Analisis Tingkat Relevansi Kualifikasi Profesi Guru dari Bidang Teknologi Pendidikan di Sekolah
Abstract
Teknologi pendidikan merupakan keilmuan yang penting dalam dunia pendidikan. Hal ini didasarkan pada asumsi teoritis maupun fakta empiris, rumusan pendidikan berusaha untuk memberdayakan sumber daya manusia yang berkualitas. Hal ini dikarenakan tidak terlepas dari tinjauan definisi teknologi pendidikan yang menitikberatkan pada “memfasilitasi belajar” dan “meningkatkan kinerja” yang digunakan sebesar-besarnya untuk memecahkan masalah pendidikan. Namun yang menjadi suatu problematika adalah pengakuan profesi ini dengan mendasarkan pada kebutuhan instansi. Walaupun semenjak tahun 2009 telah ada pengakuan Pengembang Teknologi Pembelajaran (PTP) secara hukum, namun bukan berarti pengakuan tersebut berarti sudah dapat dikatakan cukup memenuhi kebutuhan dari profil lulusan teknologi pendidikan. Hal ini didasarkan pada edaran yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dalam edaran tersebut memuat beberapa kualifikasi profesi teknologi pendidikan yang cenderung kurang memiliki relevansi dengan bidang keilmuan teknologi pendidikan yang sebenarnya. Berdasarkan fakta ini, penulis tertarik untuk menelaah problematika arahan kualifikasi profesi teknologi pendidikan berdasarkan pada surat-surat keputusan yang dikeluarkan oleh berbagai instansi yang membutuhkan keilmuan ini. Analisis yang menjadi pijakan penulis adalah arahan dari profesi teknologi pendidikan yang cenderung ada yang berada di luar bidang itu sendiri. Metode yang digunakan adalah literature review dengan teknik analisis konten yang berarti menjabarkan Surat Edaran yang dikeluarkan oleh Dirjen GTK dan menganalisisnya berdasarkan pada tingkat relevansi. Melalui kajian analisis ini penulis dapat memberikan pandangan tentang penempatan profesi teknologi pendidikan yang ideal di sekolah.
Educational technology is an important science in the world of education. This is based on theoretical assumptions as well as empirical facts, the formulation of education seeks to empower quality human resources. This is because it cannot be separated from the review of the definition of educational technology which focuses on "facilitating learning" and "enhancing performance" which is used as much as possible to solve educational problems. However, what becomes problematic is the recognition of this profession based on the needs of the agency. Although since 2009 there has been legal recognition of Learning Technology Developers (PTP), it does not mean that this recognition means that it can be said to be sufficient to meet the needs of the profile of education technology graduates. This is based on a circular issued by the Directorate General of Teachers and Education Personnel (Dirjen GTK) from the Ministry of Education and Culture. The circular contains several qualifications of the educational technology profession which tend to be less relevant to the actual scientific field of educational technology. Based on this fact, the author is interested in examining the problematic direction of the qualification of the educational technology profession based on decrees issued by various agencies that require this knowledge. The analysis on which the author is based is the direction of the educational technology profession which tends to exist outside the field itself. The method used is a literature review with content analysis techniques, which means describing Circulars issued by the Director General of GTK and analyzing them based on the level of relevance. Through this analytical study, the author can provide views on the ideal placement of educational technology professions in schools.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
APS-TPI. (2021). APS-TPI – Asosiasi Program Studi Teknologi Pendidikan Indonesia. Diambil 13 Juni 2021, dari http://aps-tpi.org/
Ariani, D. (2017). Aktualisasi Profesi Teknologi Pendidikan di Indonesia. Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies, 5(1), 1–9.
Association for Education Communication and Technology. (2004). Meaning of educational technology. Washington DC: AECT definition and terminology document.
Bulfin, S., Henderson, M., & Johnson, N. (2013). Examining the use of theory within educational technology and media research. Learning, Media and Technology, 38(3), 337–344.
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan. Kualifikasi Akademik dan Sertifikat Pendidik dalam Pendaftaran Pengadaan Guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja tahun 2021. , Pub. L. No. 1460/B.B1/GT.02.01/2021 (2021).
Haris, A. (2017, Desember 25). Peran Pengembangan dan Pemanfaatan Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran dalam Meningkatkan Kualitas Mengajar. OSF Preprints. doi: 10.31219/osf.io/r57qw
Hasan, M. (2015). Inovasi dan modernisasi pendidikan pondok Pesantren. KARSA: Journal of Social and Islamic Culture, 23(2), 296–306.
Herpratiwi, H. (2014). Reposisi Profesi Teknologi Pendidikan di Sekolah Dan Kesuksesan Kurikulum 2013. Lembaran Ilmu Kependidikan, 43(1), 49–56.
Hew, K. F., Lan, M., Tang, Y., Jia, C., & Lo, C. K. (2019). Where is the “theory” within the field of educational technology research? British Journal of Educational Technology, 50(3), 956–971.
Hollands, F., & Escueta, M. (2020). How research informs educational technology decision-making in higher education: The role of external research versus internal research. Educational Technology Research and Development, 68(1), 163–180.
Ibrahim. (1981). Media Instruksional (I Wayan Ardhana, Ed.). Malang: Sub Proyek Penulisan Buku Pelajaran P3T IKIP Malang.
Januszewski, A., & Molenda, M. (2013). Educational technology: A definition with commentary. Routledge.
Kurniawan, C., Setyosari, P., Kamdi, W., & Ulfa, S. (2019). Classification Of Engineering Students’ Self-Efficacy Towards Visual-Verbal Preferences Using Data Mining Methods. Problems of Education in the 21st Century, 77(3), 349.
