Pelanggaran Prinsip Kesantunan Dalam Film Yowis Ben Karya Bayu Skak

Nurul Agustina, Rahayu Pristiwati

Abstract

Dalam berbahasa, terkadang seseorang tidak secara langsung menyampaikan maksud tuturannya, tetapi melalui maksud tersembunyi dibalik tuturannya. Hal tersebut berkaitan dengan ilmu pragmatik yang didalamnya mencakup prinsip kesantunan berbahasa yang semua orang pernah lakukan dalam bertutur termasuk tuturan para tokoh dalam sebuah film. Film Yowis Ben karya Bayu Skak dipilih untuk diteliti karena film tersebut 80 persen menggunakan bahasa Jawa dan 20 persen menggunakan bahasa Indonesia. Namun, bahasa yang digunakan  dalam film tersebut banyak yang melanggar prinsip kerja sama dan prinsip kesantunan. Hal ini jelas berbanding terbalik dengan norma kesantunan yang dijunjung di Indonesia, terutama di daerah pulau Jawa. Penelitian ini bertujuan untuk meganalisis pelanggaran prinsip kesantunan dalam tuturan film Yowis Ben karya Bayu Skak. Penelitian ini menggunakan pendekatan teoretis dan pendekatan metodologis. Data dikumpulkan dengan metode simak dan teknik simak bebas libat cakap, teknik rekam serta catat. Analisis data menggunakan metode padan dengan teknik dasar pilah unsur penentu serta metode normatif. Adapun Pelanggaran prinsip kesantunan dalam Fim Yowis Ben meliputi (1) maksim kearifan, (2) maksim pujian, (3) maksim kedermawanan, (4) maksim rendah hati, dan (5) maksim kesepakatan.

In language, sometimes a person does not directly convey his intentions, but through the hidden intentions behind his speech. It relates to pragmatics which includes the principle of politeness that all people have done in speaking including the speech of the characters in a film. Bayu Skak’s Yowis Ben film was chosen for research because 80 percent use Javanese and 20 percent use Indonesian. However, many languages used in the film violate the principle ofcooperation and principle of politeness. This is cleary inversely proportional to the norm of politeness that are highly upheld in Indonesian, especially in the island of Java. The study aimto analyze the violation of the principle of politeness in the speech of Bayu Skak’s Yowis Ben film. The study uses a theoretical approach and methodological approach. The data was collected by referring to the method of referring and using rfee skills, recording techniques andnotes. Data analysis uses matching methods with basic teqniques to sort elements and normative methods. While the violation of the principle of politeness inYowis Ben’s film includes (1) tact maxim, (2) aprobation maxim, (3) generosity maxim, (4) modesty maxim, and (5) agreement maxim.

Keywords

pragmatics; violation of the principle of politeness; Yowis Ben films

Full Text:

PDF

References

Cahyani, D. N., & Rokhman, F. (2017). Kesantunan Berbahasa Mahasiswa dalam Berinteraksi di Lingkungan Universitas Tidar: Kajian Sosiopragmatik. Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 6(1), 44-52.

Chaer & Abdul (1994). Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Himawan & Pratista (2017). Memahami Film. Yogyakarta: Homerian Pustaka

Koentjaraningrat. (1980). Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Penerbit Djambatan.

Leech & Geoffrey. (1993). Prinsip-Prinsip Pragmatik. Jakarta : Universitas Indonesia.

Mudjiono, Y. (2011). Kajian Semiotika dalam film. Jurnal Ilmu Komunikasi, 1(01), 125-138.

Parmono, P. (1995). Nilai dan Norma Masyarakat. Jurnal Filsafat, 1(1), 20-27.

Pranowo (2009). Berbahasa Secara Santun. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rustono (1999). Pokok-Pokok Pragmatik. Semarang: IKIP Semarang Press.

Subadi, T. (2006). Penelitian Kualitatif. Surakarta: UMS Press

Sudaryanto (2015). Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa : Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan secara Linguistis. Yogyakarta: Sanata.


View Counter: Abstract - 1757 and PDF - 1492

Refbacks

  • There are currently no refbacks.