STUDI PENANGANAN TUNDAAN PERGERAKAN DI PERSIMPANGAN EMPAT BANARAN-SEKARAN

Alfa Narendra(1), Agung Budiwirawan(2),


(1) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang (UNNES) Kampus Unnes Gd E4, Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
(2) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang (UNNES) Kampus Unnes Gd E4, Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229

Abstract

At Banaran, Sekaran intersection. Morning peak hour occurs before 7am, since the first classes begins at 7am. Generally, traffic flows decline after 12am. On site Origin-Destination pattern shows that south to north streams are dominant. There was single peak hour, 12:15-13:15. There are three alternatives based on Manual Kapasitas Jalan Indonesia (Indonesia Highway Capacity Manual). Firstly do nothing, secondly geometric enhancement and the latest is building a roundabout. First alternative will drive into saturated intersection. Whereas its degree of saturation will became 0,74 which closed to 0,75 saturated value. Second alternative is relative small impact in DS, reducing only 0,06 into 0,68. Meanwhile, selected roundabout alternative is reduce DS into mentioned directionN-E 0,25, E-S 0,25, S-W 0,24, W-N 0,27.

Di Simpang Empat Lengan Banaran – Sekaran, peningkatan volume dominan terjadi sebelum jam 07.00 WIB, karena kegiatan perkuliahan jam pertama adalah jam 07.00 WIB, dan penurunan volume dominan terjadi setelah jam 12.00 WIB. Pola asal-tujuan menunjukkan pergerakan didominasi pergerakan Utara-Selatan, dengan asal pergerakan dominan dari Selatan. Hanya ada satu jam puncak, 12.15 – 13.15.

Dari hasil perhitungan berdasarkan Manual Kapasitas Jalan Indonesia, alternatif pertama, yaitu alternatif dengan kondisi saat ini (do nothing), menghasilkan derajat kejenuhan (Degree of  Saturation=DS) sebesar 0,74, mendekati DS jenuh yang sebesar 0,75.  Perhitungan alternatif kedua, berupa perbaikan geometrik, pemberian rambu dan marka jalan hanya mampu menurunkan DS sebesar 0,06 menjadi 0,68. Alternatif ketiga sebagai alternatif terpilih, berupa jalinan bundaran, menghasilkan Derajat kejenuhan bagian jalinan arah U-T sebesar 0,25, T-S 0,25, S-B 0,24, B-U 0,27.


Keywords

Flows; Origin Destination; Degree of Saturation; Pola Pergerakan; Asal – Tujuan; Derajat Kejenuhan

Full Text:

PDF

References

Anonim, 1990, Tata cara perencanaan penghentian bus, Direktorat Jenderal Bina Marga, Direktorat Pembinaan Jalan Kota.

Anonim, 1991, Tata Cara Perencanaan Persimpangan Sebidang Jalan Perkotaan, Direktorat Jenderal Bina Marga, Direktorat Pembinaan Jalan Kota.

Anonim, 1991, Tata Cara Perencanaan Persimpangan Sederhana Jalan Perkotaan, Direktorat Jenderal Bina Marga, Direktorat Pembinaan Jalan Kota.

Anonim, 1997 , Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Dalam Kota, Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum RI.

Anonim, 1997, Manual Kapasitas Jalan Indonesia, Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum RI.

Federal Highway Administration, 2000, Highway Capacity Manual Application Guide, U.S. Department of Transportation.

Federal Highway Administration, 2000, Highway Capacity Manual, U.S. Department of Transportation.

Federal Highway Administration, June 2001, Geometric Design Practices for European Roads, U.S. Department of Transportation.

Federal Highway Administration, June, Roundabouts: An Informational Guide, 2000U.S. Department of Transportation.

OECD, 1997, Organisation for Economic Co-operation and Development & European Conference of Ministers of Transport, Internalising the Social Costs of Transport.

Office of Transportation Management, Federal Highway Administration, 2003, Low Cost Traffic Engineering Improvements: A Primer, U.S. Department of transportation.

Ofyar Z Tamin, 1997, Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, Penerbit ITB.

Peraturan Pemerintah nomor 34 Tahun 2006 Tentang Jalan.

The World Bank, 2000, Roads and the Environment: A Handbook , The World Bank Press.

Undang-undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu-lintas dan Angkutan Jalan.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.