SELEKSI IN VITRO EKSPLAN SETENGAH BIJI KEDELAI VARIETAS TAHAN TANAH KERING MASAM MENGGUNAKAN KANAMISIN

Aisyah Aisyah(1), Y U Anggraito(2),


(1) Jurusan Biologi, FMIPA Universitas Negeri Semarang, Indonesia
(2) Jurusan Biologi, FMIPA Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi yang optimal untuk seleksi in vitro kedelai varietas tahan tanah kering masam dan mengetahui respon pertumbuhan kedelai varietas tahan tanah kering masam terhadap berbagai konsentrasi antibiotik kanamisin. Jenis eksplan yang digunakan adalah setengah biji. Rancangan penelitian yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap dengan dua faktor yaitu konsentrasi kanamisin (0 mg/L, 50 mg/L, 100 mg/L, 150 mg/L, dan 200 mg/L), dan varietas kedelai yang tahan tanah kering masam (Gepak kuning, Tanggamus, Gema, Grobogan, dan Burangrang). Parameter yang diukur adalah hari muncul tunas, jumlah eksplan yang tumbuh tunas, jumlah tunas yang tumbuh dan jumlah eksplan yang hidup. Data dianalisis menggunakan Anava dua jalur dan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi kanamisin optimal berdasarkan LD50 (Lethal Dosis 50%) untuk setiap varietas memiliki sensitivitas yang berbeda. Varietas Gema, Gepak Kuning dan Tanggamus pada 150 mg/L, varietas Grobogan pada 100 mg/L, sedangkan varietas Burangrang sensitif pada konsentrasi 200 mg/L. Semakin meningkatnya konsentrasi kanamisin menyebabkan penurunan jumlah eksplan hidup, jumlah tunas dan eksplan yang membentuk tunas, serta penundaan munculnya tunas.

This research aimed to determine the optimal concentration for in vitro selection of dry acid soil resistance soybean variety and evaluate the growth response of dry acid soil resistance soybean variety to various concentrations of the kanamycin antibiotic. The half-seed explants were used. The research used completely randomized design with two factors: the concentration of kanamycin (0 mg/L, 50 mg/L, 100 mg/L, 150 mg/L, and 200 mg/L), and soybean varieties which are resistant to dry acid soil (Gepak kuning, Tanggamus, Gema, Grobogan, and Burangrang). Parameters measured were: the emerging shoot day, number of explants emerging shoots, number of shoots, and the number of survive explants. Data were analyzed used two-way ANOVA and Duncan test. The result of research showed that optimal concentration of kanamycin based on LD50 (Lethal Dose 50%) in each variety were different. Gema, Gepak Kuning, and Tanggamus variety were 150 mg/L,Grobogan vaiety in 100 mg/L, while Burangrang variety has its sensitivity on consentration 200 mg/L. The increasing of kanamycin concentration caused a decrease in the number of survive explants, the number of shoots, and explants forming shoots, and delaying of shoots emerging.

Keywords

Seleksi In Vitro,Glycine max L., Kanamisin

Full Text:

PDF

References

Acquaah G. 2007. Principle of Plant Genetic and Breeding. Australia: Blackwell

Agustina S. 1990. Nutrisi Tanaman. Jakarta: Rineka Cipta.

Arencibia AD. 2000. Plant Genetic Engineering Toward The Third Millennium. Cuba: Elseveir.

Bahrampour S, Majid S, Bahram B. 2012. Assessment and determination of optimum concentration of streptomycin and kanamycin as selective agents in peppermint (Mentha piperita L.) transformation. Agro Plant Prod. 3(6) : 196-201.

Bardhan SK, Sharma C, & Srivastava DK. 2012. Effect of kanamycin on growth of hypocotyl tissue of brinjal (Solanum melongena L. Cv. Pusa Purple Long). Cell Tissue Res.12(3): 3383-3386.

[BPS] Badan Pusat Statistik No.43/07/Th.XV, 2 Juli 2012. Produksi padi, jagung, dan kedelai (Angka Tetap 2011 dan Angka Ramalan 2012). www.deptan.go.id. [diakses tanggal 10 Maret 2013]

Chen W, Song K, Cai Y, Li W, Liu B & Liu L. 2011. Genetic modification of soybean with a novel grafting technique: downregulating the FAD2-1 gene increases oleic acid content. Plant Mol Biol Rep. 29: 866-874.

