POLUSI AIR TANAH AKIBAT LIMBAH INDUSTRI DAN LIMBAH RUMAH TANGGA

Agnes Fitria Widiyanto(1), Saudin Yuniarno(2), Kuswanto Kuswanto(3),


(1) Jurusan Kesehatan Masyarakat Universitas Jenderal Soedirman
(2) Jurusan Kesehatan Masyarakat Universitas Jenderal Soedirman
(3) Jurusan Kesehatan Masyarakat Universitas Jenderal Soedirman

Abstract

Sumber air tanah yang banyak dimanfaatkan warga adalah air sumur gali. Air sumur gali bila kondisinya tercemar baik oleh limbah domestik maupun limbah industri menyebabkan dampak terhadap kesehatan manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat polusi  dan faktor-faktor yang menyebabkan polusi air tanah akibat limbah domestik dan limbah industri di Kelurahan Kalikabong Kabupaten Purbalingga. Penelitian kuantitatif ini dilakukan pada tahun 2012. Keseluruhan data di uji statistik deng an Fisher’s Exact Test. Hasil analisis bivariat menunjukkan tidak ada hubungan antara kekeruhan (p value 1,000), bau (nilai p value 0,183), warna (p value 1,000), dan rasa (p value 0,346) dengan polusi air tanah.Hasil analisis univariat menunjukkan terdapat 100% air sumur warga tidak memenuhi syarat secara mikrobiologi. Air sumur warga yang bau 47,63%, berasa 38,09%, berwarna 33,33%, keruh 28,57%. Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya polusi air sebesar 33,33% berasal dari limbah industri, 47,62% limbah rumah tangga, dan 19,04% berasal dari limbah perkotaan. Untuk mengurangi pencemaran air sumur gali disarankan bagi penduduk setempat untuk pembuatan tangki septik secara komunal.

Many people use ground water from their wells. However, it will cause health problems if the water is contaminated by either domestic or industrial waste. This research is aimed at finding the level of pollution and the factors causing the ground water pollution by industrial and domestic waste in Kalikabong, Purbalingga District. This research was quantitative approach that has been done on 2012. Overall the data in a statistical testwith Fisher’s Exact Test. The results of the bivariate analysis no correlation between turbidity (p value 1.000), aroma (p value 0.183), colour (p value 1.000), and istasty (p value 0.346) with ground water pollution The result shows that 100% water is in low quality and does not meet the microbiological requirements as tested by coliform bacteria. Moreover, 47.63%water gives unpleasant smell, 38.09% water istasty, 33.33% water becomes a colour, and 28.57% water is turbid. The factors causing the water pollution is the industrial waste (33.33%), domestic waste (47.62%), and urban waste (19.04%). It is suggested that the local people should make communal septic tank facilities.

Keywords

Pollution; Water; Ground Water

Full Text:

PDF

References

Agustiningsih, Setia dan Sudarno. 2012. Analisis Kualitas Air Dan Strategi Pengendalian Pencemaran Air Sungai Blukar Kabupaten Kendal. Jurnal Presipitasi, 9(2)

Ariyanti, S. 2010. Hubungan Jarak Sumur dari Sungai Tercemar Limbah Tapioka dengan Kadar Sianida. Jurnal Kemas, 5(2):106-111

Asmaranto, Ria, dan Nadjadjli. 2012. Penentuan Nilai Konduktivitas Hidrolik Tanah Tidak Jenuh Menggunakan Uji Resistivitas Di Laboratorium. Jurnal Teknik Pengairan, 3(1)

BPS. 2013. Purbalingga Dalam Angka. BPS.Purbalingga.

Ditjen PPM dan PL. 2002. Keputusan Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah No: 403/KPTS/M/2002 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Rumah Sederhana Sehat (Rssehat). Jakarta: Menteri Dalam Negeri.

Fatmawati, Aniek, dan Solichin. 2012. Kajian Identifikasi Daya Tampung Beban Pencemaran Kali Ngrowodengan Menggunakan Paket Program QUAL2Kw.Jurnal Teknik Pengairan, 3(2):122–131.

Hendrawan, D. 2005. Kualitas Air Sungai Dan Situ Di DKI Jakarta. Makara, Teknologi, 9(1):13-19.

Herlambang, A. 2006. Pencemaran Air dan Strategi Penanggulangannya. JAI, 2(1)

Kadek DH dan Konsukartha. 2007. Pencemaran Air Tanah Akibat Pembuangan Limbah Domestik Di Lingkungan Kumuh Studi Kasus Banjar Ubung Sari, Kelurahan Ubung.Jurnal Permukiman Natah, 5(2).

Keman, S. 2005. Kesehatan Perumahan Kesehatan Perumahan Dan Lingkungan Pemukiman. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 2 (1): 29 -42.

Khomariyatika dan Eram. 2011. Kualitas Bakteriologis Air Sumur Gali. Kemas, 7(1):63-72

Madhi, Shabir A. 2010. Efect of Human Rotavirus Vaccine on Severe Diarrhea in African In-fants. N Engl J Med, 362:289-298.

Mafazah, L. 2013. Ketersediaan Sarana Sanitasi Dasar, Personal Hygiene Ibu dan Kejadian Diare. Kemas, 8(2):176-182.

Mirza, 2014. Hygiene Sanitasi Dan Jumlah Coliform Air Minum. Kemas, 9(2).

Selintung Dan Suryani, 2012. Studi Pengolahan Air Melalui Media Filter Pasir Kuarsa (Studi Kasus Sungai Malimpung). Prosiding 6.

Stefano, Guandalini. 2011. Probiotics for Prevention and Treatment of Diarrhea. Journal of Clinical Gastroenterology, 45(2):149–153.

Sudarmadji 2006. Perubahan Kualitas Airtanah Di Sekitar Sumber Pencemar Akibat Bencana Gempa Bumi. Forum Geografi, 20(2):99–11.

Sudarmadji. 2007. Perubahan Kualitas Airtanah Di Sekitar Sumber Pencemar Akibat Bencana Gempa Bumi. Forum Geografi, 20(2):99–119.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.