KACAPI SULING INSTRUMENTALIA SEBAGAI SALAH SATU KESENIAN KHAS SUNDA

Sri Hermawati Dwi Arini(1), Didin Supriadi(2),


(1) Universitas Negeri Jakarta, Kampus Rawamangun, Jakarta
(2) Universitas Negeri Jakarta, Kampus Rawamangun, Jakarta

Abstract

Penelitian ini untuk mendeskripsikan jenis-jenis kacapi sebagai kesenian khas Sunda. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskripsif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada macam-macam kacapi Sunda, yakni Kacapi Perahu, Kacapi Siter dan Kacapi Ritmik. Masing-masing kacapi memiliki fungsi seni, tergantung tempat dan waktu dimainkannya. Ada juga kacapi yang berfungsi sebagai hiburan. Kebanyakan kecapi dimainkan bersamaan yakni yang berfungsi sebagai melodi dan iringan. Yang termasuk kecapi ini adalah Kacapi Calempungan dan Wanda Anyar. Jenis kacapi lainnya adalah Kacapi Suling. Wanda Anyar merupakan perkembangan kecapi. Ini dapat dilihat dari pengemangan teknik dan komposisi.

 

Instrumental Bamboo Kacapi as One of Unique Art of Sundanese

 

Abstract

This study was to describe the various kacapi as unique Sundanese arts. This study used a descriptive qualitative approach. The results showed that there are various kacapi Sunda, ie Boat Kacapi, Zither Kacapi and Rhythmic Kacapi. Each kacapi has the function of art, depending on the place and time played. There is also kacapi that performs as entertainment. Most kacapi that are played simultaneously ferform as melody and accompaniment. Which include these kacapi are kacapi Calempungan and Wanda Anyar. Other type is fl ute Kacapi . It is development of the kacapi.This can be seen from the development of techniques and composition.

Keywords: kacapi suling, wanda anyar, fungsi pertunjukan kacapi, kesenian khas


Full Text:

PDF PostScript

References

Abdurachman, Maman. 1990. Peranan kacapi dalam tari sunda. Bandung: ASTI, Akademi Seni Tari Indonesia.

Atik Soepandi. 1983. Khasanah Kesenian Daerah Jawa Barat. Bandung: Pelita Masa, Pelita masa.

Depdikbud. 1977. Sejarah Seni Budaya Jawa Barat. Bandung: Depdikbud

Don Campbell. 2001. Efek Mozart, Memanfaatkan Kekuatan Musik untuk Mempertajam Pikiran, Meningkatkan Kreativitas dan Menyehatkan Tubuh. Penerjemah T. Hermaya. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Edy Sedyawati. 2002. Keragaman Silang Budaya. Dialog Art Sumit Jurnal Seni Pertunjukan, Bandung : 1998/1999

Hadji Hasan Moestapa. 1913. Bab Adat Oerang Priangan Djeung Oerang Soenda Lianti Eta. Betawi: Kantor Tjitak Kangdjeng Goepernemen.

Kusumadinata, Mahyar Angga. 1968. Seni Raras. Jakarta: Balai Pustaka.

Rohidi, Tjetjep Rohendi. 2000. Kesenian dalam Pendekatan Kebudayaan, Bandung: STISI.Bandung.

Ruswandi, Tardi. 2000. “Diktat Kuliah Alat Petik Kacapi. Bandung: STSI Sekolah Tinggi Seni Indonesia.

Soedarsono. 1992. Pengantar Apresiasi Seni. Jakarta: Balai Pustaka.

Suanda, Endo. 2007. Pendidikan Seni Berbasis Budaya, makalah disampaikan pada

Seminar Pendidikan Apresiasi Seni Universitas Negeri Jakarta dan Akademi Jakarta.

Tridjata S, Cacelia. 2005. Dasar-dasar Estetika. Jakarta: Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Jakarta.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.