Fungsi dan Ciri Khas Kesenian Rebana di Pantura Jawa Tengah (Function and Characteristic of Rebana in the Beach Region of Central Java)
(1) 
Abstract
Kesenian Rebana merupakan salah satu kesenian yang bernafaskan Islam keberadaannya sangat
melekat pada pola kehidupan masyarakat di Pantai Utara Jawa Tengah mulai dari pedasaan sampai
perkotaan. Melekatnya aktifitas rebana tidak terlepas dari fungsi kesenian rebana bagi masyarakat
pendukungnya serta dukungan dari tokoh masyarakat dan para alim ulama. Sebagai salah satu
media dakwah, aktifitas kesenian rebana hadir dari berbagai kegiatan kelompok pengajian, kegiatan
peringatan hari besar islam, tasyakuran, walimatul Urusy, Walimatul Khitan, Walimatul Hamli,
maupun perayaan yang lain. Bentuk penampilan kesenian rabana dapat dikategorikan dalam bentuk
tradisional maupun modern. Perbedaan rebana tradisi terletak pada peralatan musik yang digunakan
yaitu berupa alat musik terbang dan lagu-lagu yang dibawakan umumnya diambil dari kitab albarjanzi,
kitab dziba, kitab simbud durror, dan kitab kuning lainnya, sementara rebana modern
terdapat penambahan peralatan musik yang bertangga nada diatonis seperti key board dalam
mengiringi lagu-lagu mulai dari musik pop, musik dangsut, musik campur sari dan lainya, dengan
menggunakan teks lagu dengan bahasa Arab, bahasa Jawa, dan Bahasa Indonesia yang semuanya
menggunakan seperangkat alat musik rebana sebagai rirngan lagu. Bentuk penampilan rebana
tradisional maupun modern, masing-masing mempunyai wilayahnya sendiri-sendiri yang menjadi
ciri- khas dari daerahnya seperti salafudin Pekalongan, Semarangan, dan Demak.
Kata kunci: Walimatul Urusy, Walimatul Khitan, Walimatul Hamli, fungsi
melekat pada pola kehidupan masyarakat di Pantai Utara Jawa Tengah mulai dari pedasaan sampai
perkotaan. Melekatnya aktifitas rebana tidak terlepas dari fungsi kesenian rebana bagi masyarakat
pendukungnya serta dukungan dari tokoh masyarakat dan para alim ulama. Sebagai salah satu
media dakwah, aktifitas kesenian rebana hadir dari berbagai kegiatan kelompok pengajian, kegiatan
peringatan hari besar islam, tasyakuran, walimatul Urusy, Walimatul Khitan, Walimatul Hamli,
maupun perayaan yang lain. Bentuk penampilan kesenian rabana dapat dikategorikan dalam bentuk
tradisional maupun modern. Perbedaan rebana tradisi terletak pada peralatan musik yang digunakan
yaitu berupa alat musik terbang dan lagu-lagu yang dibawakan umumnya diambil dari kitab albarjanzi,
kitab dziba, kitab simbud durror, dan kitab kuning lainnya, sementara rebana modern
terdapat penambahan peralatan musik yang bertangga nada diatonis seperti key board dalam
mengiringi lagu-lagu mulai dari musik pop, musik dangsut, musik campur sari dan lainya, dengan
menggunakan teks lagu dengan bahasa Arab, bahasa Jawa, dan Bahasa Indonesia yang semuanya
menggunakan seperangkat alat musik rebana sebagai rirngan lagu. Bentuk penampilan rebana
tradisional maupun modern, masing-masing mempunyai wilayahnya sendiri-sendiri yang menjadi
ciri- khas dari daerahnya seperti salafudin Pekalongan, Semarangan, dan Demak.
Kata kunci: Walimatul Urusy, Walimatul Khitan, Walimatul Hamli, fungsi
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.