RUMAH BATU DI PESAYANGAN MARTAPURA SEBUAH KARYA ARSITEKTUR EKLEKTIK DI KALIMANTAN SELATAN

Pakhri Anhar(1), Muhammad Tharziansyah(2),


(1) Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat
(2) Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat

Abstract

Eclectism in architecture is seen as an emerging style driven by the desire or effort to immitate and apply elements of interest to compose a new form at architecture. Ecletic architecture has also developed in South Borneo. The mansory houses are evidence of ecleticsm development process in local architecture. Merchants holds an inportant role in this eclectism process, due to intensive cultural contacts inherited within this society. The intensity of the cultural contact plays a substantial part form the aculturation process. This intensity of cultural contact is the main part of alculturation process, which increased after the fall of Banjar Kingdom in mid 19th century.

 

Gaya eklektik dalam arsitektur digambarkan sebagai suatu gaya yang muncul karena adanya keinginan atau usaha menjiplak dan kemudian memadukan berbagai unsur yang dianggap menarik ke dalam bentuk baru. Begitu pula dengan perkembangan arsitektur eklektik di Kalimantan Selatan, dimana arsitektur Rumah Batu merupakan bukti adanya proses eklektikisme dalam arsitektur setempat. Pemegang peran utama dalam proses eklektik ini adalah para saudagar atau pedagang, yang tentunya tidak terlepas dari intensitas kontak budaya yang dimiliki oleh kelompok masyarakat ini. Intensitas kontak budaya ini merupakan bagian utama dari proses akulturasi budaya yang meningkat setelah runtuhnya Kerajaan Banjar pada pertengahan abad ke 19.

 


Keywords

eclectic; architecture; the mansory houses; eklektik; arsitektur; rumah batu

Full Text:

PDF

References

Anhar, P. 2005. Inventarisasi Arsitektur Tradisional Banjar. Banjarmasin: Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Kalimantan Selatan.

Artha, A. 1970. Sejarah Kota Banjarmasin. Banjarmasin: Museum Banjar Lambung Mangkurat.

Gothfried, H. dan Jan Jenning. 1988. American Vernacular Design 1870-1940. Iowa State University Press.

Koentjaraningrat. 1971. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan.

Mangunwidjaja. 1992. Wastu Citra. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Martokusumo, P. 2004. ”Pelestarian Warisan Seni Bangunan Indis di Bandung”, Kompas, 23 Mei 2004.

Saleh, I. 1984. Sekilas Mengenai Daerah Banjar dan Kebudayaan Sungainya Sampai dengan Akhir Abad 19. Banjarbaru: Museum Negeri Lambung Mangkurat Propinsi Kalimantan Selatan.

Seman, S. dan Irhamna. 2001. Arsitektur Tradisional Banjar Kalimantan Selatan. Banjarmasin: Ikatan Arsitek Indonesia Daerah Kalimantan Selatan.

Sumalyo, Y. 1993. Arsitektur Kolonial Belanda di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.