Estetika Ketidaksadaran: Konsep Seni menurut Psikoanalisis Sigmund Freud (1856-1939) (Aesthetics of Unconsciousness: Art Concept according Sigmund Freud Psychoanalysis)

Ahmad Zaenuri(1),


(1) 

Abstract

Psikoanalisis Sigmund Freud mendasarkan pemikirannya pada ketidaksadaran sebagaianalisis ilmiah. Ketidaksadaran dalam perilaku digambatkan sebagai kesalahan-kesalahanperilaku, keseleo lidah, kelupaan, imajinasi, fantasi dan mimpi yang disebabkankarena dorongan psikis tidak sadat yang disebut sebagai libido. Libido, dalampsikoanalisis merupakan energi psikis yang mendasari segala perilaku manusia sejakkeberadaan manusia di dunia. Libido sebagai energi yang paling dalam pada individubersifat naluriah, instinktif dan primitif yang mendorong makhluk hidup untuk bertahanhidup, memiliki hasrat seksual dan naluri kematian. Libido (id), mendorongmanusia untuk melakukan segala sesuatu yang berprinsip pada kesenangan, namundorongan ini dibatasi oleh ego yang berprinsip pada realitas sehingga perilaku yangdimunculkan adalah super ego. Dorongan yang terpendam karena represi menekanpsikis sehingga muncul perilaku tidak sadar sebagai manifestasinya. Ketidaksadaran,oleh seniman Surealisme bermanfaat sebagai ide untuk menciptakan karya seni yangimajinatif dan fantastik. Seni Surealisme merupakan bentuk estetika ketidaksadarandalam kesadaran manusia yang menggambarkan mimpi-mimpi sebagai produk fantasidari dorongan energi psikis yang direpresi. Surealisme adalah otomatisme murni dariperilaku yang terlepas dari kontrol kesadaran dan masuk dalam permainan pikiran.

Kata kunci: Psikoanalisis, Seni, Surealisme, Esatetika

Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.