ANALISIS PENYEDIAAN FASILITAS PEDESTRIAN DI KAWASAN PASAR BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG

Totok Apriyanto(1),


(1) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Undaris Ungaran

Abstract

Tourist area Bandungan identical Bandungan market, offers the natural charm of the cold and full of beauty of natural scenery and tourist shopping in Bandungan Market that sells a variety of fresh fruits and meals and snacks typical mountain areas. However, still attached to the impression of cramped and chaotic. This is caused by the increasing number of traders and visitors and is still mixing with the flow of pedestrian flow movement of traffic along the shopping area Bandungan market. By supporting the existence of tourist shopping in Bandungan, the presence of street vendors along the sidewalks on the road need to be maintained Bandungan market and need to be addressed physical appearance, because this is the main attraction of the Area Tourism Bandungan as a trade center as a tourist attraction and shopping. To overcome the chaos in the shopping area Bandungan market, the provision of pedestrian facilities (pedestrian) that separates the pedestrian flow to the flow of traffic movement became a necessity. Given thethe limitations of land ,provision of pedestrian facilities is done by taking the used road is 1.5 meters long and lined,with a flow of traffic movement ,so that the concentration of pedestrians will focus only on the facility . In addition, crossing facilities also need to be provided so that the defector will only be crossed at one place these crossings. The existence of these facilities will enhance the effective road width so as to smooth traffic flow past the shopping area Bandungan market.

Kawasan wisata Bandungan yang identik pasar Bandungan, menawarkan pesona alam berupa hawa dingin dan pemandangan alam penuh keelokan dan wisata belanja di Pasar Bandungan yang menjual berbagai buah-buahan dan makanan serta jajanan khas daerah pegunungan. Namun demikian masih lekat dengan kesan sumpek dan semrawut. Hal ini disebabkan oleh semakin bertambahnya jumlah pedagang dan pengunjung serta masih bercampurnya arus pejalan kaki dengan arus pergerakan lalu lintas di sepanjang kawasan wisata belanja pasar Bandungan. Demi menunjang eksistensi wisata belanja di Bandungan, keberadaan PKL di sepanjang trotoar pada ruas jalan pasar Bandungan perlu tetap dipertahankan dan perlu dibenahi penampilan fisiknya, karena hal ini menjadi daya tarik dari Kawasan Wisata Bandungan sebagai pusat perdagangan dan sebagai obyek wisata belanja. Untuk mengatasi kesemrawutan di kawasan wisata belanja pasar Bandungan, penyediaan fasilitas pejalan kaki (pedestrian) yang memisahkan arus pejalan kaki dengan arus pergerakan lalu lintas menjadi sebuah keharusan. Mengingat keterbatasan lahan, penyediaan fasilitas pedestrian dilakukan dengan mengambil sebagaian ruas jalan sebesar 1,5 meter dan diberi pembatas dengan arus pergerakan lalu lintas, sehingga konsentrasi pejalan kaki akan terpusat hanya pada fasilitas tersebut. Disamping itu, fasilitas penyeberangan juga perlu disediakan sehingga para penyeberang hanya akan menyeberang pada satu tempat penyeberangan tersebut. Keberadaan fasilitas-fasilitas tersebut akan meningkatkan lebar efektif jalan sehingga dapat melancarkan arus lalu lintas yang melewati kawasan wisata belanja pasar Bandungan.

Keywords

tourism shopping; pedestrian; effective road width; wisata belanja; pesona; pedestrian; lebar efektif jalan

Full Text:

PDF

References

Bappeda Kabupaten Semarang. 2001. Pengembangan Intanpari Kabupaten Semarang Melalui Pendekatan Kawasan Ekonomi Terpadu. disampaikan pada Rapat Koordinasi Perencanaan Pembangunan.

Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Semarang,. 2007. Laporan Pendahuluan Penyusunan Rencana Teknis Ruang Kawasan Bandungan Tahun Anggaran 2007.

Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. 1986. Menuju Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang Tertib. Jakarta : Departemen Perhubungan.

Harian Umum Sore Sinar Harapan. 19 Maret 2003. Opini : “Pedagang Pasar Bandungan Menanti Akhir Pekan,

Harian Umum Suara Merdeka. 02 Mei 2006. “Parkir di Pasar Bandungan Semakin Semrawut”

Highway Capacity Manual. 1985. Washington DC: Transportation Research Board.

Indonesian Highway apacity Manual. 1993. Jakarta: Directorate General of Highway Ministry of Public Works.

Kecamatan Ambarawa dalam Angka. 2006. Ungaran: Biro Pusat Statistik Kabupaten Semarang.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.