CAMPURSARI: SUATU BENTUK AKULTURASI BUDAYA DALAM MUSIK

Joko Wiyoso(1),


(1) 

Abstract

Kebudayaan selalu elastis dan lebih bersifat adaptif, oleh karenanya tidak ada sebahkebudayaan yang mandek kecuali pendukungnya musnah tanpa sisa. Begitu juga musik, selaludan selalu bergerak mengikuti arus pergeseran waktu. Campursari salah satu jawaban akan tidakmandek-nya sebuah kebudayaan khususnya musik tersebut. Musik ini baik dilihat dari segiinstrumentasi maupun musiklitasnya, merupakan musik hasil dari perpaduan beberapa genremusik yang berbeda-beda. Berdasar wujud campursari tersebut nampaknya campursari menarikuntuk dikaji dari sudut pandang Antropologi khususnya pada perubahan kebudayan pada prosesakulturasi. Oleh karena itu penelitian ini mencoba mengkaji campursari berdasar pada sebuahgenre musik yang muncul akibat dari proses akulturasi tersebut.Metode penelitian inimengnakan metode kulitatif, data dikumpulkan dengan teknik wawancara, observasi dandokumentasi. Selanjutnya data dianalisis berdasar analisis kuitatif mengikuti alur Huberman.Hasil penelitian menunjukkan bahwa campursari dapat dikategorikan sebuah genre musik yanglahir akibat dari proses akulturasi pada kategori sinkritisme. Di kategorikan demikian karena,campursari merupakan sebuah genre musik yang terbentuk atau dibangun dari perpaduanbeberapa genre msik yang berbeda latar budayanya baik dilihat dari segi fisik atau instrumentasimaupun dari segi musikalitasnya. Selanjutnya dapat di jelaskan bahwa musik-musik yangberakulturasi membentuk campursari tersebut adalah, Langgam Keroncong, Gamelan Jawabeserta ragam garap yang bersifat kedaerahan, jaipongan dan dangdut.Kata kunci: campursari, akulturasi, sinkritisme

Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.