Pasukan Askariyah sebagai Suara Subaltern Korban Konflik Aceh dalam Cerpen Safrida Askariyah

Santi Andayani(1),


(1) 

Abstract

Konflik yang melanda Aceh dari tahun 1976 hingga tahun 2005 telah meninggalkan luka yang dalam bagi sejarah nasional Indonesia. Banyak terjadi kasus pelanggaran HAM seperti pembunuhan, perkosaan, penculikan baik yang dilakukan oleh Pasukan GAM maupun TNI. Untuk merebut kedaulatan, GAM membentuk pasukan-pasukan khusus  seperti Pasukan Askariyah yang beranggotakan para janda dan  gadis-gadis remaja sebagai  bala tentara. Kisah-Kisah perjuangan para wanita Aceh yang tergabung dalam Pasukan Askariyah terepresentasikan pada cerpen Safrida Askariyah karya Alimuddin yang dimuat di Kompas pada 8 Oktober 2006. Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah Pasukan  Askariyah telah bisa menyuarakan suara subaltern yang dalam cerpen ini direprentasikan oleh tokoh utama Safrida sebagai suara wanita yang tertindas?. Penelitian ini merupakan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka. Sumber data primer adalah cerpen Safrida Askariyah. Analisis data dilakukan dengan metode deskriptif analisis. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi sastra serta pandangan Spivak mengenai subaltern. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pasukan Askariyah yang direpresentasikan oleh tokoh Safrida ternyata tidak mampu menyampaikan suara subaltern para wanita korban konflik Aceh. Hal ini dibuktikkan dengan lenyapnya pasukan Askariyah, teralienasi dari masyarakat, dan tidak diakuinya keberadaan mereka di tengah masyarakat saat ini.

The conflict that happened in Aceh from 1976 to 2005 has left deep wounds for Indonesia’s  national history. Many cases of human rights violations such as murder, rape, kidnappings  committed by both GAM and TNI troops.To seized sovereignty, GAM established special  forces such as the Askariyah Force, which consisted of widows and teenage girls. The stories of the struggle of Acehnese women who are members of the Askariyah Force are represented in the short story of Safrida Askariyah by Alimuddin published in Kompas on October 8, 2006.  The problem of the research is whether the Askariyah Forces have been able to convey the subaltern voices that in this short story is represented by the main character of Safrida? This research is qualitative research. Data collections was done by literature study. The primary data source is short story Safrida Askariyah. Data analysis was done by descriptive analysis method. This research used  the approach of the sociology literature and Spivak’s view of the subaltern. The results showed that the Askariyah troops represented by the Safrida figures were not able to convey the subaltern voices of women of the Aceh conflict. This were evoked by the disappearance of the Askariyah Forces, Safrida was alienated from the community, and Askariyah Forces existence  was not recognized in nowdays society.

Keywords

DOM; GAM; Pasukan Askariyahs; TNI; Subaltern

References

Djumala, Darmansjah. (2013). Soft Power untuk Aceh Resolusi Konflik dan Politik Desentralisasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Morton, Stephen. (2008). Gayatri C Spivak:. Etika Subaltern dan Kritik Penalaran Poskolonial. Yogyakarta: Penerbit Pararton.

Wellek, Rene & Warren, Austin. (1990). Teori Kesusastraan. Jakarta: PT. Gramedia.

Cerpen Safrida Askariyah. Diakses tanggal 2 Februari 2018 dari https://cerpenkompas.wordpress.com/2006/10/

Juliastuti, Nuraini. 2009. Membaca Gayatri Chakravorty Spivak. Diakses tanggal 12 Februari 2018 dari http://kunci.or.id/articles/membaca-gayatri-chakravorty-spivak/

Laskar Inong Menyabung Nyawong. Diakses tanggal 12 Februari 2018 dari http://kerajaanpasai.blogdrives.com/archive/675.html).

Sofyan Ibrahim Tiba SH (Wakil GAM di KBMK): GAM Masih Memerlukan HDC dari KONTRAS No. 125 TAHUN IV 21 - 27 FEBRUARI 2001 . Diakses tanggal 12 Februari 2018 dari https://www.library.ohio.edu/indopubs/2001/02/23/0070.html

Spivak merespon globalisasi atau standarisasi nilai tunggal. Diakses tanggal 12 Februari 2018 dari http://siti-alvi-fisip12.web.unair.ac.id/20tunggal.html

Feminisme Liberal. Diakses tanggal 10 Februari 2018 dari http://digilib.unila.ac.id/448/4/BAB%20II.pdf

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.