BIOLA DALAM SENI PERTUNJUKAN GANDRUNG BANYUWANGI

Irfanda Rizki Harmono Sejati(1),


(1) Universitas Negeri Semarang, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang

Abstract

Gandrung adalah salah satu seni pertunjukan tradisi yang cukup populer di kalangan masyarakat Banyuwangi Jawa Timur. Bentuk Gandrung merupakan perkembangan dari seni pertunjukan Seblang yang juga terdapat di Banyuwangi. Terdapat beberapa instrumen unsur-unsur gamelan yang digunakan untuk iringan musik Gandrung Banyuwangi, antara lain: kendang, ketuk, kempul, gong, kluncing (triangle), angklung, dan saron. Dalam perkembangannya, instrumen Biola dimasukkan sebagai tambahan musik iringan dalam seni pertunjukan Gandrung bersama dengan masuknya kebudayaan Barat yang dibawa pada masa kolonial  Belanda. Pola permainan instrumen Biola pada iringan Gandrung Banyuwangi mempunyai ciri khas tersendiri yang sangat berbeda dengan pola permainan instrumen biola pada musik barat. Dalam perkembangannya juga, instrumen Biola menjadi salah satu instrumen pokok pada seni karawitan Banyuwangi pada umumnya dan seni pertunjukan Gandrung pada khususnya, sehingga instrumen Biola dianggap penting dalam musik iringan seni pertunjukan Gandrung. Adapun fokus penelitian dalam penulisan ini mengulas instrumen Biola dalam seni pertunjukan Gandrung, antara lain: (1) latar belakang dan bentuk penyajian kesenian Gandrung Banyuwangi, (2) teknis permainan biola pada seni pertunjukan Gandrung Banyuwangi, dan (3) fungsi atau kegunaan pemain biola  pada seni pertunjukan Gandrung Banyuwangi

 

Gandrung is one of popular traditional performance arts among Banyuwangi people at East Java. The form is a modification of Seblang performance art, which is popular at Banyuwangi. Among several musical instruments used in Gandrung include kendang, ketuk, kempul, gong, kluncing (triangle), angklung, and saron. In its following performances, violin was included as additional musical accompaniment in Gandrung along with the incoming western culture brought by the Dutch colonialists. The pattern of violin instrument has its own typical features different from that of western violin musical performance. In the following times, violin becomes one of core instruments in Banyuwangi musical performance in common and Gandrung performance art in particular, so that it is considered being important in Gandrung music accompaniment. The focus of the research includes (1) background and form of Gandrung musical performance at Banyuwangi, (2) techniques of violin performance in Gandrung, Banyuwangi, (3) function or use of violinists in Gandrung performance art, Banyuwangi.

Keywords

Biola, Karawitan Banyuwangi, Gandrung Banyuwangi.

Full Text:

PDF

References

Anoegrajekti, Novi. â€Seblang Using: Studi Tentang Ritus Dan Identitas Komunitas Usingâ€. 2003. Jember: Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Jember.

Arifin, Winarsih Partaningrat. 1995. Babad Blambangan. Cet. I. Yogyakarta: Ya-yasan Bentang Budaya. Bramantyo, Triyono dan I Wayan Senen. Apresiasi Pengaruh Musik Bali Terhadap Musik Banyuwangi, Jurnal Fenomen. Yogyakarta: Jurnal Lembaga Penelitian Institut Seni Indonesia, 2006.

Brandon, James R. 2003. Jejak-Jejak Seni Pertunjukan Di Asia Tenggara, terj Prof. Dr. R.M. Soedarsono. Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Seni Tradisional Universitas Pendidikan Indonesia.

BS, Haryadi. 1985. â€Gandrung dan Sejarahnya, Asal Muasalnya yang Membingungkanâ€. Artikel Jawa Pos, 25 Mei 1985.

Dariharto. 2009. â€Gandrung Banyuwangiâ€. Banyuwangi: Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi.