Chi-Manzanero BH, POM Acereto-Escoffie, E Castano, LC Rodriguez-Zapata. 2010. Optimal concentration of kanamycin as a selective agent for the transformation of Musa cv “Grand Nain”. Univ Y Ciencia Trop Humedo 26(1) : 115-119.

Christou P. 1994. The biotechnology of crop legumes. Euphytica. 74: 165-185.

Garcia-Almodovar RC, Petri C, Padilla IMG, & Burgos L. 2013. Combinat ion of site-specific recombinat ion and a conditional selective marker gene allows for the production of marker-free tobacco plants. Plant Cell Tiss Organ Cult. 10(1): 1-11.

Gomez KA dan AA Gomez. 1995. Prosedur Statistik untuk Penelitian Pertanian Ed.2. Terjemahan Endang S. & Justika S. B. Jakarta: UI Press.

Harsono A. 2008. Strategi pencapaian swasembada kedelai melalui perluasan areal tanam di lahan kering masam. Iptek Tanaman Pangan .3(2): 244-257.

Hoa TTC, Hai TV & Thang LC. 2008. Transformation efficiencies of the soybean variety PC 19 [Glycine max (L.) Merill] using Agrobacterium tumefaciens and the cotyledonary node method. Omonrice 16: 1-8.

Kestell D, Lai S, Liang G, Waters S, Wladichuk A. 2002. Effects of kanamycin and sterptomycin on the macromolecular composition of streptomycin-sensitive and resistant Escherichia coli strains. J Exp Microbio Immunol. 2:103-108.

Litbang Pertanian. 2015. Prospek dan arah pengembangan agribisnis kedelai. http://www.litbang.pertanian.go.id/special/komoditas/files/0107-KEDELAI.pdf. (diakses tanggal 23 Maret 2015)

Mariska I, Sjamsudin E, Sopandie D, Hutami S, Husni A, Kosmiatin M, & Vivi NA. 2004. Peningkatan ketahanan tanaman kedelai terhadap alumunium melalui kultur in vitro. J Litbang Pertanian. 23(2): 46-52.

Miki B & Mchugh S. 2004. Selectable marker genes in transgenic plants: application, alternatives and biosafety. J Biotech Rev. 107: 193-232.

Mulwa RSM, Norton MA, Farrand SK & Skirvin RM. 2007. Agrobacterium-mediated transformation and regeneration of transgenic ‘Chancellor’ wine grape plants expressing the tfdA gene. Vitis. 46(3): 110-115.

Mulyani A. 2006. Perkembangan Potensi Lahan Kering Masam. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. Sinar Tani Edisi 24-30 Mei 2006.

Rukmana R. & Yuniarsih Y. 2009. Kedelai, Budidaya dan Pasca Panen. Yogyakarta: Kanisius.

Savitri E.S. 2010. Pengujian in vitro beberapa varietas kedelai (Glycine max L. Merr) toleran kekeringan menggunakan polyethylene glikol (PEG) 6000 pada media padat dan cair. El-Hayah 1(2): 9-13.

Sundhar IK, Sakhtivel N. 2008. Advances in selectable marker genes for plant transformation. J Plant Physiol 165: 1698-1716.

Yu TA, Shyi-Dong Y. & Jiu-Sherg Y. 2003. Comparison of the effects of kanamycin and geneticin on regeneration of papaya from root tissue. Plant Cell, Tissue Organ Cult. 74: 169–178.

Yusnita. 2003. Kultur Jaringan: Cara Memperbanyak Tanaman secara Efisien. Jakarta: Agromedia Pustaka

Zhang BH, Fang L, Zhi-Hong L, Hong-Mei W. & Chang-Bing Y. 2001. Effects of kanamycin on tissue culture and somatic embryogenesis in cotton. Plant Growth Regu 33: 137–149.

Zia M, Rizvi ZF, Riaz-Ur-Rehman & Chaudhary MF. 2010. Agrobacterium mediated transformation of soybean (Glycine max L.): Some conditions standardization. Pak J Bot. 42(4): 2269-2279.

Zulkarnain. 2009. Kultur Jaringan Tanaman. Jakarta: Bumi aksara.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.