Telaga Bodas vs G. Sawal, yaitu IS=62.3%. Sementara itu, indeks kesamaan spesies burung di G. Telaga Bodas vs G. Geder terendah, yaitu IS=39.25%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tutupan lahan hutan di wilayah hulu DAS Citandui sangat kaya dengan spesies burung, 35 dari 108 spesies burung hanya tersebar terbatas, endemik dan migran di hutan pegunungan Jawa Barat. Oleh karena itu, pengelolaan kawasan hutan pegunungan di Jawa Barat diperlukan langkah bijak pemerintah untuk mencegah perambahan dan alih fungsi hutan menjadi lahan produksi oleh masyarakat, apabila tidak ingin kehilangan fungsinya.
The purpose of this research was to compile the list of the resident bird species in the West Java mountain forests and to examine the abundance of their diversities qualitatively in the one of Citandui Riverine Basin, i.e. the Mts.Telaga Bodas forest, Garut, West Java Province. TSCs (Time Score Counts) method was used to record the bird’s abundance during 25 to 29 April, 2014. At least, 51 species of birds were recorded in the Telaga Bodas forests. There were 10 species of birds found more abundant qualitatively, namely: Collocalia linchi (5.82), Halcyon cyanoventris (4), Pycnonotus aurigaster (3.73), Cacomantis merulinus (3.27), Zosterops palpebrosus (2.91), Orthotomus sutorius (2.82), Tesia superciliaris (2.63), Pycnonotus goiavier (2.55), Lanius schach (2.45) andLonchura leucogastroides (2.27). According to the result of similarities index comparation, of birds species (SI), itknown that birds comunities in the Mt.Telaga Bodas vs Mt.Sawal were highest, i.e.. SI=62.3%, and then between Mt.Telaga Bodas vs G.Geder were lowest, i.e.SI=39.25%. The results also showed that the coverage forests in the above of Citandui Riverine Basin were still rich species of birds, and 35 of 108 list species of birds were restricted, endemic and migratory species in the West Java mountain forests. Therefore, a proper management of the West Java mountain forests is needed to prevents encroachment and conversion of forest to production by people, if the government doesn’t want to lose its function.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Anon. (2014a). Undang-undang Republik Indonesia No.7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4377). bplhd.jakarta.go.id. Diunduh 22 April 2014.
Anon. (2014b). Cagar Alam dan Taman Wisata Alam Telaga Bodas. dishut.jabarprov.go.id/index.php.511. Diakses 1 Mei 2014.
Bibby, C. J., Burgess, N. D., Hill, D. A., & Mustoe, S. H. (2000). Bird Census Techniques. 2nd Ed. Tokyo: Academic Press.
Djajadiningrat, S. T. & Hardjolukito, S. (2013). Demi Bumi, Demi Kita Dari Pembangunan Berkelanjutan Menuju Ekonomi Hijau. Jakarta: Media Indonesia Publishing
Fachrul, M. F. (2007). Metode Sampling Bioekologi. Jakarta: Bumi Aksara.
Himmah, I., Utami, S. & Baskoro, K. (2010). Struktur dan Komposisi Vegetasi Habitat Julang Emas (Aceros undulatus) di Gn. Ungaran, Jawa Tengah. Jurnal Sains & Matematika, 18(3), 104-110.
Irwan, Z. D. (2007). Prinsip-prinsip Ekologi: Ekosistem, Lingkungan dan Pelestariannya. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Junaedi, E. & Maryani, R. (2013). Pengaruh Dinamika Spasial Sosial Ekonomi pada suatu Lanskap Daerah Aliran Sungai (DAS) terhadap Keberadaan Lanskap Hutan (Studi Kasus pada DAS Citanduy Hulu dan DAS Ciseel, Jawa Barat). Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan, 10(2), 122-139.
Kartijono, N. E., Rahayuningsih, M. & Abdullah, M. (2010). Keanekaragaman Jenis Vegetasi dan Profil Habitat Burung di Hutan Mangrove Pulau Nyamuk Taman Nasional Karimunjawa. Biosaintifika, 2(1), 27-39.
MacKinnon, J. (1990). Panduan Lapangan Pengenalan Burung-burung di Jawa dan Bali. Yogyakarta: Gadjah Mada Univ. Press.
