Pendidikan Kewarganegaraan Mengusung Pancasila sebagai Konsensus Sosial, Kontrak Sosial, dan Social Imaginary
(1) Universitas Kristen Satya Wacana
Abstract
The regulations on Higher Education are taught simultaneously two courses which intersect with each other, namely Pancasila and Citizenship education. The two learning contents of these courses can also be harmonized to achieve general learning objectives, especially related to the participation of citizens in the midst of national and state life, to build a civilization based on Pancasila values. This paper presents a critical note developed from historical-sociological content to see the realm of citizenship education in the context of the Republic of Indonesia, particularly highlighted from the perspective of social consensus theory, social contracts, and social imaginary. These three things then lead to the prioritization of the religious communities in their participation as part of civil society, and which have struggled from the beginning in the establishment of the state and its constitution. The awareness and participation of the religious communities is the idea of citizenship in the context of a pluralistic and multicultural society.Â
Pada peraturan tentang Pendidikan Tinggi diajarkan secara bersamaan dua mata kuliah yang saling beririsan satu dengan yang lain, yaitu pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Kedua isi pembelajaran mata kuliah-mata kuliah tersebut dapat pula diselaraskan untuk mencapai tujuan pembelajaran secara umum, terutama terkait dengan peran serta warga negara dalam berpartisipasi di tengah-tengah kehidupan berbangsa dan bernegara, untuk membangun peradaban berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Tulisan ini menyuguhkan catatan kritis yang dikembangkan dari muatan-muatan historis-sosiologis untuk melihat ranah pendidikan kewarganegaraan dalam konteks negara Republik Indonesia ini, terutama disorot dari perspektif teori konsensus sosial, kontrak sosial, dan social imaginary. Ketiga hal tersebut kemudian mengarahkan pada pengutamaan komunitas agama-agama dalam peran sertanya sebagai bagian dari masyarakat sipil madani (civil society), dan yang telah bergumul sejak semula dalam pendirian negara dan konstitusinya. Kesadaran dan partisipasi komunitas agama-agama inilah yang menjadi gagasan kewarganegaran (citizenship) di tengah konteks masyarakat majemuk dan multikultural.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Anderson, Benedict. 2006. Imagined Communities: Reflections on the Origin and Spread of Nationalism. London & New York: Verso.
Bagir, Zainal Abidin dan AA GN Ari Dwipayana dkk. 2011. Pluralisme Kewargaan: Arah baru politik keragaman di Indonesia. Bandung: Mizan dan CRCS.
Bahar, Saafroedin. 1998. Risalah Sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) – Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) 28 Mei 1945-22 Agustus 1945. Jakarta: Sekretariat Negara RI.
Bellah, Robert N. 1985. Habits of the Heart: Individualism and Commitment in American Life. California: Berkeley University Press.
Darmaputera, Eka. 1992. Pancasila: Identitas dan Modernitas. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Heeger, Robert. “Culture, Nation, State†dalam T. van Willigenburg, F.R. Heeger & W. van der Burg. 1995. Nation, State and the Coexistence of Different Communities. Kampen: Kok Pharos Publishing House.
Ismail, Faisal. 1995. Islam, Politics, and Ideology in Indonesia: A Study of the Process of Muslim Acceptance of the Pancasila. Montreal: Dissertation in Institute of Islamic Studies McGill University.
Litaay, Flip P.B. 2007. Pemikiran Sosial Johannes Leimena tentang Dwi-Kewargaan di Indonesia. Salatiga: Satya Wacana University Press.
Magnis-Suseno, Franz. 1991. Etika Politik: Prinsip-prinsip Moral Dasar Kenegaraan Modern. Jakarta: Gramedia.
Magnis-Suseno, Franz. 1998. Mencari Makna Kebangsaan. Yogyakarta: Kanisius.
Magnis-Suseno, Franz. 2009. Berebut Jiwa Bangsa: Dialog, Persaudaraan, dan Perdamaian. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.
Matindas, Benni E. 2005. Negara Sebenarnya. Jakarta: Widya Paramitha.
Messakh, Thobias A. 2007. Konsep Keadilan dalam Pancasila. Salatiga: Satya Wacana University Press.
Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
Riley, Partrick. 1982. Will and Political Legitimacy: A critical exposition of Social Contract Theory in Hobbes, Locke, Rousseau, Kant, and Hegel. Cambridge, Massachusetts, London: Harvard University Press.
Robet, Robertus dan Hendrik Boli Tobi. 2014. Pengantar Sosiologi Kewarganegaraan: dari Marx sampai Agamben. Tangerang Selatan: Marjin Kiri.
Rousseau, Jean-Jacques. 1994. Discourse on Political Economy and the Social Contract. New York: Oxford University Press.
Sacks, Jonathan. 2007. The Home We Build Together: Recreating Society. London: Continuum.
Simatupang, T.B. 1985. Iman Kristen dan Pancasila. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Smidt, Corwin. 2003. Religion as Social Capital: Producing the Common Good. Texas: Baylor University Press.
Smith, Donald E. 1985. Agama dan Modernisasi Politik: Suatu kajian analitis. Jakarta: Rajawali Press.
Taylor, Charles. 2004. Modern Social Imaginary. Durham and London: Duke University Press.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.
Wattimena, Reza A.A. 2007. Melampaui Negara Hukum Klasik. Yogyakarta: Kanisius.
Wirutomo, Paulus. 2012. Sistem Sosial Indonesia. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
Refbacks
- There are currently no refbacks.
View Integralistik Stats