Inovasi Pembuatan Tempe Berbagai Rasa Guna Meningkatkan Nilai Jual Sekaligus Komoditas Utama Kelurahan Purwosari
(1) Universitas Negeri Semarang
(2) Universitas Negeri Semarang
(3) Universitas Negeri Semarang
Abstract
Tempe Rasa merupakan inovasi pada produk tempe. Tempe yang biasanya dikonsumsi dengan cara diberi bumbu dan diolah, kini tidak perlu diberi bumbu lagi. Tempe rasa memiliki berbagai varian rasa seperti rasa kelor, bawang putih, kunyit, dan pedas. Akibatnya, tempe tidak hanya memiliki manfaat sebagai sumber protein nabati dan bahan konsumsi, tetapi juga memiliki manfaat lain untuk kesehatan atau pengobatan. Adapun target utamanya yaitu pembuatan tempe rasa menjadi acuan warga RW 5 Kelurahan Purwosari untuk menjadi model wirausaha terbaru. Terlebih bahan yang digunakan merupakan bahan-bahan alami yang mudah dan murah. Sehingga diharapkan melalui modal yang sedikit mampu mendapatkan keuntungan yang lumayan bagi warga. Selain itu, bisa bermanfaat untuk mengobati penyakit seperti diabetes dan sebagainya.
Full Text:
PDFReferences
Anjani, S. R., Hadi, D. & Handoyo, J. (2015). Analisis permintaan kedelai di Indonesia. SEPA. vol.12(1), hh. 42–47.
Asrina, N. (2013). Pengaruh Perubahan Harga Terhadap Permintaan Kedelai Oleh Pengusaha Tempe di Desa Sepande Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur, Surabaya.
Brata, I. G. C. & Yasa, I. G. W. M. (2015). Derajat Keterbukaan Impor dan Dejarat Konsentrasi Komoditas Kedelai di Indonesia. E-Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana. vol.4(3), hh. 873–897.
Djarwaningsih, T. (2005). REVIEW : Capsicum spp. (Cabai) : Asal , Persebaran dan Nilai Ekonomi. Biodiversitas. no.6, hh. 292–296. doi: 10.13057/biodiv/d060417.
Hernawan, U. E. & Setyawan A. D. (2014). REVIEW: Senyawa Organosulfur Bawang Putih (Allium sativum L.) dan Aktivitas Biologinya. no.1(2), hh. 65-76.
Isnan, W. & Nurhaedah M. (2017). Ragam Manfaat Tanaman Kelor (Moringa oleifera Lamk.) Bagi Masyarakat. Info Teknis EBONI. vol. 14 (1), hh. 63–75.
Kustyawati, M. E. (2009). Kajian Peran Yeast dalam Pembuatan Tempe. AGRITECH. vol.29(2), hh. 64-70.
Mukhoyaroh, H. (2015). Pengaruh Jenis Kedelai, Waktu dan Suhu Pemeraman Terhadap Kandungan Protein Tempe Kedelai. Florea. vol.2(2), hh. 47–51.
Pamelia, I. (2019). Perilaku Konsumsi Makanan Cepat Saji Pada Remaja dan Dampaknya Bagi Kesehatan. IKESMA. vol. 14(2), hh. 144-153. doi: 10.19184/ikesma.v14i2.10459.
Purwanto, Y. A. & Weliana, W. (2018). Kualitas Tempe Kedelai pada Berbagai Suhu Penyimpanan. Journal of Agro-based Industry. vol.35(2), hh. 106–112.
Simbolon, S. B., Katar, Y. & Rusjdi, S. R. (2017). Efektivitas Kombinasi Ekstrak Kunyit (Curcuma Domestica Val) dan Madu Terhadap Ulkus Lambung Mencit BALB/c Akibat Pemberian Aspirin Secara Mikroskopis. vol.7(1), hh. 26–32.
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2021 Jurnal Bina Desa
Jurnal Bina Desa
p-ISSN 2715-6311 e-ISSN 2775-4375
Published by Pusat Pengembangan KKN, LPPM, Universitas Negeri Semarang
Support by Unnes Journals, part of the Universitas Negeri Semarang.