Pelatihan Pengolahan Buah Salak untuk Meningkatkan Potensi Salak

U. Yuyun Triastuti(1), Esteria Priyanti(2),


(1) Akademi Kesejahteraan Sosial Ibu Kartini Semarang
(2) Akademi Kesejahteraan Sosial Ibu Kartini Semarang

Abstract

Produksi buah salak di Indonesia cukup melimpah, akan tetapi salak mudah mengalami kerusakan, hal ini tentu menjadi masalah tersendiri bagi masyarakat. Diperlukan penanganan lebih lanjut agar salak tidak sampai dibuang percuma yakni melalui kegiatan pengolahan hasil komoditas salak menjadi produk olahan makanan yang lebih tahan lama dan memiliki nilai jual tinggi. Upaya yang dapat dilakukan antara lain mengolah salak menjadi selai, dodol dan manisan. Pemberian pelatihan pengolahan hasil komoditas salak sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Tujuan dari penelitian ini yaitu: 1) peserta pelatihan dapat mengalami peningkatan pemahaman dan pengetahuan setelah mengikuti pelatihan; 2) peserta pelatihan dapat memproduksi 4 jenis produk olahan salak yang sehat dan aman yaitu selai salak, dodol salak original, dodol salak daun suji dan manisan salak; 3) peserta pelatihan dapat mengemas produk selai salak, dodol salak original, dodol salak daun suji dan manisan salak dengan benar. Untuk memastikan tujuan pelatihan tercapai maka perlu dievaluasi. Penelitian ini dilaksanakan di UPTD Perbibitan Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Semarang. Jumlah peserta pelatihan sebanyak 19 orang, peserta dibagi menjadi tiga kelompok kecil dan didampingi oleh instruktur selama praktik berlangsung. Evaluasi dari kegiatan ini dilakukan dengan mengevaluasi pemahaman dan pengetahuan peserta pelatihan menggunakan kuesioner pre test dan post test serta mengevaluasi hasil produk olahan salak yang dipraktikkan oleh peserta pelatihan. Hasil skor kuesioner pre test dan post test kemudian analisis menggunakan IBM SPSS Statistics 20. Hasil uji menggunakan Paired Sample T-Test menghasilkan kenaikan nilai sebesar 3,053 dengan nilai signifikasi sebesar 0,002 (p<0,05). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa ada perbedaan yang signifikan tingkat pemahaman dan pengetahuan peserta pelatihan antara sebelum dan setelah pemberian materi pelatihan. Hal ini diperkuat juga dengan adanya perbedaan antara skor mean pre test dan mean post test. Skor mean pre test peserta pelatihan sebesar 53,68 dan setelah diberi materi pelatihan skor mean post test meningkat menjadi 56,74. Secara umum, untuk produk yang dipraktikkan oleh peserta telah sesuai dengan kriteria produk yang ditetapkan, sehingga dapat dinyatakan bahwa peserta telah mampu mengolah dengan baik berbagai aneka olahan salak.

Keywords

Dodol Salak; Manisan Salak; Pelatihan Pengolahan Salak; Selai Salak

Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.