Peran Orang Tua dalam Menanamkan Nilai Karakter Kearifan Lokal Pada Masyarakat Pesisir

Yunus Bayu(1), Anastasya Rahmadina(2),


(1) STMIK Eresha, Pamulang Tangerang Selatan
(2) UIN Syarif Hidatullah, Jakarta, Indonesia

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengambarkan peran orang tua menanamkan kearifan lokal. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnopedagogi. Hasil penelitian adalah orang tua memiliki pengaruh besar terhadap proses pembentukan karakter. Keteladan orang dapat mengantar anak/remaja diarahkan untuk secara aktif memajukan toleransi dan penghormatan terhadap keyakinan orang lain. Hal ini dilakukan agar individu anak dapat merefleksikan target tersebut dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat. Perubahan individu yang konstruktif dapat menjadi cikal bakal lahirnya kehidupan keberagaman yang penuh penghormatan terhadap perbedaan dan diharapkan dapat menciptakan ikatan keragaman yang saling menguatkan, saling mendukung, dan menghormati satu sama lain. Nilai assitulung-tulungeng merupakan kekuatan budaya yang tercermin dari modal utama dalam membangun relasi sosiologis di tengah umat yang berbeda agama dan budaya. Paling tidak inilah yang bisa dipahami dari komentar Ikram di atas. Kesadaran personal yang diterangi oleh sinar iman kebenaran, tentu akan melahirkan kesadaran sosiologis yang berimplikasi pada terciptanya hubungan yang harmonis masyarakat pesisir.

This study aims to describe the role of parents in instilling local wisdom. This study uses a qualitative method with an ethnopedagogical approach. The results showed that parents have a big influence on the character ordering process. Exemplary can lead children / adolescents to be actively directed to promote tolerance and respect for the beliefs of others. This is done so that individual children can reflect on these targets in everyday life in society. Constructive individual change can be the forerunner to the birth of a diverse life that is full of respect for support and is expected to create bonds of diversity that mutually reinforce, support one another, and respect one another. The value of assitulung-tulungeng is a cultural strength seen from the main asset in building sociological relations among people of different religions and cultures. At least this is what can be implemented from Ikram's comments above. Personal awareness that is illuminated by the light of faith in truth will certainly give birth to a sociological awareness which has implications for the creation of harmonious relationships in coastal communities.

Keywords

Parents, Character, Coastal Society

Full Text:

PDF

References

Arhanuddin, Y. (2018). Analisis perbandingan karakter remaja yang diasuh oleh ibu yang bekerja di rumah dengan ibu yang bekerja di luar rumah di kota palopo. Jurnal Pendidikan Glasser. 2(2), 14-29.

Berg, B. L., Lune, H., & Lune, H. (2004). Qualitative research methods for the social sciences (Vol. 5). Boston, MA: Pearson.

Choi, F. D. (1983). Multinational challenges for managerial accountants. In International Accounting and Transnational Decisions (pp. 19-35). Butterworth-Heinemann.

Coulon, A. (2008). L’ethnometodologie (Etnometodologi). Penerjemah Jimmy Ph., PAAT. Ampenan: Lengge.

Ernaningsih, R. (2020). Strategi Peningkatan Kesejahteraan Nelayan Kecil Kabupaten Luwu Utara. Jurnal Akuakultur, Teknologi Dan Manajemen Perikanan Tangkap, Ilmu Kelautan, 3(1), 67-78.

Hofstede, G. (1987). The Culture’s Context of Accounting: In Berry E Cushing (ed). Accounting and Culture, Sarasota: American Accounting Association.

Mariam, S. B. (1998). Qualitative research and case study application in education. San Fransisco: Josset-Bass Publisher.

Moleong, L. J. (1995). Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosdakarya.

Nawawi, H. (1996). Penelitian Terapan, Yogyakarta: Gajah Mada, University Press.

Perera, M. H. B. (1989). Towards a framework to analyze the impact of culture on accounting. The international Journal of accounting, 24(1), 42-56.

Salim, A., Salik, Y., & Wekke, I. S. (2018). Pendidikan karakter dalam masyarakat bugis. Ijtimaiyya: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam, 11(1), 41-62.

Schreuder, H. (1987). Accounting research, practice and culture: A European perspective. Accounting and Culture, 12-22.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




View My Stats