PENGEMBANGAN MODEL KONSERVASI KESENIAN LOKAL SEBAGAI KEMASAN SENI WISATA DI KABUPATEN SEMARANG

Bintang Hanggoro Putra(1),


(1) Universitas Negeri Semarang, Kampus Sekaran Gunungpati, Semarang

Abstract

Tujuan  penelitian ini adalah untuk menemukan dan mengembangkan model konservasi kesenian lokal sebagai kemasan seni wisata di kabupaten Semarang. Penelitian ini akan menemukan pengembangan jenis-jenis seni pertunjukan di hotel dan resort and convention di kabupaten Semarang. Penelitian ini dilaksanakan berdasar metode kualitatif dengan pendekatan Eklektif  menggunakan atau memodifikasi desain Penelitian dan Pengembangan (Educational Research & Development). Data dikumpulkan melalui studi pustaka, studi dokumen, wawancara, dan observasi. Berdasar hasil penelitian dapat disimpulkan, bahwa kabupaten Semarang telah mengembangkan seni pertunjukan wisata melalui hotel dan resort and convention. Adapun jenis kesenian yang dikembangkan adalah tari Gambyong, Kuda Lumping, dan Cokekan meskipun belum optimal karena kesenian yang dipertunjukkan belum benar-benar dikemas untuk kepentingan pariwisata. Bentuk model konservasi kesenian lokal sebagai kemasan seni wisata di Kabupaten Semarang yang dihasilkan adalah berupa tari Semarangan dan tari Bambang Cakil yang selanjutnya dipublikasikan melalui leaflet yang berisi tentang jenis kesenian, deskripsi singkat, penjelasan tentang durasi waktu, fungsi, harga paket kesenian. Leaflet tersebut diujicobakan di Balemong Resort and Convention.

 

The goal of this research is to find out and develop conservation model of local art performance as tourism package in Semarang Regency. This research would identify development of kinds of performance art in hotels and resorts in Semarang regency. This research was conducted based on qualitative method by eclectic approach and used or modified Educational Research and Development design. Data was collected through library study, documentary study, interview, and observation. The findings of the research show that Semarang regency has developed tourism performance art through hotels, resorts, and conventions. The kinds of performance art include Gambyong dance, Kuda Lumping (Horse Dance), and Cokekan though they are not optimal yet since the dances have not yet been packaged for tourism performance. The forms of local conservation model as tourism package in Semarang regency are Semarangan and Bambang Cakil dances, which were later published through leaflets containing the kinds of performance art, brief description, explanation about time duration, function, price of performance art package. The leaflets had been tested in Balemong Resort and Convention.

Keywords

model konservasi, kesenian lokal, seni wisata.

Full Text:

PDF

References

Agus Sulistyono. 1986. Manajemen Penye-lenggaraan Hotel. Jakarta

Edi Sedyawati. 1998. Keragaman dan Silang Budaya. Jakarta: MSPI.

Emil Salim. 1993. Hubungan Pariwisata de-ngan Budaya di Indonesia: Prospek dan Masalahnya. Jakarta: Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisi Proyek Penelitian Pengkajian dan Pembinaan nilai Budaya, Depdikbud.

Jazuli, M. 2001. Paradigma Seni Pertunjukan, Yogyakarta: Lentera.

Soedarsono, R. 1992. â€Bentuk Penyajian Seni Pertunjukan dan Pariwisata di Indonesiaâ€, Ceramah Forum Ilmiah Gelar Budaya Nusantara di Taman Mini Indonesia Indah, tanggal 13-16 Juli 1992.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.