Penggunaan Batu Putih Sebagai Pengganti Agregat Kasar dengan Bahan Tambahan Fly Ash dan Sikament-520 pada Campuran Beton

Bing Santosa(1),


(1) Jurusan Teknik Sipil Fakultas teknik Universitas Janabadra

Abstract

Abstract:  Now  a days  coarse  agregate  like  calsit  stone  as  an  alternative  agregate  for special spesification  has  been  continuously  researched  as  the  most  appropriate  substitute  aggregate. Calsit stone as an agregate for concrete can reduce cost because  it is local material and easily to find in some places in Indonesia.  This research use calsit stone as subtitution agregate for concrete  with percentage of 0%,  10%,  20%,  30%,.40%,  50%,  60%,  70%,  80%,  90%,  100%  and from total weight of agregate;  sikament-520 1% and fly ash 10% from  weight of cement,  also 20% of water reducer. The  age  of speciments test are  28  days. The  result  of this research  show  that the maximum of concrete strength is 62,845 MPa achieved by concrete  with calsit stone of 10% from total weight of agregate with,  or increasing of 55,97% compared to normal concrete with 20% water reducer.  Concrete strength with 20% up to 100% calsit stone as substitution agregate are decrease along  with  additional  percentage  calsit stone as substitution agregate.  The minimum  of concrete strength  is  33,876  MPa  achieved  by  concrete  with  calsit  stone  of  100%  from  total  weight  of agregate with concrete strength or decreasing about 15, 9258% compared with normal concrete in 20% water reducer.


Abstrak:  Dewasa ini penggunaan  agregat kasar berupa batu putih sebagai  agregat alternatif terus diteliti  sebagai  agregat  yang  layak untuk  memenuhi  kebutuhan  suatu konstruksi  beton  dengan spesifikasi    khusus.    Pemakaian    batu   putih   ini   dapat menghemat   biaya   konstruksi    dan mengoptimalkan pemakaian bahan baku lokal khususnya daerah-daerah yang mempunyai deposit batu putih yang melimpah. Penelitian ini menggunakan  batu putih sebagai pengganti  agregat kasar dengan persentase campuran sebesar 0%, 10%, 20%. 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90%, dan 100%  dari  berat batu pecah,  serta  Sikament-520  1% dan Fly Ash  10% dari  berat semen dengan pengurangan  air sebesar  20 %. Benda uji berbentuk  silinder dengan  perawatan  normal yang diuji pada umur 28 hari.  Hasil penelitian menunjukkan kuat tekan tertinggi dicapai pada persentase batu putih sebesar  10% dari berat batu pecah, yaitu 62,845 MPa atau naik sebesar 22,552 MPa dengan  persentase kenaikkan sebesar 55,97% terhadap kuat tekan beton normal dengan  pengurangan air 20%.  Sedangkan pada persentase  batu  putih  20%  sampai dengan 100%,  kuat tekannya terus mengalami  penurunan  seiring dengan persentase penambahan  batu putih.  Kuat tekan  terendah dicapai pada persentase batu putih 100%, yaitu 33,876 MPa atau turun sebesar 6,417 MPa dengan persentase penurunan  sebesar  15,9258% dibandingkan beton  normal dengan pengurangan air 20%.


Keywords

Keywords: coarse agregate, calsit stone, fly ash, sikament-520, concrete strength Kata kunci: agregat kasar, batu putih, fly ash, sikament-520, kuat tekan

Full Text:

PDF

References

Daddy Setia Graha. 1987. Batuan dan Mineral. Bandung: Nova.

Harjanto, S.. 1992. Prospek lndustri dan Potensi Endapan Kalsium Karbonat di Indonesia. Jakarta: Direktorat Sumberdaya Mineral.

lstimawan, D.. 1994. Struktur Beton Bertulang. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Kardiyono Tjokrodimulyo. 1992. Teknologi Beton. Buku Ajar. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Murdock, L.J., and Brook, K. M.. 1986, Bahan dan Praktek Beton, Edisi Keempat. Terjemahan Stephanus Hendarko. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Naville, A.M., and Brooks J.J.. 1987. Concrete Technology. New York: John Wiley and Sons Inc.

Nugraha, P.. 1989. Teknologi Beton. Surabaya: Penerbit Universitas Kristen Petra.

Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBl-1982). 1982. Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Pemukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan, Departemen Pekerjaan Umum

Shetty M. S.. 1992. Concrete Technology. New Delhi: S. Chand & Company Ltd.

Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal. 1990. Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Pemukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan, Departemen Pekerjaa Umum.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.