KIDUNG KANDHASANYATA SEBAGAI EKSPRESI ESTETIK PESINDEN WANITA MARDUSARI

Darmasti -(1),


(1) Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, Jl. Ki Hadjar Dewantara no. 19 Surakarta (Solo)

Abstract

Salah satu karya sastra berbahasa daerah yang berbentuk puisi adalah macapat. Macapat bila disuarakan dinamakan tembang macapat. Tembang macapat termasuk seni vokal yang bersifat mandiri atau sajian vokal yang menyertai gamelan. Pada masa Mangkunagara VII, muncul seorang seniwati profesional di bidang tari dan karawitan, memiliki kemampuan sebagai pesindhen, penyusun teks sindhenan berbentuk karya sastra, yang berpengaruh hingga sekarang didunia olah vocal pesinden. Kidung Kandhasanyata merupakan ekpresi estetik yang mencerminkan peristiwa serta ‘nilai-nilai’ yang berlaku. Kidung Kandhasanyata merupakan cakepan sindenan hasil karya sastra Mardusari yang berbentuk tembang mocopat. Macapat kandungan isinya berfungsi sebagai pembawa amanat, sarana penuturan, penyampai ungkapan rasa, sarana penggambaran suasana, penghantar teka-teki, alat penyuluhan dan dilagukan berirama.

 

One of poetic works written in local language is macapat. It is named so when it is recited. Macapat chants constitute an autonomous recitation or a vocal that accompanies traditional musical instruments. During the times of Mangkunegara VII, there was a professional female artist in dancing and karawitan (traditional music instruments), having skills as pesindhen (Javanese female singer), and in composing literary sindhenan (Javanese chants) texts, that gives influences to pesindhen (Javanese female singers) even to this present time. Kidung Kandhasanyata (Kandhasanyata chants) is an aesthetic expression that reflects prevailing events and values. This chant is cakepan of chants of Mardusari literature in the form of macapat. The contents of macapat function as the harbinger of messages, oracy media, expression of feelings, illustration of atmosphere, delivery of puzzles, instruction media, and rhythmic chants.

Keywords

macapat; kidung Kandhasanyata; Mardusari; tembang; ekspresi estetik

Full Text:

PDF

References

Agus Sujanto. 1980. Psychologi Kepribadian, Jakarta: Aksara Baru.

Edi Sedyawati, ed. 1984. Tari: Tinjauan dari Berbagai Segi, Jakarta: Pustaka Jaya.

Holt, Claire. 2000. “Melacak Jejak Perkembangan Seni di Indonesia,†terjemahan dari Art in Indonesia: Continuities and Change ) oleh R. M. Soedarsono. Bandung: Arti.line dan MSPI.

Koentjaraningrat. 1984. Kebudayaan Jawa. Jakarta: PN Balai Pustaka. 1984.

Langer, Suzanne K. 1988. Problematika Seni. Terj. FX. Widaryanto. Bandung: Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Luar Negeri bekerjasama dengan Penelitian Alumni.

Leksono, Karlina & Supelli. 1998. “Bahasa untuk Perempuan Dunia Tersempitkanâ€, Wanita dan Media : Konstruksi Ideologi Gender dalam Ruang Publik Orde Baru. Ed. Idi Subandy Ibrahim. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mack, Dieter. 1997. “Kaitan Kehidupan dan Kesenian Menuju ke Iklim Kehidupan Kesenian yang lebih Baik.†Wiled, Jurnal Seni, STSI Surakarta, STSI Press.

Martopangrawit. 1998 Dibuang Sayang, dalam Rahayu Supanggah “Lagu dan Cakepan Gerongan Gendhing Gaya Surakarta,†Penerbit: CV. Setiaji bekerja sama dengan ASKI Surakarta.

Mardusari, Nyi Tumenggung. 1987. Pengakuan Mardusari pada Tempo, 1 2 September 1987)

Mawardi, Bandung. 2009. “Kuasa Bahasa dan Sastra†dalam Lampung Pos 28 November 2009

Poerwadarminto, W.J.S. 1939. Baoesastra Jawa, JB. Wolter Nitgevers Maatchappij NV, Groningen, Batavia.

Prawiroatmaja. 1981. Bausastra Jawa Indonesia, Jakarta: Gunung Agung.

Ritzer, George. 2004. Teori Sosial Postmodern. Yogyakarta: Kreasi Wacana.

Santoso. 1982. “Palaran di Surakarta,†Sub Proyek ASKI, Pengembangan IKI, Bagian Pengantar, 1979/1980.

Sartono Kartodirdjo. Pendekatan Ilmu-Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sastrosumarto. 1958. Wangsalan, Jakarta: Balai Pustaka.

Slamet Suparno, T. 1986. “Dokumentasi Wangsalan Susunan Nyi Bei Mardusari.†Laporan Penelitian, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, ASKI, Surakarta.

Soedarsono, R.M. 1994. “Lebih Gampang Jadi Doktor Daripada Empu Tari Jawaâ€, dalam Harian Kompas, 27 November 1994

Supanggah, Rahayu. 1991. Kidung Kandhasanyata, Nyi Bei Mardusari, Sekolah Tinggi Seni Indonesia Surakarta.

Wiryanti, Sri. 2008. “Bahasa dan Perempuan dalam Ideologi Kapitalisâ€. Makalah disampaikan dalam Diskusi Bahasa dan Gender di Kunci Cultural Studies 16 Juli 2008.

Zoetmulder, P.J. 1985. Kalangwan: Sastra Jawa Kuno Selayang Pandang. Alih bahasa Dick Hartoko. Jakarta: Djambatan

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.