Kuswandi, D., Thaariq, Z. Z. A., Ramadhani, L. R., Wijanarko, D. A., Hamudi, R. W. D., & Saga, M. N. A. (2020). Competencies of Educational Technology in Training for Teachers at Wahid Hasyim Junior High School, Malang, Indonesia. 1st International Conference on Information Technology and Education (ICITE 2020), 26–31. Atlantis Press.
Leamy, M., Bird, V., Le Boutillier, C., Williams, J., & Slade, M. (2011). Conceptual framework for personal recovery in mental health: Systematic review and narrative synthesis. The British Journal of Psychiatry, 199(6), 445–452.
Lo, C. K. (2018). Grounding the flipped classroom approach in the foundations of educational technology. Educational Technology Research and Development, 66(3), 793–811.
Miarso, Y. (2004). Menyemai benih teknologi pendidikan. Jakarta: Kencana.
Miarso, Y. (2007). Teknologi yang Berwajah Humanis. Makalah disajikan dalam Seminar Internasional dan Temu Alumni FIP/JIP se-Indonesia di Manodo.
Miarso, Y. (2014). Peran Teknologi Pendidikan dalam Pembangunan Pendidikan. JTPPm (Jurnal Teknologi Pendidikan Dan Pembelajaran) : Edutech and Intructional Research Journal, 1(1), 1–11.
Moher, D., Liberati, A., Tetzlaff, J., & Altman, D. G. (2010). Preferred reporting items for systematic reviews and meta-analyses: The PRISMA statement. Int J Surg, 8(5), 336–341.
Na’im, Z. (2019). Relevansi Teknologi Pendidikan dan Mutu Pendidikan. Evaluasi: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 3(2), 273–287.
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (PERMENPAN) Nomor 2 tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran dan Angka Kreditnya.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Popay, J., Roberts, H., Sowden, A., Petticrew, M., Arai, L., Rodgers, M., Duffy, S. (2006). Guidance on the conduct of narrative synthesis in systematic reviews. A product from the ESRC methods programme Version, 1, b92.
Ramirez-Montoya, M. S. (2020). Challenges for Open Education with Educational Innovation: A Systematic Literature Review. Sustainability, 12(17), 7053.
Sekretariat GTK. (2021). Surat Edaran Tentang Kualifikasi Akademik dan Sertifikat Pendidik Dalam Pendaftaran Pengadaan Guru PPPK 2021. Diambil 15 Juni 2021, dari http://gtk.kemdikbud.go.id/read-news/surat-edaran-tentang-kualifikasi-akademik-dan-sertifikat-pendidik-dalam-pendaftaran-pengadaan-guru-pppk-2021
Selwyn, N. (2010). Looking beyond learning: Notes towards the critical study of educational technology. Journal of computer assisted learning, 26(1), 65–73.
Snyder, H. (2019). Literature review as a research methodology: An overview and guidelines. Journal of Business Research, 104, 333–339. doi: 10.1016/j.jbusres.2019.07.039
Spector, J. M. (2015). Foundations of educational technology: Integrative approaches and interdisciplinary perspectives. Routledge.
Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Pendidikan (Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi, R&D dan Penelitian Pendidikan). Bandung: Alfabeta.
Surahman, E., Kuswandi, D., Sulthoni, Wedi, A., & Sihkabuden. (2018). Profil Sosiogeoekokultural Mahasiswa Sebagai Langkah Awal Analisis Karakteristik Pembelajar Era Digital. Mendidik Cerdas Generasi Digital, 29–42. Malang: FIP UM.
Susanti, R., Setyosari, P., & Abidin, Z. (2019). Persepsi Mahasiswa Teknologi Pendidikan Tentang Pentingnya Keterampilan Dasar Mengajar Terhadap Kompetensi Lulusan Teknologi Pendidikan. Jurnal Kajian Teknologi Pendidikan, 1(4), 263–272.
Syafril. (2015). Peningkatan Profesionalisasi Lulusan Teknologi Pendidikan Melalui Perubahan Kurikulum. 219–232. Padang. Diambil dari http://repository.unp.ac.id/15865/
Teknologi Pendidikan. (2017). Katalog Jurusan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Malang. Malang: FIP UM.
Thaariq, Z. Z. A., Ramadhani, L. R., Kuswandi, D., Sinaga, M. N. A., Wijanarko, D. A., Hamudi, R. W. D., … Abednego, P. I. C. (2020). Pengelolaan Media Pembelajaran Digital Bagi Peningkatan Kualitas Guru di SMP Wahid Hasyim. E-Prosiding Hapemas, 1(1), 79–92.
Tuma, F. (2021). The use of educational technology for interactive teaching in lectures. Annals of Medicine and Surgery, 62, 231–235. doi: 10.1016/j.amsu.2021.01.051
Undang-Undang No. 20 tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional.
Warsita, B. (2013). Perkembangan Definisi dan Kawasan Teknologi Pembelajaran Serta Perannya dalam Pemecahan Masalah Pembelajaran. Kwangsan, 1(2), 72–94. doi: 10.31800/jtp.kw.v1n2.p72--94
Williams, D. P., Murfree, J. R., Hawley, J., & Tutka, P. (2021). A Content Analysis of the Journal of Issues in Intercollegiate Athletics: 2008-2019. Journal of Issues in Intercollegiate Athletics.
View Counter: Abstract - 754 and PDF - 741
Refbacks
- There are currently no refbacks.