MEMBANGUN INDUSTRI KREATIF DI MALUKU MELALUI PENDIDIKAN SENI
(1) ISI Yogyakarta, Jl. Parangtritis Km. 6,5 Panggungharjo, Bantul Yogyakart
Abstract
Bagian Timur Indonesia khususnya kepulauan Maluku terdiri dari banyak pulau, sementara orang-orangnya juga dianugerahi dengan musikalitas yang luar biasa, dilihat dari keterampilannya dalam menyanyi, perbendaharaan folksong besar, dan kekayaan aktivitas sehari-hari yang bersentuhan dengan musik. Namun, keberkahan bakat sejauh ini sudah dianggap sebagai seni yang memiliki tujuan, dimana orang-orang Maluku dengan gembira melakukan kehidupan estetika mereka hanya untuk tujuan mereka sendiri. Pendidikan seni formal telah didirikan di Maluku, di mana kemauan politik pemerintah daerah untuk mencapai seni dengan akulturasi dan metamorfosis nampak belum terpenuhi. Sekarang, waktunya bahwa orang Maluku harus memberdayakan budaya yang kaya mereka terutama kemampuan luar biasa mereka di dunia seni dengan memproduksi seniman-seniman lokal terpadu, yang tidak hanya profesional di bidangnya, tetapi juga mungkin dapat mencari nafkah melalui karya mereka sendiri. Oleh karena itu, pembentukan sebuah sekolah seni formal di Maluku adalah penting, tidak hanya untuk tujuan melestarikan dan menyebarluaskan kearifan lokal Maluku, tetapi juga untuk meningkatkanpengembangan Provinsi Maluku dalam mepromosikan sektor industri kreatif secara ekonomis.
Â
The Eastern part of Indonesian archipelago particularly Maluku province consisted of many islands, while its people are also blessed with their incredible musicality, seen from the skillful ability in singing, vast folksongs repertory, and the enrichment of daily activities with musical touch. However, such a talented gift has been so far considered as the art by destination, where Maluku people are happily conducting their esthetical life only for their own purposes. Formal arts education has been scarcely established in Maluku, in which the political will of local government to attain the art by acculturation and metamorphosis seems not in conformity as yet. Now, the time has come that Maluku ethnic people must empower their rich culture especially their outstanding ability in the art world by producing the integrated local artists, who are not only professional in their fields, but may also be able to earn living through their own works. Therefore, the establishment of a formal arts school in Maluku is of important, not only for the purpose of preserving and disseminating Maluku local wisdoms, but also to enhance the development of Maluku province in economically promising sector of the creative industry.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Brandts-Buys, J.S. 1921. “Over de ontwikkelingsmogelijkheden van de muziek op Javaâ€, Prae-adviezen. Bandoeng.
Bukofzer, Manfred. 1977. The Place of Musicology in American Institutions of Higher Learning. New York: The Liberal Arts Press.
Ganap, Victor. 1992. “Musik Diatonisâ€, R.M. Soedarsono (ed), Pengantar Apresiasi Seni. Jakarta: Balai Pustaka, pp.39-80
Ganap, Victor . 1998. “Music for The Nationâ€, Edi Sedyawati (ed), Indonesian Heritage Vol. 8. Singapore: Archipelago Press Edition Didier Millet, pp.122-123
Ganap, Victor . 2008. “Sumbangsih Ilmu Pengetahuan Musik Dalam Pembentukan Jatidiri Bangsaâ€, Pidato Pengukuhan Guru Besar Musikologi, ISI Yogyakarta.
Gaspersz, Agustinus C.W. 2004. “Fungsi Ansambel Suling Bambu Dalam Liturgi Ibadah di Gereja Protestan Maluku Jemaat Getsemaniâ€, Tesis untuk memperoleh derajat Magister, Program Pascasarjana ISI Yogyakarta.
Kunaefi, Tresna Dermawan, et al. 2007. Paradigma Baru dan Rambu-Rambu Akademik Pendidikan Tinggi Seni Indonesia Edisi Kedua. Jakarta: Direktorat Akademik, Ditjen Dikti, Depdiknas.
Nattiez, Jean-Jacques. 1990. Music and Discourse Toward a Semiology of Music. Terj. Carolyn Abbate, Princeton, New Jersey: Princeton University Press.
Riwu Tadu, Johny Ebenhaezer. 2005. “Inkulturasi Musik Liturgi di Gereja Masehi Injili di Timorâ€, Tesis untuk memperoleh derajat Magister, Program Pascasarjana ISI Yogyakarta.
Rumengan, Perry. 2007. Musik Vokal Etnik Minahasa: Kontinuitas dan Perubahan Dalam Struktur dan Fungsi, Disertasi untuk memperoleh derajat Doktor, Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada.
Soedarsono, R.M. et al. 2001. “Profil Kompetensi Sarjana Seniâ€. Jakarta: Komisi Disiplin Ilmu Seni, Ditjen Dikti, Depdiknas.
Sternberg, Robert J. (ed). 1999. Handbook of Creativity. Cambridge: Cambridge University Press.
Wolff, Janet. 1981. The Social Production of Art. New York: St. Martin’s Press.
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.