Kamien, Roger. 1994. Music: An Apreciation, 2nd Brief Ed, Fifth Edition. USA: Mc Graw-Hill, Inc.,.

Koentjaraningrat. 1990. Sejarah Teori Antropologi II. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UP-Press).

Kunst, Jaap. 1973.Music In Java Its History, Its Theory and Its Technique. Netherlands: The Hague Martinus Nijhoff.

Lamb, Norman. 1971. Guide To Teaching Strings. California State University, Sacramento.

Lekerkerker, C. T.t. Blambangan. Indische Gids II/ 1923: 1030-1067, terj. Pitoyo Boedhy Setiawan. Banyuwangi: Perpustakaan Daerah Banyuwangi.

Luthan, Deddy. 1990. Kadung Dadi Gandrung Wis. Jakarta: Bilik Budaya KASITHA SMARANDHANA.

Malm, William P. 1967. Music Cultures of The Pacific, The Near East, and Asia. New Jersey: Prentice-Hall Englewood Cliffs.

Margana, Sri. 2007. Javas Last Frontier, The Strunggle for Hegemony of Blambangan c. 1763-1813. Leiden: Universiteit Leiden.

Merriam, Alan P. 1964. The Antrophology of Music, USA: Northwestern University Press.

Munardi, A.M dan Koesdiono, dkk. 1983. Pengetahuan Karawitan Jawa Timur. Surabaya: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.

Murgiyanto, Sal M., A.M. Munardi. T.t. â€Seblang dan Gandrung Dua Bentuk Tari Tradisi di Banyuwangiâ€. Jakarta: Proyek Pembinaan Media Kebudayaan.

Nettl, Bruno. 1983. The Study of Ethnomusicology Twenty nine Issues and Concepts. Urbana and Chicago: University of Illinois Press.

Pigeaud, Dr. Th. 1938. Javaanse Volksvertoningen Bijdrage tot de beschrijving van land en volk. Volkslectuur Batavia.

Ricklefs, H.C. 1991. Sejarah Indonesia Modern, terj Drs Dharmono Hardjowidjono. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Sardjono, K. 1981. Pengembangan Seni Gandrung Sebagai Atraksi Wisata. Banyuwangi: Badan Pengembangan Pariwisata Daerah Tingkat II Banyuwangi.

Scholte, Joh. T.t. Gandroeng van Banjoewangi. Banyuwangi: Perpustakaan Daerah Banyuwangi.

Soedarsono, R.M. Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi, Edisi ketiga yang diperluas. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2002.

Sudjadi, Drs. 1986. â€Asal-Usul Dan Keadaan Kesenian Gandrung Banyuwangi Dewasa Ini, Kesenian Bahasa Dan Folklor Jawaâ€. Yogyakarta: Proyek Penelitian Dan Pengkajian Kebudayaan Nusantara (Javanologi) Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.

Tim Penyusun. T.t.â€Blambangan Selayang Pandangâ€. Banyuwangi: Pemerintah Daerah Tingkat II Kabupaten Banyuwangi.

Wolbers, Paul Arthur. 1992. â€Maintaining Using Identity Through Musical Performance; Seblang And Gandrung of Banyuwangi, East Java (Indonesia)â€. Urbana, Illinois: University of Illinois at Urbana-Champaign.

Zulfahmi, Muhammad. 2008. Biola Melayu Dalam Kebudayaan Musik Melayu Pesisir Timur Sumatera Utara. Yogyakarta: Tesis Sekolah Pascasarjana Univesitas Gadjah Mada.

Sumber Lain

Wawancara dengan bapak Sunardi, Minggu 12 Februari 2012, pukul 10.00, Kalibaru Banyuwangi.

Wawancara dengan bapak Rajuli, Minggu 12 Februari 2012, pukul 19.00, Desa Mangir, Rogo Jampi Banyuwangi.

Wawancara dengan bapak Buang, Minggu 12 Februari 2012, pukul 21.00, Desa Mangir, Rogo Jampi Banyuwangi.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.