Penyuluhan Pembuatan Pupuk Eco-Enzym di Dusun Sirembes Desa Kaliwuluh

Fauzia Ulfa(1), Gita Faroka(2), Achmad Dwi Afandi(3), Siti Muslihah(4), Putri Septiana(5),


(1) Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang
(2) Pendidikan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang
(3) Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang
(4) Pendidikan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang
(5) Pendidikan Bahasa Mandarin, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang

Abstract

Abstrak

Pasca Covid-19 pendapatan petani Wonosobo berkurang pesat. Masyarakat mengeluhkan harga pupuk tinggi dan sulitnya membeli pupuk subsidi karena selalu habis. Sampah organik sangat melimpah seperti cabai busuk, sisa sayuran, dan sisa daun-daunan belum dimanfaatkan. Limbah pertanian dimanfaatkan sebagai pupuk organik. Kami tim KKN Giat 3 UNNES memiliki solusi penyuluhan dan praktik pembuatan pupuk Eco-Enzym. Dalam jangka waktu panjang diharapkan mengembangkan ekonomi, mampu memberikan contoh bagi masyarakat lain untuk menjadikan eco-enzym sebagai alternatif pengganti pupuk kimia dan peluang bisnis. Kegiatan ini dilaksanakan di salah satu rumah warga di Dusun Sirembes, Desa Kaliwuluh, Kecamatan Kepil, Kabupaten Wonosobo pada 11 November 2022. Peserta kegiatan merupakan anggota KWT(Kelompok Wanita Tani). Metode yang digunakan adalah Ceramah, Tanya Jawab, Diskusi, serta Simulasi dan Praktik. Pelaksanaan dibagi tiga tahap yaitu Persiapan, Pemberian Materi, dan Praktik. Perbandingan air, bahan organik/sampah organik, dan gula merah adalah 10: 3: 1. Eco-enzyme yang telah selesai difermentasi tiga bulan menghasilkan warna coklat.

Abstract

After Covid-19, the income of Wonosobo farmers has decreased rapidly. The community complains about the high price of fertilizer and the difficulty in buying subsidized fertilizer because it is always running out. Organic waste is abundant, such as rotten chilies, leftover vegetables, and unused leaves. Agricultural waste is used as organic fertilizer. We, the UNNES Active 3 KKN team, have counseling solutions and practices for making Eco-Enzym fertilizers. In the long term it is expected to develop the economy, be able to set an example for other communities to make eco-enzymes an alternative to chemical fertilizers and business opportunities. This activity was carried out in a resident's house in Sirembes Hamlet, Kaliwuluh Village, Kepil District, Wonosobo Regency on November 11 2022. The activity participants were members of the KWT (Women Farmer Group). The methods used are Lectures, Questions and Answers, Discussions, and Simulations and Practices. Implementation is divided into three stages, namely Preparation, Giving Material, and Practice. The ratio of water, organic matter/organic waste, and brown sugar is 10: 3: 1. Eco-enzyme that has been fermented for three months produces a brown color.

Keywords: Eco-Enzym; Economy; Fertilizer; Socialization

Full Text:

PDF

References

Adirin, Ahmad. (2022). Petani Tuban Menjerit Pupuk Subsidi Langka Saat Musim Tanam. Liputan 6. Retrieved from https://surabaya.liputan6.com/read/5082454/petani- tuban-menjerit-pupuk-subsidi-langka-saat-musim-tanam. Diakses pada tanggal 07 Desember 2022.

Aini, Nur. (2020). Pemkab Wonosobo akan Borong Hasil Pertanian Lokal. Retrieved from https://www.republika.co.id/berita/qh2bgm382/pemkab-wonosobo-akan-borong- hasil-pertanian-lokal. Diakses pada tanggal 06 Desember 2022.

Hidayat, Muhammad Rifqi. (2015). Kajian Pola Pertanian dan Upaya Konservasi di Dataran Tinggi Dieng Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.

Jelita, Rida. (2022). Produksi Eco Enzyme dengan Pemanfaatan Limbah Rumah Tangga untuk Menjaga Kesehatan Masyarakat di Era New Normal. Jurnal Maitreyawira, Volume 3, Nomor 1, April 2022.

Kautsar, Muhammad. (2022). Suara Hati Petani di Tengah Bencana Kenaikan Harga Pupuk. Gagasan. Retrieved from https://pertanian.sariagri.id/88606/suara-hati-petani-di- tengah-bencana-kenaikan-harga-pupuk. Diakses pada tanggal 07 Desember 2022.

Makmur, Adhan Wiranto. (2014). Pemanfaatan limbah pertanian untuk membuat biochar. Retrieved from

https://mahasiswa.ung.ac.id/613412110/home/categories/1383/environment?page

=1. Diakses pada tanggal 07 Desember 2022.

Setyono, Dwi Agung. (2022). Petani Keluhkan Harga Pupuk Subsidi Melebihi HET. Retrieved from https://rakyatbengkulu.com/2021/11/10/petani-keluhkan-harga- pupuk-subsidi-melebihi-het/. Diakses pada tanggal 07 Desember 2022.

Sidabalok Inawaty, Kasirang Andi & Suriani. (2014). Pemanfaatan Limbah Organik Menjadi Kompos. Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH : Volume 5, Nomor 2, Desember 2014.

Simarmata, Tualar. (2022). Pemanfaatan Limbah Pertanian. Retrieved from https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/LUHT445003-M1.pdf.

Diakses pada tanggal 07 Desember 2022.

Tania. (2020). Akibat Kuota Habis, Petani Beralih ke Pupuk Nonsubsidi. Retrieved from https://www.neurafarm.com/blog/InfoTania/Kebijakan%20Pertanian/akibat- kuota-habis-petani-beralih-ke-pupuk-nonsubsidi. Diakses pada tanggal 07 Desember 2022.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2023 Jurnal Bina Desa

Jurnal Bina Desa
p-ISSN 2715-6311  e-ISSN 2775-4375

Published by Pusat Pengembangan KKN, LPPM, Universitas Negeri Semarang
Support by Unnes Journals, part of the Universitas Negeri Semarang.

Unnes Logo