MacKinnon, J., Philipps, K. & van Balen, B. (1998). Burung-burung di Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalimantan (Termasuk Sabah, Sarawak, dan Brunei Darussalam). Bogor: Puslitbang Biologi LIPI-BirdLife International Indonesia Programme.
Napitupulu A. (2013). Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis. Bogor: IPB Press.
Nugroho, M. S., Ningsih, S. & Ihsan, M. (2013). Keanekaragaman Jenis Burung pada Areal Dongi-dongi di Kawasan Taman nasional Lore Lindu. Warta Rimba, 1(1), 1-9.
Prasetyo, L. B. (2014). Perubahan Penutupan/Penggunaan Lahan, Degradasi Lahan dan Upaya Penanggulangannya:Studi Kasus di Daerah Aliran Sungai Citanduy. http://psp3.ipb.ac.id/file/Perubahan%20Penutupan%20....pdf. Diunduh 22 April 2014.
Rombang, W. M. & Rudyanto. (1999). Daerah Penting Bagi Burung Jawa & Bali. Bogor: Dep. Kehutanan & Perkebunan bekerjasama dengan BirdLife International Indonesia Programme,
Setiadi, A. P., Rakhman, Z., Nurwantha, P. F., Muchtar, M. & Raharjaningtrah, W. (2000). Distribusi, populasi, ekologi dan konservasi Elang Jawa Spizaetus bartelsi Stresemann 1924 di Jawa Barat bagian selatan. BP/FFI/BirdLife International/YPAL-HIMBIO UNPAD, Bandung.
Shannaz, J., Jepson, P. & Rudyanto. (1995). Burung-burung Terancam Punah di Indonesia. PHPA/ Bogor: Departemen Kehutanan, Puslitbang Biologi LIPI & BirdLife Internasional Indonesia Programme.
Sukmantoro, W., Irham, M., Novarino, W., Hasudungan, F., Kemp, N. & Muchtar, M. (2007). Daftar Burung Indonesia No.2. Bogor: Indonesian Ornithologists’ Union.
Suliantoro, B. W. (2011). Rekonstruksi Pemikiran Etika Lingkungan Ekofeminisme sebagai Fondasi Pengelolaan Hutan Lestari. Jurnal Bumi Lestari, 11(1), 111-119.
Sulistyawati, E., Sungkar, R. M., Maryani, E., Aribowo, M. & Rosleine, D. (2006). The Biodiversity of Mount Papandayan and the Threats. Makalah disampaikan pada International Interdisiplinary Conference Vulcano International Gathering 2006, 1000 years Merapi Paroxysmal Eruption. Vulcano: Live, Prospeity and Harmony. Yogyakarta, Indonesia. September 7, 2006. p106-113.
Sutherland, W. J. (1997). Ecological Census Techniques: a hand book. Cambridge: Univ. Press, Melbourne.
Widodo, W. (2006). Kelimpahan Relatif Burung-burung di Hutan Pegunungan Tilu Geder, Garut Selatan, Jawa Barat. Jurnal Biologi Indonesia, 4(2), 129-133
Widodo, W. (2013). Kajian Fauna Burung sebagai Indikator Lingkungan di Hutan Gunung Sawal, Kab. Ciamis, Jawa Barat. Prosiding Sem. Nas. X Biologi, Sains, Lingkungan dan Pembelajarannya. Diselenggarakan oleh Program Studi Pendidikan Biologi Fak. Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret. Surakarta 6 Juli 2013. Hal. 256-267.
Widodo, W. (2014). Populasi dan Pola Sebaran Burung di Hutan Wanawisata Galunggung, Tasikmalaya, Jawa Barat. Biosaintifika, 6(1), 29-38.
Winarno, K., & Setyawan, A. D. (2003). Review: Penyudetan Sungai Citanduy, Buah Simalakama Konservasi Ekosistem Mangrove Segara Anakan. Biodiversitas, (4)1, 63-72.
Yekti, A., Sudarsono, B., & Subiyanto, S. (2013). Analisis Perubahan Tutupan Lahan DAS Citanduy dengan Metode Penginderaan Jauh. Jurnal Geodesi Undip, 2(4), 1-9.
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.